Sekolah

Klasifikasi Inflasi: Dampak dan Cara Mengatasinya

Advertisements

Setelah mengetahui pengertian dan penyebab inflasi, kali ini kita akan membahas dampak dan cara mengatasi inflasi. Inflasi dapat diperinci berdasarkan asalnya, terbagi menjadi inflasi domestik (dari dalam negeri) dan inflasi impor (dari luar negeri). Mari kita telaah keduanya.

 Inflasi dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)

Pertama-tama, mari kita bahas penyebab inflasi yang berasal dari dalam negeri. Inflasi ini sering kali berawal dari adanya defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ketika pemerintah memutuskan untuk membiayai defisit tersebut dengan mencetak uang baru, jumlah uang yang beredar di masyarakat meningkat. Hasilnya, harga barang dan jasa ikut meningkat, dan terjadilah inflasi dalam negeri.

 Inflasi dari Luar Negeri (Imported Inflation)

Sebaliknya, inflasi impor terjadi ketika harga barang dan jasa di luar negeri atau negara mitra dagang mengalami kenaikan. Kenaikan harga di luar negeri berdampak pada harga jual di dalam negeri, mengakibatkan peningkatan yang signifikan. Ini adalah salah satu varian inflasi yang memperoleh pengaruh dari pasar internasional.

 Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Keparahan

Selain berdasarkan asalnya, inflasi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya. Mari kita lihat beberapa kategori ini:

  1. Inflasi Ringan (Creeping Inflation):
    Terjadi ketika terdapat kenaikan harga barang dan jasa secara umum, tetapi tingkat kenaikannya tetap di bawah 10% per tahun. Meskipun masih dapat dikendalikan dan tidak terlalu mengganggu perekonomian, inflasi ringan tetap memberikan dampak yang dapat dirasakan, dengan kenaikan harga yang lambat.
  2. Inflasi Sedang (Galloping Inflation):
    Tingkat kenaikan harga dalam inflasi sedang lebih tinggi, berkisar antara 10-30% per tahun. Ciri-cirinya adalah terjadinya kenaikan harga yang signifikan dalam jangka waktu singkat. Meskipun belum mencapai tingkat yang menghancurkan perekonomian, inflasi sedang dapat merugikan masyarakat, terutama yang berpenghasilan tetap.
  3. Inflasi Berat (High Inflation):
    Inflasi berat terjadi ketika terdapat kenaikan harga sebesar 30-100% per tahun. Tingkat ini sudah dapat mengganggu perekonomian suatu negara, dan masyarakat lebih memilih untuk menyimpan barang daripada uang, karena inflasi lebih tinggi dari nilai bunga.
  4. Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation):
    Jenis inflasi ini dapat mencapai tingkat kenaikan harga sekitar 100% atau lebih, menyebabkan kekacauan yang sulit dikendalikan. Kebijakan moneter dan fiskal yang ekstrem sering kali diperlukan untuk mengatasi kondisi ini.

 Dampak Inflasi

Inflasi dapat membawa dampak baik dan buruk bagi masyarakat dan pemerintahan. Inflasi ringan bisa memberikan dampak positif, tetapi inflasi berat tentu saja memberikan dampak negatif. Untuk sektor tertentu, seperti penyedia jasa properti, inflasi diharapkan karena dapat meningkatkan harga aset mereka. Namun, bagi pembeli, ini dapat mengakibatkan kerugian karena harus mengeluarkan lebih banyak uang.

Tingkat inflasi yang tinggi dapat membebani perekonomian, mempengaruhi bisnis, pekerja, dan konsumen. Semua pihak harus mempertimbangkan dengan cermat dampak kenaikan harga barang dan jasa secara umum, termasuk dalam pembelian, penjualan, dan perencanaan keuangan mereka.

Baca juga : Penyebab Terjadinya Inflasi

 Cara Mengatasi Masalah Inflasi

Meskipun inflasi dapat memberikan tantangan, ada beberapa cara untuk mengatasi masalah ini melalui kebijakan fiskal, kebijakan non-moneter dan non-fiskal, serta kebijakan moneter.

  1. Kebijakan Fiskal:
    Pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi inflasi dengan mengurangi anggaran pengeluaran, meningkatkan tarif pajak, dan mengatur pinjaman.
  2. Kebijakan Non-Moneter dan Non-Fiskal:
    Pemerintah juga dapat meningkatkan hasil produksi, menetapkan harga maksimum, menstabilkan pendapatan masyarakat, mempermudah impor barang, melakukan distribusi barang, dan melakukan pengawasan.
  3. Kebijakan Moneter:
    Bank sentral (seperti Bank Indonesia) dapat menggunakan berbagai instrumen kebijakan moneter, seperti Operasi Pasar Terbuka, Politik Diskonto, Politik Uang Ketat, Politik Pembatasan Kredit, dan Politik Cadangan Kas, untuk mengatur jumlah uang beredar di masyarakat dan mengendalikan inflasi.

Dengan pemahaman tentang klasifikasi inflasi, dampaknya, dan cara mengatasi masalah ini, pemerintah dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi suatu negara. Dengan hati-hati merencanakan dan melaksanakan kebijakan moneter dan fiskal, risiko inflasi dapat diminimalkan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *