Peran Penting Generasi Muda dalam Reformasi Jangka Panjang
Ketika kita bicara tentang kapitalisme, tidak bisa kita lepaskan dari berbagai permasalahan yang ada: politik kroni, keserakahan, dan pandangan jangka pendek yang sering kali merugikan. Namun, untuk merombak kapitalisme, diperlukan langkah-langkah reformasi yang mendalam, bukan revolusi yang terjadi dalam semalam.
Peran Gen Z dalam Dunia Kerja
Generasi terbaru yang memasuki dunia kerja, yaitu Gen Z, memiliki pandangan yang kritis terhadap sistem korporat. Mereka enggan terlibat dalam sistem yang aturannya diragukan. Meski masih sedikit riset tentang Gen Z, namun kita tahu bahwa mereka cenderung tidak aktif secara sosial dan kurang suka bekerja dalam tim.
Namun demikian, Gen Z juga dikenal sebagai generasi yang mengedepankan komitmen etis, meski kurang cenderung melaporkan perilaku buruk di tempat kerja. Mereka khawatir akan mendapatkan perlawanan atau bahkan hukuman jika melaporkan pelanggaran.
Jadi, bagaimana Gen Z bisa menjadi agen perubahan yang efektif dalam sistem yang tidak mereka percayai?
Pentingnya kepercayaan menjadi faktor utama dalam hal ini. Studi menunjukkan bahwa semakin muda seseorang, semakin rendah kepercayaannya terhadap kebijakan korporat yang dirancang untuk mencegah perlawanan. Ini sejalan dengan pandangan bahwa Gen Z cenderung tidak percaya pada institusi secara umum.
Perlu dicatat bahwa perubahan dalam institusi tidaklah mudah. Perubahan tersebut umumnya bersifat bertahap dan melibatkan konflik antara nilai lama dan baru. Namun, perubahan ini diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang dapat beradaptasi dengan kebutuhan zaman.
Jadi, meskipun revolusi mungkin terlihat menarik bagi beberapa pihak, namun perubahan yang bermakna dan berkelanjutan lebih mungkin terjadi melalui langkah-langkah reformasi yang dilakukan secara bertahap. Kita membutuhkan pemimpin masa depan yang terbuka terhadap konsep ini dan bersedia berkomitmen dalam proses perubahan.
Baca juga : Keberagaman Gender di Startup
Perubahan akan terjadi ketika generasi muda menuntut perubahan dalam prioritas perusahaan, lebih memperhatikan kualitas produk dan kondisi kerja yang lebih baik. Selain itu, perubahan juga akan terjadi ketika individu menolak untuk membiarkan praktik-praktik lama yang tidak etis terus berlanjut.
Dalam menghadapi ketidakpercayaan generasi muda terhadap sistem, penting bagi pemerintah dan perusahaan untuk membangun kembali kepercayaan tersebut. Kepercayaan adalah kunci dalam membangun hubungan yang kuat antara individu dan institusi. Kita harus bergerak dari pandangan sempit yang hanya memperhatikan keuntungan, menuju upaya yang lebih luas dalam membangun kepercayaan yang tulus dari masyarakat.
Pingback: Mengatasi Ageism di Pendidikan Tinggi - DUNIA PENDIDIK
Generasi muda cenderung memiliki pandangan yang segar dan inovatif terhadap masalah. Mereka mampu memanfaatkan teknologi dan informasi dengan lebih efektif, sehingga dapat menciptakan solusi-solusi baru yang lebih efisien dan relevan dengan zaman.
Banyak anak muda yang memiliki kesadaran sosial yang tinggi, terlibat dalam gerakan-gerakan sosial, dan berusaha untuk memperbaiki kondisi masyarakat. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya peduli pada diri sendiri tetapi juga pada kesejahteraan orang lain.