Karir

Perbedaan Hard Skill dan Soft Skill

Advertisements

Ketika suatu perusahaan mencari karyawan baru, fokus utamanya seringkali pada pengetahuan teknis terkait tugas-tugas yang harus dijalankan. Keterampilan teknis ini, yang dikenal sebagai hard skill, memang sangat penting. Namun, tahukah Anda bahwa soft skill juga memiliki peran yang tak kalah krusial? Jadi, apa sebenarnya perbedaan antara soft skill dan hard skill? Untuk memahami perbedaan keduanya, langkah pertama yang perlu diambil adalah memahami definisi, konsep, dan contoh keterampilan tersebut. Mari kita eksplorasi lebih lanjut!

1. Keterampilan Teknis (Hard Skill) dan Contohnya

Keterampilan teknis, atau yang dikenal sebagai hard skill, bersifat spesifik untuk pekerjaan tertentu dan relevan dengan tingkatan dan posisi. Dengan kata lain, hard skill adalah kemampuan yang dapat dipelajari, dievaluasi, dan diukur. Setiap posisi di suatu perusahaan membutuhkan keterampilan khusus yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.

Pencari kerja dapat mengetahui hard skill yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dengan membaca persyaratan dalam lowongan pekerjaan. Sebagai contoh, seorang akuntan perlu memiliki keterampilan merekonsiliasi laporan bank, sedangkan seorang pengembang membutuhkan kemampuan pengkodean.

Beberapa contoh hard skill meliputi keterampilan bahasa, gelar akademis, sertifikat, kemampuan pemasaran digital, dan desain pengalaman pengguna (UX).

2. Keterampilan Interpersonal (Soft Skill) dan Contohnya

Berbeda dengan hard skill yang dapat diukur dengan jelas, soft skill merupakan keterampilan dan kemampuan yang sulit diukur dan tidak mudah didefinisikan. Ini mencakup keterampilan intrapersonal yang membantu seseorang berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain.

Soft skill melibatkan karakteristik kepribadian yang umumnya relevan dengan situasi sosial. Beberapa soft skill diperlukan untuk semua posisi, sementara yang lain mungkin hanya penting dalam konteks pekerjaan tertentu.

Sebagai contoh, jika Anda bekerja dalam tim yang menekankan kerja sama yang baik, kemampuan komunikasi dan jaringan yang efektif sangat penting. Namun, untuk pekerjaan teknis yang melibatkan pekerjaan mandiri, keterampilan tersebut mungkin tidak sebegitu diperlukan. Soft skill melibatkan kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, pemecahan masalah, adaptabilitas, pengambilan keputusan, kreativitas, persuasi, kerja tim, dan kecerdasan emosional.

Dari berbagai contoh soft skill tersebut, kecerdasan emosional seringkali dianggap sebagai yang paling sulit diajarkan. Kemampuan ini melibatkan empati terhadap orang lain, pengaturan emosi, dan pengembangan kesadaran diri. Kecerdasan emosional juga mencerminkan motivasi intrinsik yang dapat memberikan kontribusi pada etos kerja yang kuat.

Apa Perbedaan Antara Hard Skill dan Soft Skill?

Setelah memahami definisi keterampilan teknis dan interpersonal, kita dapat menyimpulkan perbedaan antara keduanya. Dalam hal pengukuran, hard skill dapat diukur dan dideskripsikan menggunakan angka atau kriteria ya atau tidak. Sebaliknya, soft skill lebih sulit dinilai dan biasanya dievaluasi menggunakan skala kualitatif.

Di lingkungan kerja, soft skill membantu seseorang beradaptasi dengan perubahan. Apapun posisi Anda, kemampuan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain tetap krusial. Oleh karena itu, banyak perusahaan mencantumkan beberapa soft skill dalam persyaratan rekrutmen, dan beberapa bahkan mengujinya selama wawancara.

Hard skill dapat dinilai melalui resume, portofolio, dan tugas terkait pekerjaan sebelumnya. Sementara itu, soft skill dapat dinilai melalui wawancara situasional dan perilaku, dengan mempertimbangkan karakteristik kepribadian kandidat secara keseluruhan.

Dalam dunia kerja, hard skill adalah keharusan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan posisi. Hard skill meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional perusahaan tempat Anda bekerja. Hard skill yang solid tidak hanya diapresiasi oleh perusahaan, tetapi juga dapat meningkatkan kepuasan karyawan.

Baca juga : Mengenal Kecerdasan Emosional: Ciri-ciri dan Manfaatnya

Bagaimana Cara Mengembangkan Hard Skill dan Soft Skill?

Setiap keterampilan yang dimiliki dapat dikembangkan seiring waktu. Perbedaan berikutnya antara soft skill dan hard skill adalah bagaimana cara mengembangkannya. Untuk meningkatkan keterampilan komunikasi, misalnya, Anda dapat berlatih kontak mata dan bahasa tubuh yang efektif, serta mempelajari etika komunikasi tertulis.

Soft skill kreativitas dapat ditingkatkan dengan melakukan brainstorming bersama rekan kerja, mengeksplorasi karya kreatif lainnya, dan berinteraksi dengan orang-orang kreatif.

Pengembangan hard skill lebih terstruktur karena dapat diukur dengan jelas. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan hard skill meliputi latihan rutin, analisis dan evaluasi kemajuan secara teratur, serta uji diri dengan skenario dan masalah nyata.

Pelatihan, lokakarya, seminar, dan pendidikan tinggi juga dapat membantu dalam pengembangan hard skill. Menggunakan berbagai sumber, seperti mentor yang berpengalaman, juga dapat mempercepat proses pembelajaran dan memberikan wawasan yang lebih luas.

Sebagai panduan lebih lanjut, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Mencari Mentor
Mentor yang berpengalaman dapat menjadi aset berharga dalam mengawali karier. Mereka tidak hanya memperlancar proses belajar tetapi juga memberikan pandangan berharga dari pengalaman mereka. Dengan memiliki mentor, Anda dapat mempercepat pembelajaran dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.

2. Membangun Kebiasaan Positif
Proses belajar membutuhkan waktu, dan memiliki kebiasaan positif sangat membantu. Menerapkan langsung keterampilan yang dipelajari akan meningkatkan pemahaman dan memberikan umpan balik yang berharga.

3. Berkolaborasi dengan Orang Lain
Belajar bersama orang lain dapat memberikan semangat baru dan memberikan perspektif baru. Bergabung dengan komunitas atau bekerja sama dengan sesama pembelajar dapat memperkaya proses pembelajaran Anda.

Manakah yang Lebih Diutamakan oleh Perusahaan?

Saat melamar pekerjaan, persyaratan teknis seringkali menjadi fokus utama. Sebagai contoh, seorang guru harus memiliki ijazah yang sesuai, dan seorang desainer perlu menguasai perangkat lunak desain. Ini wajar karena setiap posisi membutuhkan hard skill tertentu.

Meskipun hard skill sangat penting, perusahaan yang cerdas tahu bahwa karyawan yang sukses juga harus memiliki soft skill yang kuat. Jadi, manakah yang lebih penting? Jawabannya: keduanya sama-sama penting. Soft skill dan hard skill adalah paket lengkap yang diperlukan untuk membangun karier jangka panjang. Soft skill seperti kerja tim dan jaringan yang baik akan memperkuat kemampuan Anda untuk berkembang di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *