Orang Indonesia Gunakan Makanan untuk Atasi Stres
Sebuah survei baru-baru ini yang dilakukan oleh Health Collaborative Center (HCC) telah mengungkapkan bahwa hampir setengah, tepatnya 47 persen, dari penduduk Indonesia memiliki kebiasaan menggunakan makanan sebagai cara untuk mengatasi stres, sebuah fenomena yang dikenal sebagai emotional eating.
Mindful Eating Study
Penelitian ini, yang berjudul “Mindful Eating Study,” dipimpin oleh peneliti utama, Ray Wagiu Basrowi. Dalam sebuah konferensi pers di Jakarta Selatan, Basrowi mengungkapkan hasil menarik dari survei tersebut. “Temuan kami menunjukkan bahwa 47 persen dari responden cenderung menggunakan makanan sebagai respons terhadap stres,” kata Basrowi.
Survei ini melibatkan 1.158 responden dari 20 provinsi di Indonesia, dengan rentang usia antara 20 hingga 59 tahun. Mereka diminta untuk menjawab serangkaian kuesioner yang dirancang untuk mengukur pola makan mereka, termasuk kuesioner tentang perilaku emotional eating.
Hasilnya menunjukkan bahwa 47 persen dari responden melaporkan kecenderungan untuk melakukan emotional eating. Artinya, dari setiap 10 orang yang Anda temui, sekitar 4-5 di antaranya cenderung mengonsumsi makanan sebagai respons terhadap stres.
Baca juga : Mengapa Manusia Takut pada Hantu
Perbedaan Mindful Eating dan Emotional Eating
Penelitian ini juga menyoroti perbedaan antara dua tipe perilaku makan: mindful eating dan emotional eating. Sebanyak 53 persen dari responden dikategorikan sebagai mindful eater, sementara 47 persen sisanya masuk dalam kategori emotional eater.
Mindful eating merupakan pola makan yang dilakukan dengan penuh kesadaran, di mana seseorang mengonsumsi makanan dengan memperhatikan kandungan nutrisi dan dampaknya bagi kesehatan. Di sisi lain, emotional eating terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan sebagai respons terhadap emosi atau stres, tanpa memperhatikan aspek nutrisi atau dampak kesehatannya.
Basrowi menekankan bahwa kebiasaan mindful eating cenderung memberikan dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental seseorang. Sementara itu, perilaku emotional eating dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit metabolik dan masalah kesehatan lainnya.
Dengan demikian, survei ini memberikan gambaran yang cukup jelas tentang kecenderungan perilaku makan di kalangan penduduk Indonesia. Dengan lebih memahami pola makan yang sehat dan sadar, diharapkan kita dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.