Penelitian

Mengapa Jumlah Burung di Bumi Begitu Melimpah?

Advertisements

Saat ini, ada antara 10.000 hingga 18.000 spesies burung yang menghuni planet kita. Pertanyaan yang sering muncul adalah, mengapa jumlah burung di bumi bisa sangat banyak? Jawabannya mungkin terletak pada evolusi cepat yang terjadi setelah kepunahan dinosaurus, yang memungkinkan burung-burung ini berkembang menjadi berbagai bentuk yang kita kenal sekarang.

Evolusi Burung Pasca Kepunahan Dinosaurus

Burung pertama kali muncul setelah kepunahan massal yang mengakhiri era dinosaurus. Hewan-hewan bertulang belakang ini, yang memiliki bulu dan sayap, mulai beradaptasi dan berevolusi menjadi spesies yang sangat beragam. Namun, bagaimana proses evolusi yang begitu pesat ini terjadi tetap menjadi misteri bagi banyak ilmuwan.

Penelitian terbaru memberikan wawasan baru tentang bagaimana burung berkembang. Pada tanggal 31 Juli, jurnal Science Advances mempublikasikan sebuah studi yang mengeksplorasi perubahan genetik pada burung dan keterkaitannya dengan kepunahan massal yang terjadi di akhir periode Cretaceous.

Perubahan DNA Burung dan Kepunahan Massal

Studi ini mengungkapkan pola perubahan dalam DNA burung yang terjadi sebagai respons terhadap peristiwa kepunahan. Penulis utama studi, Jacob Berv, seorang ahli biologi evolusi dari Universitas Michigan, menjelaskan, “Kami menggunakan model statistik baru untuk mendeteksi pola perubahan dalam urutan DNA yang sebelumnya sulit teridentifikasi.”

Penelitian ini merupakan bukti pertama yang menunjukkan bagaimana perubahan genom burung langsung dipengaruhi oleh peristiwa kepunahan. Perubahan dalam DNA ini tampaknya berhubungan dengan perubahan ukuran tubuh burung dan cara mereka mengasuh anak, yang mungkin memainkan peran kunci dalam keberhasilan dan diversifikasi mereka.

Nick Longrich, seorang paleontolog dan ahli biologi evolusi di University of Bath, Inggris, menambahkan, “Secara umum, kita mungkin telah meremehkan sejauh mana peristiwa kepunahan membentuk keanekaragaman hayati modern. Kita sering kali lebih fokus pada mutasi kecil sehari-hari atau evolusi mikro, tetapi peristiwa ekstrem seperti ini memiliki dampak besar pada evolusi kehidupan di bumi.”

Perubahan dalam Ukuran dan Perilaku Burung

Penelitian ini menemukan bahwa setelah kepunahan massal, burung cenderung menjadi lebih kecil dan anak burung berkembang menjadi lebih bergantung pada pengasuhan orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa burung yang lebih kecil memerlukan lebih sedikit makanan dan dapat bertahan dengan sumber daya yang lebih terbatas.

Selain itu, terdapat peningkatan jumlah burung pemakan biji-bijian. Peningkatan ini dapat dikaitkan dengan banyaknya tanaman yang mati atau tidak dapat tumbuh akibat abu vulkanik yang menghalangi sinar matahari pada akhir Zaman Kapur. Burung dengan paruh yang dapat memanfaatkan biji-bijian ini memiliki keunggulan bertahan hidup, yang memungkinkan mereka berkembang biak dan berdiversifikasi.

Baca juga : Dampak Paparan Terik Matahari ke Kepala

Pertanyaan yang Masih Belum Terjawab

Meski penelitian ini memberikan banyak informasi berharga, beberapa pertanyaan masih belum terjawab. Berv mencatat bahwa studi ini belum mengidentifikasi semua perubahan genetik penting yang mungkin terjadi. Dia berencana untuk melakukan analisis lebih mendalam pada tingkat genom lengkap untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif.

Dengan pemahaman yang semakin mendalam tentang evolusi burung, para ilmuwan berharap dapat menjelaskan lebih lanjut bagaimana perubahan genetik dan peristiwa kepunahan masa lalu telah membentuk keanekaragaman burung yang kita saksikan hari ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *