10 Negara dengan Literasi Terendah di Dunia
Banyak orang menganggap literasi hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis. Namun, definisi literasi jauh lebih luas, meliputi keterampilan dalam berbagai bidang, kemampuan mengolah informasi untuk kehidupan sehari-hari, serta penggunaan huruf untuk merepresentasikan bunyi atau kata, seperti yang didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Menurut UNESCO, literasi adalah keterampilan mendasar yang memberdayakan individu dan masyarakat, meningkatkan akses terhadap informasi, kesempatan kerja, dan inklusi sosial. Di tingkat global, tingkat literasi orang dewasa pada tahun 2021 mencapai 86,3%, tetapi ada perbedaan signifikan antar negara.
Literasi di Indonesia dan Perbandingannya dengan Negara Lain
Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang di Asia Tenggara, memiliki tingkat literasi sebesar 95,44%. Meskipun angka ini menunjukkan kemajuan yang signifikan, Indonesia masih kalah dibandingkan dengan beberapa negara tetangga di kawasan ini. Misalnya, Filipina menempati posisi ke-88 dengan tingkat literasi 96,62%, sementara Singapura berada di posisi ke-84 dengan 96,77%.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Literasi
Laporan UIS 2021 menyoroti beberapa faktor yang memengaruhi tingkat literasi suatu negara, termasuk akses terhadap pendidikan, kualitas pendidikan yang tersedia, kondisi sosial ekonomi, dan sikap budaya terhadap pendidikan. Negara-negara dengan tingkat literasi tinggi umumnya memiliki infrastruktur pendidikan yang kuat dan kebijakan yang mendukung peningkatan literasi.
Sementara itu, negara-negara dengan tingkat literasi rendah sering kali dihadapkan pada tantangan seperti kemiskinan, akses terbatas terhadap pendidikan berkualitas, dan kesenjangan gender yang masih signifikan.
10 Negara dengan Literasi Terendah di Dunia
Berikut adalah daftar 10 negara dengan tingkat literasi terendah di dunia menurut laporan UIS tahun 2021:
- Nigeria – 30%
- Guinea – 30,47%
- Sudan Selatan – 31,98%
- Mali – 33,07%
- Republik Afrika Tengah – 36,75%
- Burkina Faso – 37,75%
- Somalia – 37,8%
- Afganistan – 38,17%
- Benin – 38,45%
- Chad – 40,02%
Tantangan dan Upaya Mengatasi Literasi Rendah
Mayoritas dari sepuluh negara dengan tingkat literasi terendah terletak di Afrika Sub-Sahara, yang menunjukkan keterkaitan erat antara kondisi ekonomi dan akses pendidikan. Untuk mengatasi tantangan ini, UNESCO telah mendirikan Aliansi Global untuk Literasi (GAL), yang terdiri dari 30 negara yang berkomitmen untuk meningkatkan literasi generasi muda dan orang dewasa.
GAL bertujuan untuk mengembangkan kebijakan bersama dan investasi keuangan dalam upaya untuk mempromosikan literasi di seluruh dunia, terutama di kalangan mereka yang kurang beruntung. Melalui Kerangka Pembelajaran Seumur Hidup, GAL berfokus pada lima area strategis, termasuk kebijakan dan perencanaan, kesetaraan dan inklusi, inovasi, data dan pemantauan, serta kemitraan dan kerja sama.
Upaya seperti ini penting untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang setara dalam mengakses pendidikan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan berkontribusi lebih baik dalam masyarakat global yang semakin kompleks ini.
Baca juga : Profil Pelajar Pancasila dan Elemen Kuncinya
Dengan demikian, literasi tidak hanya menjadi indikator kemampuan membaca dan menulis semata, tetapi juga fondasi yang kuat bagi pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya suatu bangsa.