Kemenag Lakukan 2 Upaya Tindak Lanjut Usai Hasil Asesmen Kompetensi Madrasah
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) telah merilis hasil akhir Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) 2024. Asesmen yang digelar serentak pada Agustus lalu ini berfungsi sebagai tes diagnostik untuk mengevaluasi kompetensi literasi siswa madrasah. Dalam AKMI 2024, terdapat empat kompetensi literasi yang diuji, yaitu membaca, literasi numerasi, literasi sains, dan literasi sosial budaya.
Sebagai tindak lanjut, Kemenag mengadakan lokakarya yang diikuti oleh 854 peserta secara daring dan luring. Lokakarya ini menghasilkan dua upaya tindak lanjut yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah.
Dua Upaya Tindak Lanjut AKMI 2024
- Penyediaan Modul Tindak Lanjut
Direktur KSKK Madrasah, M Sidik Sisdianto, menjelaskan bahwa langkah pertama adalah penyediaan modul tindak lanjut dalam bentuk buku dan video. Modul ini dirancang untuk memberikan panduan praktis kepada guru, sehingga mereka dapat dengan mudah mengimplementasikan strategi pembelajaran yang sesuai dengan hasil AKMI.
Sidik menekankan pentingnya pemahaman guru terhadap kebutuhan siswa. “Modul ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap kebutuhan siswa,” ujar Sidik, sebagaimana dilansir dari laman resmi Kemenag.
- Pelatihan Instruktur untuk Mendampingi Guru
Kehadiran modul harus diimbangi dengan pelatihan instruktur yang unggul. Oleh karena itu, Kemenag berencana melatih instruktur khusus untuk madrasah di seluruh Indonesia. Instruktur ini akan bertugas melatih guru dan mendampingi mereka secara langsung di madrasah, sehingga guru tidak merasa berjalan sendiri dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis hasil AKMI.
“Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa guru mendapatkan dukungan dan pendampingan optimal dalam menerapkan metode yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa,” tambahnya.
Sidik juga menekankan pentingnya kolaborasi yang erat antara instruktur dan guru, agar efektivitas tindak lanjut asesmen dan pembelajaran dapat meningkat. Instruktur perlu menyusun perangkat observasi yang tepat, sehingga proses pembelajaran dapat terus dipantau dan dievaluasi.
Baca juga : Hebat! Siswa RI Boyong 4 Medali di Olimpiade Informatika Dunia
Pentingnya Integrasi Antar Bidang Literasi
Abdul Basit, Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi Madrasah sekaligus Koordinator Komponen 2 PMU REP MEQR, menekankan pentingnya integrasi antara bidang literasi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang produktif. Menurutnya, literasi tidak hanya sekadar kemampuan membaca atau menghitung, tetapi juga melibatkan kemampuan berpikir kritis dan memahami konteks sosial serta budaya.
“Madrasah harus mampu membentuk siswa yang kompeten di berbagai aspek literasi ini,” ujar Basit.
Melalui lokakarya, ia berharap akan muncul para instruktur yang dapat membimbing guru dalam menyusun rencana tindak lanjut dan strategi pembelajaran. Dengan demikian, tujuan AKMI untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat tercapai.
“Mereka akan melanjutkan hasil lokakarya ini dengan melakukan pelatihan terhadap guru madrasah untuk merancang langkah-langkah praktis yang berkontribusi dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajaran dan kompetensi siswa,” pungkas Basit.