Sekolah

Menjelajahi Alternatif Penyelesaian Konflik Sosial

Advertisements

Eh, ingat gak, guys, tentang cerita nenek yang nyuri kakao dari kebun? Yang viral itu, loh! Padahal, banyak banget, lho, cara lain buat menyelesaikan konflik sosial selain lewat jalur pengadilan. Nah, kita bakal bahas permasalahan apa aja yang muncul di Indonesia dan upaya-upaya apa aja yang bisa diambil untuk penyelesaian konflik sosial. Ayo, kita sambung bacanya!

Alternatif Penyelesaian Konflik Sosial

1. Pendekatan Mediasi

Tentu udah sering dengar istilah mediasi, tapi gimana kalo kita jelasin dalam konteks sosiologi? Mediasi tuh cara menyelesaikan konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral sebagai penengah. Misalnya, Dini yang nyuri kue di toko, tapi gak digugat ke jalur hukum karena dibantu Pak Joko.

2. Solusi Arbitrase

Arbitrase adalah cara menyelesaikan konflik dengan bantuan pihak ketiga yang netral sebagai penentu keputusan. Hasil keputusan ini didukung oleh perjanjian tertulis dari pihak yang berkonflik. Contohnya, ketika wasit memberi kartu merah buat Rano setelah ribut sama Aldo di lapangan sepakbola. Wasit ini bertindak sebagai pihak ketiga yang netral, dan keputusannya harus dihormati.

3. Penyelesaian Melalui Pengadilan (Adjudikasi)

Adjudikasi adalah cara menyelesaikan konflik lewat jalur pengadilan. Misalnya, hakim memutuskan hak asuh anak diberikan ke istri setelah perceraian.

Baca juga : Pasar Bebas: Pengertian, Tujuan, Manfaat, Dampak, dan Ciri-Ciri

4. Kompromi yang Bijak

Upaya penyelesaian konflik sosial selanjutnya adalah dengan kompromi. Kompromi artinya semua pihak berusaha mengurangi tuntutan mereka. Contohnya, Mia dan Diana yang terlibat kecelakaan, saling tuntut ganti rugi, tapi akhirnya mereka kompromi dan saling mengikhlaskan.

5. Konsiliasi untuk Kesepakatan

Konsiliasi adalah cara menyelesaikan konflik dengan upaya mempertemukan pihak yang berselisih. Misalnya, Pak RT memanggil Budi dan Damar setelah rebutan lahan parkir, untuk mencari solusi bersama.

6. Koersi sebagai Ancaman

Koersi adalah bentuk akomodasi dengan menggunakan ancaman, baik itu secara fisik maupun psikologis, untuk membuat pihak lain bergerak sesuai harapan. Contohnya, polisi menggunakan gas air mata untuk menghentikan demonstrasi yang kacau.

7. Stalemate: Pada Puncak Kesetimbangan

Stalemate adalah situasi di mana kedua belah pihak yang berkonflik punya kekuatan yang seimbang, sehingga konflik berhenti pada suatu titik. Contohnya adalah berakhirnya Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, serta konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Jadi, itu tadi beberapa cara alternatif yang bisa kita pilih untuk menyelesaikan konflik sosial. Semoga dengan mengenal berbagai opsi ini, kita bisa menangani konflik dengan lebih bijaksana, ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *