Biografi Soemitro Djojohadikoesoemo & Kontribusinya
Soemitro Djojohadikoesoemo, seorang ekonom yang dikenal luas di Indonesia, lahir pada 29 Mei 1917 di Kebumen, Jawa Tengah. Ia merupakan putra dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, tokoh yang memainkan peran penting dalam pendirian Bank Negara Indonesia (BNI), Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS), dan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pendidikan Soemitro dimulai di Netherlands School of Economics di Rotterdam, Belanda, di mana ia meraih gelar Bachelor of Arts (BA). Selanjutnya, ia melanjutkan studinya di Universitas Sorbonne, Paris, Perancis pada tahun 1937-1938 sebelum kembali ke Indonesia pada tahun 1946.
Kontribusi Soemitra Djojohadikoesoemo
Kembali ke tanah air, Soemitro aktif dalam berbagai posisi penting di pemerintahan dan sektor ekonomi. Ia memulai karirnya sebagai staf Perdana Menteri Sutan Sjahrir dan menjadi anggota Partai Sosialis Indonesia (PSI) milik Sjahrir bersama Amir Sjarifuddin. Pada tahun 1947, ia menjabat sebagai Direktur Utama Banking Trading Center (BTC) dan kemudian menjadi kuasa usaha RI di Washington DC pada tahun 1950.
Soemitro juga terlibat dalam pendirian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) di mana ia menjabat sebagai dekan pertama. Di era pemerintahan Soekarno, Soemitro menduduki berbagai posisi menteri, termasuk Menteri Perdagangan dan Perindustrian dalam Kabinet Natsir (1950-1951), serta Menteri Keuangan dalam Kabinet Wilopo (1952-1953) dan Kabinet Burhanuddin Harahap (1955-1956).
Namun, perbedaan pandangan dengan pemerintahan saat itu membuatnya terlibat dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra. Meskipun demikian, Soemitro tetap aktif dalam pemerintahan dan kemudian hidup dalam pengasingan di luar negeri sebelum kembali ke Indonesia di bawah pemerintahan Orde Baru.
Kontribusi Soemitra Pada Masa Orde Baru
Pada masa Orde Baru yang dipimpin Soeharto, Soemitro kembali berkontribusi sebagai Menteri Perdagangan dalam Kabinet Pembangunan I (1968-1973) dan Menteri Riset dan Pembangunan dalam Kabinet Pembangunan II (1973-1978).
Selain karir politiknya yang gemilang, Soemitro juga dikenal sebagai figur yang memiliki pengaruh besar dalam keluarganya. Ia adalah ayah dari Prabowo Subianto, yang pada tahun 2024 telah terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia ke-8. Keberhasilan Prabowo dalam politik dan militer juga mencerminkan warisan Soemitro dalam menjalani kehidupan publik yang berpengaruh.
Soemitro Djojohadikoesoemo meninggal dunia pada 9 Maret 2001 di usia 83 tahun dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Selama hidupnya, Soemitro juga dikenal sebagai mentor bagi beberapa ekonom ternama Indonesia, seperti JB Sumarlin, Ali Wardhana, dan Widjojo Nitisastro, yang turut mengembangkan dan membawa perubahan signifikan dalam perekonomian Indonesia.
Baca juga : Abu Syuja’: Tokoh Sentral dalam Fikih Syafi’i & Kitab Matan Taqrib
Dengan demikian, kontribusi Soemitro Djojohadikoesoemo tidak hanya terbatas pada karir politiknya, tetapi juga dalam pembentukan pemikiran ekonomi dan warisan keluarga yang melanjutkan jejak kepemimpinannya dalam sejarah Republik Indonesia.