Apakah Musik Dapat Mempercepat Pertumbuhan Tanaman?
Dalam banyak film animasi yang kita tonton semasa kecil, sering kali kita melihat adegan di mana tanaman tumbuh pesat hanya karena mendengarkan alunan musik. Namun, bagaimana dengan dunia nyata? Para ilmuwan telah melakukan penelitian untuk membuktikan apakah fenomena ini memiliki dasar yang nyata.
Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa suara dapat merangsang aktivitas jamur yang berperan dalam pertumbuhan tanaman. Temuan ini membuka kemungkinan bahwa musik dapat memberikan manfaat bagi perkembangan tanaman dan kebun secara keseluruhan.
Perdebatan mengenai apakah memutar karya Mozart dengan keras dapat membantu tanaman tumbuh telah berlangsung cukup lama. Salah satu acara TV di Amerika Serikat, “MythBusters”, pernah mengujinya dan menemukan bahwa tanaman yang terpapar musik death metal dan musik klasik menunjukkan pertumbuhan yang sedikit lebih baik dibandingkan dengan yang dibiarkan dalam keheningan. Namun, hasil tersebut dianggap tidak cukup meyakinkan.
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Biology Letters, para ilmuwan menunjukkan bahwa peran stimulasi akustik dalam mendukung pemulihan ekosistem dan menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan masih perlu dieksplorasi lebih lanjut.
Suara dan Pertumbuhan Jamur yang Terbukti
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan efek suara pada bakteri E. coli, dan tim peneliti dari Australia kini berfokus pada dampak suara terhadap laju pertumbuhan serta produksi spora jamur Trichoderma harzianum. Jamur ini dikenal luas dalam pertanian organik karena kemampuannya melindungi tanaman dari patogen, meningkatkan kualitas tanah, serta mendorong pertumbuhan.
Untuk tujuan penelitian, para ilmuwan menciptakan bilik suara kecil yang menampung cawan petri berisi jamur. Mereka memilih untuk memutar “TinnitusFlosser Masker pada 8 kHz”, yaitu audio dari salah satu video white noise di YouTube yang dirancang untuk meredakan bunyi dering di telinga atau membantu bayi tidur.
Penulis utama studi, Jake Robinson dari Universitas Flinders, Australia, menjelaskan, “Bayangkan suara dari radio jadul yang mencari saluran.” Dia menambahkan bahwa pemilihan suara monoton tersebut bertujuan untuk menciptakan kondisi eksperimental yang lebih terkontrol. Namun, dia juga mencatat bahwa mungkin suara alam yang lebih beragam bisa memberikan hasil yang lebih baik.
Meskipun penelitian ini belum memberikan jawaban pasti, para ilmuwan mengusulkan beberapa kemungkinan yang dapat menjelaskan fenomena ini. Salah satunya adalah bahwa gelombang akustik dapat diubah menjadi muatan listrik yang merangsang aktivitas jamur melalui apa yang dikenal sebagai efek piezoelektrik.
Baca juga : 8 Tanda Anak Punya IQ Rendah: Perhatikan Cara Bicara dan Belajarnya!
Teori lain menyatakan bahwa mekanoreseptor kecil pada membran jamur bisa jadi berperan. Reseptor ini mirip dengan ribuan mekanoreseptor yang ada di kulit manusia, yang membantu kita merasakan tekanan atau getaran. “Mungkin gelombang suara ini merangsang mekanoreseptor pada jamur, yang kemudian memicu rangkaian reaksi biokimia yang dapat mengaktifkan atau menonaktifkan gen, termasuk gen yang berperan dalam pertumbuhan,” jelas Robinson.
“Penelitian awal kami menunjukkan bahwa jamur merespons suara, tetapi kami masih belum mengetahui apakah ini memiliki dampak positif bagi tanaman. Itulah yang akan menjadi fokus penelitian selanjutnya,” tambahnya.
Ke depan, Robinson dan timnya berencana untuk menyelidiki lebih lanjut apakah manusia dapat mempercepat proses pemulihan tanah melalui suara alam. “Ada banyak pertanyaan penting yang masih harus kami jawab,” tutupnya.
Melalui penelitian ini, kita diingatkan bahwa hubungan antara suara, musik, dan pertumbuhan tanaman mungkin jauh lebih kompleks dan menarik daripada yang kita bayangkan selama ini. Mari kita tunggu perkembangan berikutnya dalam penelitian ini!

