Al Idrisi: Tokoh Sentral dibalik Pembuatan Globe Dunia
Konsep bentuk Bumi yang bulat telah menjadi kepercayaan umum di kalangan ilmuwan Muslim pada abad pertengahan, dan kini diwujudkan dalam bentuk globe atau bola dunia yang kita kenal. Proses penciptaan globe memerlukan pemikiran, eksperimen, dan penjelajahan yang panjang, dan di sinilah peran penting Al Idrisi, seorang ilmuwan Muslim.
Profil Singkat Al Idrisi
Al Idrisi, atau lengkapnya Abu AbdAllah Muhammad Al Idrisi Al Qurtubi Al Hasani Al Sabti, lahir di Ceuta, Spanyol pada tahun 1100. Ia dikenal luas di Eropa dengan nama Dresses. Al Idrisi juga dikenal sebagai keturunan Nabi Muhammad, sebuah fakta yang dicatat dalam buku-buku sejarah seperti “Trade, Travel, and Exploration in the Middle Ages” dan “Medieval Islamic Civilization: An Encyclopedia”.
Kontribusi Besar Al Idrisi
Pemikiran Al Idrisi tentang bentuk Bumi yang bulat membuka jalan bagi pembuatan globe. Ia memandang Bumi sebagai sebuah bola kecil di jagat raya, dengan udara mengelilinginya dari segala arah. Al Idrisi mendapatkan pendidikan di Kordoba dan melakukan perjalanan luas ke berbagai negara, mengumpulkan data geografis dari berbagai sumber.
Pembuatan Globe
Al Idrisi tidak hanya mengumpulkan data geografis, tetapi juga mencoba membuat penjelasan yang lebih akurat dari para ilmuwan sebelumnya. Setelah 15 tahun pengumpulan data, Al Idrisi menciptakan globe pertama yang terbuat dari perak. Globe ini memiliki diameter sekitar 80 inci dan berat sekitar 400 kilogram, dengan 70 lembar peta datar yang disambungkan dalam koordinat astronomi.
Keakuratan dan Kekuatan Globe Al Idrisi
Globe Al Idrisi dianggap sebagai yang paling akurat selama 300 tahun. Ia melengkapi globe dengan kitab megah berjudul “Nuzhat Al Mushtaq Fi Ikhtiraq Al Afaq” atau “Buku Perjalanan yang Menyenangkan ke Negeri-negeri yang Jauh”, yang lebih dikenal dengan nama “The Book of Roger” atau “Tabula Rogeriana”. Kitab ini berisi catatan-catatan detil tentang peta dunia beserta kisah-kisah perjalanan yang menarik.
Pengaruh dan Warisan
Karya Al Idrisi bukan hanya menjadi tonggak penting dalam sejarah kartografi, tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam ilmu tanaman obat. Buku Al Idrisi yang berjudul “Kitab Al Jami li Sifat Ashtat Al Nabatat” menjadi salah satu karya penting dalam bidang ini.
Meskipun globe pertamanya pecah pada 1160, upaya untuk mengumpulkan kembali dan mengembangkan karya Al Idrisi terus dilakukan hingga saat ini. Nama Al Idrisi juga diabadikan dalam salah satu nama pegunungan di Pluto oleh NASA.
Al Idrisi, dengan visinya tentang bentuk Bumi yang bulat dan penciptaannya dari globe pertama, telah meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi dunia ilmu pengetahuan. Kontribusinya dalam bidang kartografi dan ilmu tanaman obat mengilhami generasi setelahnya dan menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah sains.
Pingback: Biografi Abbas Ibn Firnas & Penemuannya - DUNIA PENDIDIK
Dulu ketika masih di jenjang pendidikan dasar kami tidak pernah menayakan kebenaran dari globe yg di buat berbentuk bulat dan letak bumi yg sedemikian rupa/bisa di katakan rumit, tp ketika kita menginjak dewasa rasa keraguan molai timbul ketika tidak banyak juga seorang ulamak berpendapat bahwa bentuk bumi itu datar.