Penelitian

Merasa Mudah Ditipu? Ini Bisa Jadi Tanda Terkena Alzheimer

Advertisements

Penipuan dapat menimpa siapa saja, tetapi kemudahan untuk ditipu secara finansial ternyata memiliki kaitan dengan penyakit Alzheimer. Menurut studi terbaru dari University of Southern California (USC), orang yang mudah terjebak dalam penipuan mungkin mengalami perubahan otak yang berkaitan dengan Alzheimer. Saat ini, hampir 7 juta orang di Amerika Serikat hidup dengan penyakit ini, yang merupakan penyebab kematian kelima tertinggi pada orang berusia 65 tahun ke atas.

 Penelitian tentang Hubungan Alzheimer dan Kerentanan Finansial

Dipimpin oleh Duke Han, profesor psikologi dan kedokteran keluarga di USC, penelitian ini bertujuan untuk memahami hubungan antara tahap awal Alzheimer dan kerentanan finansial. Tim peneliti menganalisis otak 97 peserta berusia di atas 50 tahun menggunakan pemindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI) berdaya tinggi.

Penelitian ini fokus pada korteks entorhinal, yang berfungsi sebagai penghubung antara hipokampus—pusat pembelajaran dan memori—dan korteks prefrontal medial, yang mengatur emosi dan fungsi kognitif. Wilayah ini sering menjadi yang pertama mengalami perubahan pada Alzheimer, biasanya dengan penipisan seiring perkembangan penyakit.

 Temuan Penting dari Penelitian

Meskipun tidak ada peserta yang menunjukkan tanda-tanda gangguan kognitif klinis, mereka semua menjalani pemindaian MRI untuk mengukur ketebalan korteks entorhinal. Para peneliti juga menggunakan alat bernama Skala Kerentanan Eksploitasi Finansial yang Dirasakan (PFVS) untuk menilai kesadaran finansial peserta dan kerentanan mereka terhadap keputusan finansial yang buruk.

Dengan membandingkan hasil PFVS dengan ketebalan korteks entorhinal, Han dan tim menemukan korelasi signifikan: mereka yang lebih rentan terhadap penipuan finansial memiliki korteks entorhinal yang lebih tipis, terutama di antara peserta berusia 70 tahun ke atas. Penelitian sebelumnya telah mengaitkan kerentanan finansial ini dengan gangguan kognitif ringan dan demensia, serta perubahan otak yang terkait dengan Alzheimer.

 Kerentanan Finansial Bukan Indikator Pasti Alzheimer

Han menekankan bahwa meskipun temuan ini menunjukkan bahwa kerentanan finansial dapat menjadi alat untuk mendeteksi perubahan kognitif, hal ini tidak berarti bahwa mudah ditipu adalah indikator pasti dari Alzheimer atau penurunan kognitif lainnya.

“Menilai kerentanan finansial pada orang dewasa yang lebih tua dapat membantu mengidentifikasi mereka yang berada pada tahap awal gangguan kognitif ringan atau demensia, termasuk Alzheimer,” ungkap Han. Namun, dia juga mencatat bahwa kerentanan ini harus dilihat sebagai bagian dari profil risiko yang lebih besar.

 Keterbatasan Penelitian

Han mencatat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, seperti mayoritas peserta yang merupakan perempuan, berkulit putih, dan berpendidikan tinggi, yang dapat membatasi generalisasi temuan. Oleh karena itu, dia menekankan perlunya lebih banyak penelitian, termasuk studi jangka panjang dengan populasi yang lebih beragam, sebelum kerentanan finansial dapat diakui sebagai alat penilaian kognitif yang andal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *