Mendalami Sunnah Muakkad dan Ghairu Muakkad
Keindahan dalam beragama Islam tak hanya terletak pada kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan, tetapi juga pada keberagaman ibadah sunnah yang dianjurkan. Di antara sunnah-sunnah tersebut, terdapat sunnah muakkad dan ghairu muakkad yang menemani keseharian umat Islam dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sunnah Muakkad
Dalam perjalanan keislaman, Rasulullah SAW memberikan arahan melalui sunnah-sunnahnya, di antaranya sunnah muakkad yang ditekankan dengan kuat. Sunnah muakkad adalah jenis ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, bahkan hampir mendekati wajib.
Dalam pandangan para ulama, sunnah muakkad hampir setara dengan shalat wajib, namun memiliki tingkatan sedikit di bawahnya. Dalam ilmu ushul fiqih dijelaskan bahwa,
وهو الذي يكون فعله مكملا ومتمما للواجبات الدينية كالأذان والإقامة والصلاة المفروضة في جماعة
Artinya: “Yaitu adalah Sunnah yang dilakukan untuk melengkapi dan menyempurnakan kewajiban agama seperti adzan, iqamah dan shalat fardhu berjamaah.”
Salah satu contoh sunnah muakkad adalah shalat dhuha, yang dianjurkan untuk dilakukan secara pribadi tanpa jamaah. Ibadah ini bisa dilakukan dengan rentang waktu yang luas, mulai dari matahari terbit hingga menjelang waktu dzuhur.
Selain itu, shalat tahajud juga termasuk dalam sunnah muakkad yang penuh keberkahan. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda,
أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ
Artinya: “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari.” (HR. Muslim).
Shalat tahajud dilakukan di sepertiga malam terakhir, shalat ini menjadi momen istimewa dalam berinteraksi spiritual dengan Sang Pencipta. Rasulullah SAW sendiri menjelaskan keutamaan shalat tahajud sebagai salah satu waktu yang paling berkah untuk berdoa.
Sunnah Ghairu Muakkad
Di samping sunnah muakkad, terdapat pula sunnah ghairu muakkad yang menawarkan keanekaragaman dalam ibadah. Sunnah ini, meskipun tidak ditekankan dengan kuat, tetap memberikan pahala kepada yang melakukannya. Contoh sunnah ghairu muakkad antara lain shalat tahiyatul masjid, shalat rawatib, dan shalat tahajud.
Shalat tahiyatul masjid, misalnya, adalah bentuk penghormatan kepada masjid yang tidak hanya menunjukkan ketaatan, tetapi juga menghadirkan keberkahan di dalamnya. Sedangkan shalat rawatib, meskipun bukan termasuk sunnah yang sangat dianjurkan, tetap memberikan keutamaan bagi yang melakukannya secara rutin.
Melangkah Bersama Sunnah: Tuntunan Hidup Beragama
Dalam menjalani kehidupan beragama, menjalankan sunnah muakkad dan ghairu muakkad menjadi bagian tak terpisahkan dari ketaatan kepada Allah SWT. Dengan ragam ibadah yang dianjurkan ini, umat Islam dapat memperkaya hubungan spiritual mereka dan merasakan keberkahan dalam setiap langkah ibadah yang mereka lakukan.
Janganlah kita melupakan keindahan dalam menjalani ajaran agama Islam. Setiap sunnah yang dilakukan dengan tulus hati adalah bentuk pengabdian kepada Sang Pencipta yang pasti akan memberikan pahala yang melimpah. Dengan memperdalam pemahaman tentang sunnah muakkad dan ghairu muakkad, umat Islam dapat mengisi kehidupan mereka dengan keberkahan dan keutamaan yang tak ternilai harganya.
Pingback: Sujud Tilawah, Penghormatan pada Al-Quran - DUNIA PENDIDIK