Sekolah

Menyelaraskan Kurikulum SMK dengan Industri Game

Advertisements

Sejumlah jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) semakin relevan dengan kebutuhan industri game, seperti Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim (PPLG), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), dan Desain Komunikasi Visual (DKV). Pertanyaannya, apakah lulusan SMK benar-benar bisa langsung bekerja di industri game?

Peluang Besar bagi Lulusan SMK

Menurut CEO Gamecomm Indonesia, Sere Kalina, lulusan SMK memiliki peluang besar untuk masuk ke industri game. Kalina menyatakan harapannya agar para lulusan bisa langsung terjun ke studio game atau bahkan mendirikan studio game mereka sendiri setelah menyelesaikan magang dan pendidikan di sekolah.

“Gamecomm juga siap untuk membantu dalam hal pendanaan karena pengembangan game membutuhkan investasi,” ujarnya dalam sebuah acara di Jakarta.

Langkah konkret untuk mengintegrasikan kurikulum SMK dengan kebutuhan industri game telah diambil. Gamecomm telah menjalin kerja sama dengan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, untuk menyelaraskan kurikulum dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja vokasi di industri game. Namun, menurut Kalina, saat ini masih ada kesenjangan antara kurikulum saat ini dengan kebutuhan industri.

Misalnya, dalam PPLG, pengajaran tentang penggunaan Unity dan Unreal Engine perlu lebih ditingkatkan agar siswa benar-benar siap untuk menjadi pengembang game profesional. Begitu pula dengan DKV yang perlu lebih fokus menghasilkan 2D artist, 3D artist, dan spesialis UI/UX sesuai dengan permintaan industri game.

Tantangan lainnya terletak pada kurikulum RPL yang perlu diperbarui agar lebih relevan dengan kebutuhan pemrograman dalam industri game. Ini melibatkan upaya untuk mendekatkan guru dengan keahlian yang diperlukan oleh industri game.

Tujuan Program Link and Match

Gamecomm berharap untuk mendukung program “link and match” yang akan memfasilitasi lulusan vokasi untuk langsung berintegrasi dalam industri game setelah lulus. Tujuan akhirnya adalah untuk memberikan jalur karier yang mulus bagi lulusan vokasi ini, baik di studio game lokal maupun internasional, serta mendorong mereka untuk membangun studio game sendiri.

Namun, implementasi yang sukses dari integrasi ini juga memerlukan fasilitas dan infrastruktur sekolah yang memadai. Spesifikasi komputer yang memadai dan akses yang cukup untuk pembelajaran yang efektif menjadi kunci dalam menyiapkan siswa untuk tantangan industri yang kompleks.

Penyelarasan Dunia Industri dengan Dunia Pendidikan Vokasi

Menyikapi tantangan ini, Plt Direktur Mitras DUDI Kemendikbudristek, Uuf Brajawidagda, menegaskan pentingnya penyelarasan mindset antara dunia industri dan dunia pendidikan vokasi. Ia menyatakan bahwa kolaborasi yang erat antara industri dan sekolah vokasi merupakan kunci untuk memastikan bahwa lulusan vokasi memiliki keterampilan yang relevan dan siap terserap dalam dunia kerja.

Dalam rangka mencapai visi SkillsIndonesia 2045, berbagai pihak, termasuk Gamecomm dan lebih dari 30 industri lainnya, berpartisipasi dalam upaya ini untuk memajukan pendidikan vokasi di Indonesia. Melalui acara-acara seperti SkillsIndonesia 2045, generasi muda dan pemangku kepentingan dapat mengeksplorasi potensi dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan.

Kiki Yuliati, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudistek, menambahkan bahwa melalui pendekatan skilling, upskilling, dan reskilling, pihaknya bertujuan untuk meningkatkan jumlah lulusan vokasi yang siap terjun ke dalam pasar kerja yang terus berkembang. Dengan demikian, pendidikan vokasi di Indonesia diharapkan dapat menghasilkan individu-individu yang tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu berinovasi dan memimpin dalam industri kreatif.

Baca juga : Fisikawan Asal India: Cara Baru untuk Merepresentasikan Phi

Dengan demikian, penyelarasan kurikulum SMK dengan kebutuhan industri game bukan hanya sekedar teori, tetapi merupakan langkah konkret untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi tuntutan global dalam industri kreatif, termasuk industri game yang semakin berkembang pesat.

2 komentar pada “Menyelaraskan Kurikulum SMK dengan Industri Game

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *