Bhinneka Tunggal Ika: Simbol Persatuan dalam Keberagaman
Indonesia, sebagai negara kepulauan, menonjolkan diri sebagai salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” memainkan peran penting sebagai simbol persatuan, perekat bangsa, menyatukan beragam daerah dengan berbagai tradisi dan budaya.
Namun, seringkali makna dari semboyan ini terabaikan. Beberapa tahun terakhir, Indonesia telah diuji dengan konflik antarsuku, agama, dan golongan. Banyak yang melupakan bahwa semboyan ini telah ada jauh sebelum kemerdekaan Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika: Simbol Persatuan
Bhinneka Tunggal Ika, sebuah frasa yang berasal dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular, diangkat sebagai semboyan negara dan diabadikan dalam lambang negara, burung Garuda, oleh para pendiri bangsa untuk memperkokoh kesatuan Indonesia.
Keunikan Indonesia terlihat dari keragaman budaya yang tersebar di berbagai pulau. Warisan budaya ini mencakup seni, adat istiadat, bahasa daerah, kesenian, dan kepercayaan yang berbeda-beda, menjadikan Indonesia memiliki warisan budaya terbanyak di dunia.
Awal Mula Adanya Bhinneka Tunggal Ika
Sebelum kemerdekaan, berbagai kerajaan berdiri di seluruh Nusantara. Salah satunya adalah Kerajaan Majapahit, yang memiliki pengaruh besar di Pulau Jawa. Bhinneka Tunggal Ika pada awalnya merupakan ajaran moral untuk memupuk kerukunan antara umat Hindu dan Buddha, yang pada dasarnya memiliki prinsip-prinsip ajaran yang berbeda.
Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit berhasil menerapkan ajaran ini dengan bijaksana, menciptakan masyarakat yang hidup dalam perdamaian dan kemakmuran. Saat penjajah datang, semboyan ini menjadi semangat persatuan dalam perjuangan melawan penjajah.
Makna Bhinneka Tunggal Ika
Setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintah menetapkan Bhinneka Tunggal Ika sebagai lambang negara melalui Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951. Makna dari Bhinneka Tunggal Ika adalah “berbeda-beda tetapi tetap satu”. Semboyan ini menegaskan persamaan di tengah perbedaan, menjadikan persatuan sebagai landasan utama bangsa Indonesia.
Namun, di era digital ini, banyak yang kurang memahami makna sejati Bhinneka Tunggal Ika. Pengaruh radikalisme dan intoleransi yang menyebar di media sosial dan internet seringkali memicu konflik. Kita perlu kembali kepada nilai-nilai Pancasila dan tidak melupakan sejarah perjuangan bangsa. Bhinneka Tunggal Ika adalah kekuatan yang telah mengantar Indonesia keluar dari masa kegelapan penjajahan. Kita harus memelihara persatuan dan toleransi antar agama dan suku bangsa sebagai warisan berharga dari para pendiri negara.