Penelitian

Ternyata Semburan Laut Bisa Prediksi Dampak Iklim Global

Advertisements

Pernah mendengar tentang semburan laut atau aerosol laut? Ini adalah partikel-partikel kecil mirip tetesan air yang muncul ketika ombak pecah di lautan. Fenomena ini mirip dengan efek yang kita rasakan ketika berada di area cuci mobil, di mana partikel air kecil terasa menyentuh kulit.

Saat semburan ini terangkat ke udara, partikel-partikelnya dapat naik hingga beberapa kilometer, berpotensi memengaruhi pembentukan awan dan keseimbangan radiasi Bumi. Keseimbangan ini mencakup jumlah energi radiasi yang dipancarkan, diserap, dan dipantulkan oleh permukaan dan atmosfer Bumi, yang semuanya berkontribusi terhadap iklim global.

Dengan latar belakang ini, para ilmuwan mulai meneliti semburan laut untuk memahami lebih lanjut dampak iklim yang mungkin dihadapi.

 Mengenal Aerosol Semburan Laut

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aerosol adalah sistem partikel halus, baik padat maupun cair, yang tersebar dalam gas atau udara, seperti asap dan kabut. Sementara itu, aerosol semburan laut merupakan jenis aerosol alami yang paling melimpah di atmosfer Bumi. Partikel-partikel ini terdiri dari garam dan dapat mengandung senyawa kimia lainnya, serta protein dan gula yang dihasilkan oleh organisme laut.

Kandungan partikel semburan laut ini juga bisa berasal dari kehidupan laut, yang pada gilirannya dapat memengaruhi bagaimana aerosol tersebut berinteraksi dengan iklim. Perubahan ukuran partikel, konsentrasi, dan komposisi dapat berdampak pada kesehatan tumbuhan dan hewan.

 Penelitian Lebih Lanjut tentang Aerosol Semburan Laut

Michael J. Lawler dari Binghamton University, Amerika Serikat, dan timnya berupaya mengukur jumlah molekul organik dalam aerosol ini untuk memahami lebih dalam pengaruh kehidupan laut terhadap komposisi aerosol semburan laut. Penelitian ini memanfaatkan data dari instrumen analisis partikel dengan spektrometri massa laser (PALMS) selama misi Tomografi Atmosfer (ATom) di Samudra Atlantik dan Pasifik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar aerosol semburan laut memiliki kandungan organik yang rendah, kurang dari 10%. Namun, partikel yang lebih kecil cenderung memiliki proporsi bahan organik yang lebih tinggi. Menariknya, jumlah bahan organik dalam partikel kecil tidak banyak berubah sepanjang musim, menunjukkan bahwa makhluk hidup mungkin tidak berpengaruh besar.

Walaupun demikian, senyawa organik dari permukaan laut tetap dapat memengaruhi cara aerosol membentuk awan, yang pada gilirannya dapat memengaruhi jumlah sinar matahari yang mencapai permukaan laut.

 Dampak terhadap Iklim dan Ekosistem

Partikel aerosol dari lautan yang berukuran kecil ini dapat memengaruhi iklim, serta kehidupan tumbuhan dan hewan di Bumi. Perubahan dalam ukuran, jumlah, dan komposisi partikel dapat mengubah kapasitas penampungan airnya. Seiring waktu, partikel aerosol semburan laut dapat menyerap lebih banyak bahan organik, dan terkadang bisa mengandung lebih dari 50% bahan organik di troposfer dibandingkan dengan lapisan batas laut.

Penelitian juga menunjukkan bahwa komponen organik yang lebih besar dari aerosol semburan laut ditemukan di lapisan atas troposfer. Hal ini mungkin disebabkan oleh reaksi kimia di atmosfer, bukan karena susunan asli aerosol yang dihasilkan oleh gelombang laut.

“Di masa depan, kami akan membahas peran molekul organik dalam produksi aerosol semprotan laut yang sangat kecil (kurang dari 0,2 mikrometer), serta meningkatkan rekonsiliasi antara pengamatan dan model numerik organik dalam aerosol semprotan laut,” ungkap peneliti.

Dengan demikian, penelitian tentang aerosol semburan laut tidak hanya memberikan wawasan baru tentang mekanisme iklim, tetapi juga menunjukkan bagaimana interaksi kompleks antara laut dan atmosfer dapat berkontribusi pada perubahan iklim global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *