Inilah Daftar Pembentuk Perilaku Kita
Oleh Hamid Basyaib
BELUM kunjung tamat saya membaca “Behave” karya Robert Sapolsky — sebuah perjalanan monumental ke dalam suatu jalinan rumit perilaku manusia. Buku ini menyelami interaksi antara biologi, lingkungan, dan pengalaman. Ia menantang asumsi kita dan menyajikan wawasan yang memikat tentang apa yang membuat kita bergerak.
Syukurlah ada seseorang dari sebuah kelompok pecinta buku yang menyarikan beberapa pelajaran terpenting yang dapat kita petik dari buku yang memprovokasi pemikiran ini. Ringkasannya:
Mitos Kehendak Bebas
Sapolsky meruntuhkan ide kehendak bebas (free will) sebagai pilihan sadar. Keputusan kita, menurutnya, dibentuk oleh interaksi kompleks antara bias bawah-sadar, adaptasi evolusioner, dan situasi mendesak. Memahami kekuatan tersembunyi ini dapat membantu kita mengembangkan kesadaran-diri dan membuat pilihan yang lebih informasional.
Alam vs. Asuhan: Dikotomi Palsu
Sapolsky membantah debat klasik soal alam vs. asuhan (nature vs nurture). Perilaku kita, katanya, adalah hasil tarian rumit antara gen kita dan lingkungan kita. Pengalaman di usia dini kita — terutama stres dan trauma — meninggalkan bekas yang awet di otak kita. Ia memengaruhi segalanya, mulai dari sifat kepribadian hingga kerentanan kita terhadap gangguan mental.
Kekuatan Hormon
Dari testosteron hingga oksitosin, hormon berperan penting dalam membentuk perilaku kita. Sapolsky menjelajahi bagaimana agen kimiawi ini memengaruhi agresi, empati, ikatan sosial, dan bahkan respons kita terhadap ideologi politik.
Biologi Moralitas
Apakah moralitas murni konstruksi sosial? Sapolsky menyelami akar evolusioner dari perasaan kita tentang benar dan salah, menyarankan bahwa empati dan kerjasama mungkin tertanam dalam pada biologi kita. Memahami kecenderungan-kecenderungan yang terkendali ketat ini dapat membantu kita mendorong dunia yang lebih etis dan penuh kasih.
Melampaui Label
Sapolsky mendorong kita untuk melampaui label sederhana seperti “kasar” atau “sakit jiwa.” Perilaku manusia bersifat nuansa/spektrum dan kompleks, dibentuk oleh konstelasi faktor-faktor yang unik. Dengan memupuk empati dan pemahaman, kita dapat melampaui stereotip dan terhubung satu sama lain dengan lebih dalam.
Pentingnya Konteks
Perilaku kita tidak pernah terisolasi. Ia adalah produk dari konteks spesifik yang kita temui – budaya kita, latar belakang sosioekonomi, dan bahkan rangsangan segera yang kita alami. Mengakui kekuatan konteks ini memungkinkan kita membangun masyarakat yang lebih penuh kasih dan inklusif.
Membangkitkan Rasa Ingin Tahu
Mungkin pelajaran terkuat dari “Behave” adalah pentingnya pikiran yang ingin tahu. Dengan membina rasa ingin tahu kita tentang diri kita dan orang lain, kita dapat melepaskan diri dari bias, menantang asumsi, dan memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang pengalaman manusia dalam segala kompleksitasnya.
“Behave” adalah bacaan yang menantang dan memuaskan. Buku ini membekali kita dengan penghargaan mendalam terhadap kekuatan rumit yang membentuk tindakan kita dan mendorong kita untuk saling mendekat dengan empati dan pemahaman.
Dengan menghayati pelajaran yang ditawarkan oleh Robert Sapolsky, kita dapat memulai perjalanan penemuan-diri dan berkontribusi pada pembentukan dunia yang lebih manusiawi
Pingback: Strategi Menghadapi Budaya Kerja Toxic - DUNIA PENDIDIK