Guru

Pedoman Kurikulum Baru: Guru Diminta Jadi Kreator Pembelajaran

Advertisements

Kementerian Agama (Kemenag) telah mengeluarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 450 Tahun 2024 mengenai pedoman implementasi kurikulum untuk jenjang Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), serta Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) mulai awal Juli 2024. Pedoman baru ini menggantikan KMA Nomor 347 Tahun 2022 yang sebelumnya mengatur Kurikulum Merdeka di Madrasah.

Tansformasi Guru Menjadi Kreator Pembelajaran

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, Thobib Al Asyhar, menekankan bahwa perubahan kurikulum ini mengharuskan guru untuk bertransformasi dari peran fasilitator menjadi kreator pembelajaran. “Guru kini diharapkan menjadi kreator pembelajaran,” ujar Thobib yang dikutip dari laman resmi Kemenag pada Jumat (2/8/2024).

Thobib menjelaskan bahwa untuk menjadi kreator, guru perlu memahami dan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Pendekatan ini mengakui perbedaan kebutuhan, minat, dan kemampuan belajar setiap siswa. “Kita menghadapi dinamika zaman yang semakin kompleks. KMA 450 hadir untuk menyiapkan generasi masa depan yang tangguh,” tambahnya. Ia juga mengingatkan agar guru tidak terjebak dalam zona nyaman yang dapat menghambat proses pembelajaran.

Baca juga : PIP Mencegah Putus Sekolah Hingga 15 Kali Lebih Efektif

Dalam proses transisi kurikulum ini, penyesuaian pada aplikasi Simpatika diperlukan untuk memastikan hak-hak guru tetap terpenuhi. Thobib menggarisbawahi bahwa Kementerian Agama telah merancang kurikulum madrasah sedemikian rupa sehingga pemenuhan beban kerja minimal 24 jam tugas mengajar per minggu dapat dicapai dengan mudah. “Kami telah melakukan penyesuaian pada aplikasi Simpatika untuk memastikan tidak ada kendala saat implementasi KMA 450 pada tahun ajaran baru 2024/2025,” ungkapnya.

Thobib berharap kurikulum baru ini dapat memenuhi target yang diharapkan, yaitu menciptakan suasana pembelajaran yang merdeka dan efektif bagi pendidik serta peserta didik. “Kami akan menyiapkan berbagai instrumen evaluasi untuk mengukur efektivitas implementasi kurikulum ini. Selain itu, strategi khusus juga akan disiapkan untuk memastikan keberhasilan implementasi secara masif,” tutup Thobib.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *