Fisikawan Berusia 98 Tahun yang Menerima Gelar Doktor Kehormatan
Universitas Bristol, Inggris, baru-baru ini, pada Juli 2024, memberikan gelar doktor kehormatan di bidang sains kepada Rosemary Fowler. Gelar ini tidak hanya istimewa karena usianya yang sudah 98 tahun, tetapi juga karena diberikan 75 tahun setelah penemuan revolusionernya di bidang fisika partikel.
Penemuan yang Mengubah Dunia Fisika Partikel
Kisah ini dimulai pada tahun 1948, ketika Fowler, yang kala itu masih dikenal sebagai Rosemary Brown, sedang menempuh studi doktoralnya di Universitas Bristol. Saat itu, ia bergabung dengan tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Cecil Powell di laboratorium CF Powell.
Dalam upaya mereka mencari partikel fundamental baru, metode penelitian masih sangat primitif dibandingkan dengan teknologi saat ini. Salah satu metode utama untuk mempelajari partikel adalah dengan menggunakan koloid pada plat fotografi berkualitas tinggi.
Saat Fowler memeriksa salah satu piringan tersebut, ia menemukan jejak partikel yang tidak biasa dalam emulsi fotografi yang terpapar sinar kosmik tingkat tinggi. Temuan ini menunjukkan bahwa satu partikel telah meluruh menjadi tiga partikel subatomik yang dikenal sebagai “pion”. Penemuan ini bertentangan dengan teori fisika yang diterima pada saat itu.
“Saya langsung menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang baru dan sangat penting. Kami belum pernah melihat hal ini sebelumnya dalam penelitian fisika partikel,” ujar Fowler seperti dikutip dari rilis Universitas Bristol.
Fowler segera memberitahukan temuan ini kepada rekannya, Peter Fowler, yang kemudian menjadi suaminya. Penemuan ini diberi label ‘k’, yang kini dikenal sebagai kaon atau meson K. Pada masa itu, konsep fisika yang diterima luas adalah paritas, yaitu prinsip bahwa partikel harus memiliki simetri cermin, sehingga tidak mungkin ada partikel yang berakhir dengan bilangan ganjil.
Sebelumnya, rekan Fowler di Manchester juga menemukan lintasan k, tetapi lintasan tersebut meluruh menjadi dua pion, bukan tiga. Dengan penemuan ini, Rosemary Fowler berhasil “memecahkan cermin” dan menyajikan pemahaman baru yang sangat mempengaruhi teori fisika partikel.
Penemuan ini dipublikasikan dalam tiga makalah akademis ‘Brown et al’ dan dua di jurnal *Nature* bersama tim Powell. Temuan kaon oleh Fowler memicu pengembangan teori dan persamaan baru, yang akhirnya dirampungkan oleh Boson Higgs pada tahun 2012. Higgs, yang mengamati kaon di laboratorium energi di Jenewa, Swiss, juga memberikan massa pada partikel lain, menyusun pemahaman modern tentang fisika partikel.
Tentang Rosemary Fowler
Setahun setelah menerbitkan penemuan bersejarahnya, Rosemary Fowler meninggalkan Universitas Bristol. Ia lahir di Suffolk, Inggris, pada tahun 1926, dan ayahnya adalah seorang insinyur Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Meski menganggap matematika dan sains mudah, menulis esai merupakan tantangan tersendiri baginya.
Rosemary adalah satu-satunya wanita di sekolahnya yang berhasil melanjutkan ke universitas, dan salah satu wanita pertama yang meraih gelar Sarjana Fisika. Setelah meninggalkan universitas, ia menikahi Peter Fowler, yang meninggal pada tahun 1996 dan dikenang sebagai salah satu fisikawan terkemuka generasinya.
Sejak tahun 1949, Rosemary fokus pada keluarga dan membesarkan tiga anaknya, yang juga melanjutkan studi di bidang sains. Ia memutuskan untuk tidak melanjutkan studi setelah mendengar pernyataan Universitas Bristol mengenai tantangan kehidupan pasca perang di Inggris. Universitas menyarankan agar pasangan tidak bekerja di bidang yang sama, sehingga ia memilih untuk menjadi ibu rumah tangga.
Baca juga : Studi: Usia 16 Bulan Adalah Masa Perkembangan Otak Anak
Kini, Rosemary Fowler menerima penghargaan atas kontribusinya yang besar dalam dunia sains. Upacara penghargaan diadakan di Darwin College, Cambridge, dihadiri oleh anak-anak, cucu, dan cicitnya. Meskipun Fowler merasa tersanjung, ia merasa penghargaan ini mungkin tidak sepenuhnya pantas untuknya.
“Saya sangat tersanjung, tetapi saya merasa belum melakukan sesuatu yang pantas untuk mendapatkan penghargaan khusus ini,” ungkapnya.
Rektor Universitas Bristol, Sir Paul Nurse, memuji dedikasi dan keingintahuan intelektual Rosemary Fowler. “Rosemary telah membuka jalan bagi penemuan-penemuan penting yang terus membentuk karya fisikawan masa kini dan pemahaman kita tentang alam semesta,” tutupnya.

