Sekolah

Revitalisasi Kurikulum di SMA

Advertisements

Penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa dari kurikulum SMA sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka telah menjadi topik hangat sejak awal tahun ajaran baru 2024/2025. Kebijakan ini diperkenalkan sebagai bagian dari kurikulum prototipe, yang merupakan salah satu opsi pendidikan selama masa pandemi untuk sekolah yang memilih menerapkannya.

Memberikan Ruang bagi Pengembangan Karakter dan Kompetensi Siswa

Menurut Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Kurikulum Merdeka bertujuan memberikan ruang lebih besar bagi pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Dengan demikian, siswa kelas 11 dan 12 dapat lebih leluasa memilih kombinasi mata pelajaran yang sesuai dengan minat mereka, dengan bantuan guru BK.

“Misalnya, siswa yang berminat pada bidang teknik dapat memilih Matematika lanjutan dan Fisika lanjutan tanpa harus mengambil Biologi. Mereka dapat mengkombinasikan ini dengan mata pelajaran IPS, Bahasa, dan kecakapan hidup, yang mendukung minat dan rencana karier mereka,” ujar Nino pada Senin (20/12/2021).

Kelompok Utama Struktur Mata Pelajaran

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikburistek) No. 12 Tahun 2024, dijelaskan bahwa struktur mata pelajaran kelas 11 dan 12 SMA, MA, dan yang sederajat terbagi menjadi dua kelompok utama: mata pelajaran umum dan mata pelajaran pilihan. Semua siswa wajib mengikuti mata pelajaran dalam kelompok umum, sedangkan sekolah wajib menyediakan paling sedikit 7 mata pelajaran pilihan.

Kelompok mata pelajaran umum mencakup mata pelajaran seperti Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan lain-lain. Sementara itu, kelompok mata pelajaran pilihan mencakup berbagai pilihan seperti Bahasa Asing, Ilmu Pengetahuan Alam, Ekonomi, Fisika, Kimia, Matematika Tingkat Lanjut, dan sebagainya.

Mengurangi Diskriminasi Terhadap Siswa

Penghapusan jurusan IPA dan IPS juga diharapkan mengurangi diskriminasi terhadap siswa dalam proses seleksi masuk perguruan tinggi, sehingga semua lulusan SMA dan SMK Kurikulum Merdeka memiliki kesempatan yang setara untuk melamar di semua program studi melalui jalur tes.

Baca juga : Transformasi Sekolah Menuju Kesehatan Holistik

Penerapan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2024 ini telah mencapai tingkat partisipasi yang signifikan, mencakup sekitar 90-95% dari total sekolah dasar, menengah pertama, dan menengah atas/kejuruan di seluruh Indonesia.

Dengan demikian, langkah penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa tidak hanya bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif dan fleksibel, tetapi juga untuk mempersiapkan siswa Indonesia menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. Semoga informasi ini bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *