Tujuan Peniadaan Jurusan IPA-IPS di SMA
Peniadaan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di sekolah menengah atas (SMA) telah menjadi topik hangat dalam diskusi publik belakangan ini. Namun, sebenarnya kebijakan ini sudah mulai diterapkan secara bertahap sejak tahun 2021. Menurut Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, penghapusan jurusan-jurusan ini merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka.
“Peniadaan jurusan di SMA merupakan bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka yang sudah dimulai sejak tahun 2021,” ungkap Nino kepada detikEdu pada Kamis (18/7/2024).
Satu tahun setelahnya, sekitar 50% sekolah telah menerapkan Kurikulum Merdeka. Saat ini, sekitar 90-95% sekolah SD, SMP, dan SMA/SMK juga telah mengikutinya.
Tujuan Peniadaan Jurusan IPA-IPS
Tujuan dari peniadaan jurusan IPA-IPS di SMA adalah untuk memberikan keleluasaan kepada siswa dalam memilih mata pelajaran berdasarkan minat dan bakatnya. Dengan demikian, penghapusan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk fokus pada bidang yang sesuai dengan aspirasi mereka di masa depan.
“Nino menjelaskan bahwa di kelas 11 dan 12 SMA yang menerapkan Kurikulum Merdeka, siswa dapat memilih mata pelajaran lebih bebas sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan rencana studi lanjut atau karirnya,” jelasnya.
Hal ini memungkinkan siswa untuk lebih spesifik dalam mempelajari bidang yang ingin mereka geluti di masa mendatang. Sebagai contoh, siswa yang berminat pada bidang teknik dapat memilih mata pelajaran matematika tingkat lanjut dan fisika tanpa harus mengambil biologi. Sebaliknya, siswa yang berkeinginan untuk masuk kedokteran dapat fokus pada biologi dan kimia tanpa harus memilih matematika tingkat lanjut.
Mengurangi Pola Pikir Jurusan IPA Lebih Unggul
Selain itu, tujuan penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa adalah untuk mengurangi pola pikir bahwa jurusan IPA lebih diunggulkan dibandingkan jurusan lainnya dalam penerimaan di perguruan tinggi.
“Yang terjadi ketika ada pembagian jurusan adalah sebagian besar murid memilih jurusan IPA. Hal ini belum tentu dilakukan berdasarkan refleksi bakat, minat, dan rencana karirnya, melainkan karena jurusan IPA dianggap memiliki keunggulan dalam pilihan program studi di perguruan tinggi,” tambah Nino.
Proses penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka telah dimulai sejak tahun 2021. Pada waktu itu, pendidikan di Indonesia sedang menghadapi tantangan yang lebih berat akibat pandemi COVID-19. Kemudian, Kemendikbudristek mengembangkan kurikulum prototipe pada tahun 2022. Kurikulum ini dapat diadopsi oleh sekolah-sekolah yang ingin meningkatkan pengembangan karakter dan kompetensi siswa.
“Kurikulum prototipe tidak disebut sebagai Kurikulum 2022 karena pada tahun 2022 bersifat opsional. Kurikulum prototipe hanya akan diterapkan di unit pendidikan yang tertarik untuk menggunakannya sebagai alat untuk transformasi pembelajaran,” papar Nino pada detikEdu pada Senin (20/12/2021).
Keseluruhan, langkah penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA diharapkan dapat terwujud secara menyeluruh setelah semua sekolah menerapkan Kurikulum Merdeka. Perubahan ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih fleksibel dan inklusif, sejalan dengan beragam bakat dan aspirasi siswa Indonesia.