Imam Al-Zarnuji dan Pentingnya Adab dalam Menuntut Ilmu
Kitab “Ta’lim Muta’allim” karya Imam Al-Zarnuji menjadi acuan utama di banyak lembaga pendidikan Islam, termasuk pesantren tradisional di Indonesia. Kitab ini mengangkat tema pentingnya adab atau etika dalam menuntut ilmu, sebuah nilai yang sangat ditekankan dalam tradisi pendidikan Islam.
Imam Al-Zarnuji Mengajarkan untuk Menghormati Ilmu & Ulama
Imam Al-Zarnuji, seorang ulama dari Bukhara, Uzbekistan, mengajar murid-muridnya dengan duduk di tengah mereka, menunjukkan kesederhanaan dan kedekatannya dalam proses pembelajaran. Namun demikian, ada satu peristiwa menarik yang ia ceritakan kepada murid-muridnya untuk menekankan pentingnya menghormati ilmu dan ulama.
Seorang anak dari gurunya sering singgah di masjid setelah bermain di jalanan. Setiap kali Imam Al-Zarnuji melihatnya, ia bangkit berdiri untuk menghormatinya sebagai wujud penghargaan kepada gurunya. Kisah ini menunjukkan betapa dalam tradisi Islam, menghormati ilmu dan ulama merupakan tindakan yang sangat dijunjung tinggi.
“Ta’lim Muta’allim” tidak hanya menguraikan pentingnya adab dalam menuntut ilmu, tetapi juga memberikan panduan praktis tentang bagaimana seharusnya perilaku seorang pelajar terhadap guru dan ilmu yang dipelajarinya. Kitab ini menggambarkan bahwa ilmu tanpa adab akan kehilangan nilai dan bermanfaatnya.
Kontribusi Imam Al-Zarnuji dalam Bidang Pendidikan
Imam Al-Zarnuji sendiri hidup pada masa keemasan Islam, di mana madrasah dan institusi pendidikan berkembang pesat dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Ia menimba ilmu di Bukhara dan Samarkand, belajar dari beberapa guru terkemuka di masanya seperti Burhanuddin Ali bin Abu Bakar al-Marghinani dan Imam Ruknul Islam Muhammad bin Abu Bakar.
Meskipun karyanya yang terkenal, biografi Imam Al-Zarnuji masih minim diperbincangkan oleh cendekiawan. Namun, kontribusinya dalam bidang pendidikan Islam tidak dapat diragukan lagi, terutama dengan penulisan “Ta’lim Muta’allim” yang hingga kini tetap relevan.
Baca juga : Ibnu Malik, Ahli Nahwu dan Sharaf dari Andalusia
Kitab ini terbagi menjadi 13 bab yang membahas berbagai aspek penting dalam menuntut ilmu, mulai dari pengertian ilmu dan fiqih, pemilihan guru dan teman belajar, hingga adab-adab yang harus diperlihatkan kepada ilmu dan ulama. Imam Al-Zarnuji menekankan bahwa adab adalah fondasi utama yang harus dimiliki oleh setiap pelajar, karena dari adablah ilmu dapat diterima dengan baik dan memberi manfaat yang besar.
Secara keseluruhan, “Ta’lim Muta’allim” bukan hanya sekadar panduan akademis, tetapi juga sebuah karya yang membangun karakter dan moralitas bagi para pelajar Islam. Pengaruhnya masih terasa kuat di pesantren-pesantren tradisional, di mana nilai-nilai adab dalam menuntut ilmu terus diajarkan dan dijunjung tinggi oleh para guru dan kiai.