Tato Mungkin Meningkatkan Risiko Kanker
Tato telah menjadi bagian dari warisan budaya manusia selama berabad-abad, tidak hanya sebagai bentuk seni tubuh, tetapi juga sebagai sarana untuk mengekspresikan identitas, menceritakan kisah, dan mencerminkan keyakinan seseorang.
Menurut survei Pew Research tahun 2023, satu dari tiga orang di Amerika Serikat memiliki setidaknya satu tato, menunjukkan popularitas yang terus meningkat dari seni tubuh ini di beberapa negara di dunia.
Penelitian dari Universitas Lund di Swedia
Namun, sebuah penelitian baru-baru ini dari Universitas Lund di Swedia telah menyoroti sebuah potensi risiko tersembunyi dari tato: peningkatan risiko terkena kanker limfoma, sebuah bentuk kanker yang menyerang sistem limfosit, sel darah putih penting yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
Dalam laporan penelitian yang diterbitkan di jurnal eClinicalMedicine, dilaporkan bahwa orang yang memiliki tato memiliki risiko 21% lebih tinggi untuk mengembangkan kanker limfoma dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki tato. Penelitian ini melibatkan analisis data dari 11.905 partisipan, termasuk orang-orang yang telah didiagnosis dengan kanker limfoma.
Peneliti memastikan bahwa partisipan dengan diagnosis kanker limfoma kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang memiliki karakteristik demografis yang serupa tetapi tidak memiliki riwayat kanker. Melalui kuesioner tentang gaya hidup, peneliti menilai apakah mereka memiliki tato atau tidak.
Perlu Penelitian Lebih Lanjut tentang Peningkatan Risiko Kanker Akibat Tato
Christel Nielsen, pemimpin penelitian ini, menyatakan bahwa meskipun belum ada penjelasan pasti tentang mengapa risiko kanker limfoma meningkat pada individu dengan tato, kemungkinan ada hubungan antara respons tubuh terhadap tinta tato dan perkembangan kanker.
“Tinta tato, saat disuntikkan ke dalam kulit, dianggap sebagai zat asing oleh tubuh dan memicu respon kekebalan tubuh,” ungkap Nielsen. “Sebagian besar tinta tato akan diangkut dari kulit ke kelenjar getah bening untuk disimpan, dan ini mungkin menjadi faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko kanker limfoma pada individu dengan tato.”
Meskipun demikian, Nielsen menekankan bahwa ini hanya asumsi awal, dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme pasti yang terlibat dalam peningkatan risiko kanker pada individu dengan tato. Studi lanjutan akan membantu menentukan apakah peradangan ringan yang disebabkan oleh tato berperan dalam memicu perkembangan kanker, atau apakah ada faktor lain yang terlibat.
Baca juga : Evolusi Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
Artikel ini menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak potensial dari tato terhadap kesehatan manusia secara keseluruhan, sementara juga memberikan wawasan tentang hubungan yang mungkin antara seni tubuh ini dan risiko kanker yang lebih tinggi.