Pakar BRIN Ungkap Jenis Keong yang Berpotensi Jadi Obat Herbal
Keong, yang termasuk dalam kelompok hewan Mollusca, memiliki potensi besar sebagai obat herbal. Peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ayu Savitri Nurinsiyah, menjelaskan bahwa ada lima jenis keong yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional. Penemuan ini hasil dari penelitian Ayu mengenai keanekaragaman keong darat dan manfaatnya.
Menurut Ayu, “Lima kelompok ini sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menyembuhkan luka, asma, dan berbagai penyakit lainnya,” seperti yang dilaporkan di laman BRIN pada Senin (7/10/2024). Kelima jenis keong yang dimaksud adalah Lissachatina fulica, Amphidromus palaceus, Dyakia rumphii, Ampullariidae, dan Viviparidae.
Keong Darat sebagai Sumber Obat
Ayu melakukan penelitian ini bersama mahasiswa doktoral dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang fokus pada etnomalakologi, yaitu studi mengenai pemanfaatan moluska dalam tradisi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keong darat masih digunakan oleh beberapa orang sebagai obat tradisional, dan penelitian juga mengeksplorasi potensi keong darat sebagai bahan dasar untuk obat modern.
Lendir keong terbukti memiliki sifat antibakteri, yang dapat digunakan untuk mengobati luka, infeksi, dan beberapa jenis penyakit kulit. Beberapa peneliti meyakini bahwa lendir keong dapat mempercepat proses penyembuhan, sehingga Ayu percaya bahwa pemanfaatan keong untuk obat herbal bisa menjadi alternatif bagi obat kimia.
Keong dalam Dunia Kosmetik
Selain penggunaannya sebagai obat, Ayu juga menyoroti potensi keong sebagai bahan kosmetik. Di negara-negara maju seperti Prancis, keong darat bahkan dijadikan bahan makanan mewah. Keong darat mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat dalam perawatan kulit. Kandungan kolagen dan elastin dalam lendir keong dapat membantu menjaga kelembaban kulit serta merangsang pertumbuhan sel baru. Selain itu, manfaat penting lainnya adalah kemampuan lendir keong dalam mencegah penuaan dini.
Tantangan dalam Riset Keong di Indonesia
Ayu mencatat bahwa ada sekitar 126.316 spesies keong di seluruh dunia, dengan lebih dari 5.000 spesies di Indonesia. Di antara jumlah tersebut, terdapat 1.294 spesies keong darat, dengan 595 di antaranya tergolong endemik. Pulau Jawa menjadi daerah dengan spesies keong terbanyak di Indonesia, di mana dari 263 jenis, 104 di antaranya dapat ditemukan di Pulau Jawa dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Beberapa spesies hanya dapat ditemukan di daerah tertentu, seperti Pegunungan Halimun di Jawa Barat.
Keanekaragaman ini tidak hanya terlihat dari jumlah spesies, tetapi juga dari variasi morfologis, habitat, dan perilaku ekologis. Beberapa keong darat dapat hidup di lingkungan kering dan berbatu, sementara yang lain lebih menyukai daerah lembab seperti sekitar sungai atau air terjun.
Baca juga : Lebih Dulu: Ayam atau Telur? Inilah Jawabannya
Namun, tantangan riset terkait keong di Indonesia tetap ada. Banyak masyarakat yang masih memandang keong sebagai hama dan melakukan upaya pemberantasan. Untuk itu, BRIN terus berupaya melakukan penelitian dan konservasi yang berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa keanekaragaman ini tetap terjaga dan dapat dimanfaatkan secara bijaksana demi kesejahteraan masyarakat serta pelestarian lingkungan.
Dengan potensi yang besar dan tantangan yang dihadapi, riset tentang keong di Indonesia masih sangat relevan dan perlu didorong untuk menggali lebih dalam manfaat yang dapat dihasilkan dari keanekaragaman hayati ini.

