Penelitian

Pakar UGM Ungkap Faktor Rendahnya Konsumsi Energi Listrik di Indonesia

Advertisements

Di tengah perkembangan modern, listrik telah menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat Indonesia. Namun, meski peranannya sangat krusial, tingkat konsumsi energi listrik di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

Berdasarkan data yang ada, konsumsi listrik menjadi salah satu indikator kesejahteraan suatu negara. Menariknya, meski Filipina, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste tidak jauh lebih baik dari Indonesia dalam hal konsumsi listrik, negara-negara seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, Laos, Singapura, dan Brunei Darussalam memiliki rata-rata konsumsi listrik yang jauh lebih tinggi.

 Faktor Penyebab Rendahnya Konsumsi Listrik di Indonesia

Dr. Rachmawan Budiarto, dosen Teknik Fisika di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus peneliti energi terbarukan, menjelaskan bahwa rendahnya konsumsi listrik di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pertumbuhan sektor industri yang belum optimal.

“Kita belum mencapai level industrialisasi yang tinggi. Ini berimplikasi pada konsumsi energi listrik untuk aktivitas ekonomi yang juga belum maksimal,” jelas Rachmawan dalam laman resmi UGM, yang dikutip pada Sabtu (5/10/2024).

Lebih lanjut, Rachmawan menilai bahwa upaya pemerintah dalam mempercepat rasio elektrifikasi (RE) hingga mendekati angka 100% juga masih belum berhasil. Rasio elektrifikasi sendiri merupakan perbandingan jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber listrik, baik dari PLN maupun non-PLN, dengan total jumlah rumah tangga. “Kondisi ini berujung pada rendahnya konsumsi listrik per kapita,” tambahnya.

 Strategi untuk Meningkatkan Konsumsi Energi Listrik

Agar konsumsi energi listrik dapat meningkat, Rachmawan mengemukakan beberapa langkah strategis. Pertama, peningkatan pasokan energi perlu dilakukan, terutama di wilayah rural dan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Selain itu, program industrialisasi harus ditingkatkan untuk mendorong konsumsi listrik yang lebih tinggi.

“Sektor industri adalah sektor yang sangat bergantung pada penggunaan energi,” ungkap Rachmawan.

Menurut data, pada tahun 2019, sektor industri menyerap lebih dari 30% dari total konsumsi listrik di Indonesia. Rachmawan memprediksi bahwa hingga tahun 2050, permintaan listrik di sektor ini akan tetap dominan.

Lebih jauh, Rachmawan juga menekankan pentingnya menjalankan program konservasi energi. “Melalui konservasi energi, kita dapat mencapai nilai tambah yang tinggi dari aktivitas ekonomi yang dihasilkan dari konsumsi energi,” tuturnya.

Baca juga : Perubahan Drastis Manusia di Usia 44 Tahun

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa rendahnya konsumsi energi listrik di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari tingkat industrialisasi yang masih rendah hingga rasio elektrifikasi yang belum optimal. Untuk meningkatkan konsumsi listrik, diperlukan langkah-langkah strategis yang mencakup peningkatan pasokan energi dan program industrialisasi yang lebih agresif.

Dengan mengoptimalkan penggunaan energi, diharapkan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat, dan Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain di Asia Tenggara dalam hal konsumsi listrik. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya konsumsi energi yang efisien juga menjadi kunci dalam mencapai tujuan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *