Tren di LinkedIn: Banner ‘Desperate’ untuk Para Pencari Kerja yang Putus Asa
Di dunia jejaring profesional LinkedIn, badge #opentowork telah menjadi simbol umum bagi para pencari kerja. Namun, kini muncul tren baru yang menarik perhatian: penggunaan badge #desperate. Inovasi ini diciptakan oleh Courtney Summer Myers, yang terinspirasi oleh pengalamannya melamar puluhan pekerjaan tanpa hasil.
Menurut Myers, “LinkedIn adalah platform untuk berjejaring dan terhubung dengan orang lain. Kita melakukannya karena berharap dapat memperoleh manfaat dari interaksi tersebut.” Ucapannya mencerminkan keinginan untuk meminta bantuan saat diperlukan.
Myers, yang berusia 28 tahun, kehilangan pekerjaannya sebagai desainer grafis pada November 2023. Sejak itu, dia telah melamar sekitar 30 pekerjaan setiap harinya, namun hasil yang didapat sangat minim. Pengalamannya inilah yang memicu terciptanya badge #desperate, yang kini diadopsi oleh banyak pekerja lain yang merasakan hal serupa.
“Saya ikut-ikutan tren desperate,” ungkap Hanna McFadyn, seorang ilustrator dan desainer berusia 22 tahun, di platform LinkedIn. Ia melanjutkan, setelah meninggalkan pekerjaan jarak jauh pada April 2024, dia telah melamar 20 pekerjaan setiap hari. Sayangnya, respons dari para pemberi kerja sering kali tidak ada, dan ketika ada, ia hanya mendapatkan pujian tanpa tawaran posisi.
Tantangan yang Dihadapi Pencari Kerja
McFadyn juga menyoroti fakta bahwa banyak perusahaan tidak mencantumkan gaji dalam lowongan pekerjaan mereka. Hal ini menjadi semakin membuat frustasi bagi para pencari kerja, terutama bagi mereka yang hanya ingin belajar dari rekan-rekan dan mendapatkan penghasilan yang layak.
Postingan asli Myers mengenai badge ini telah menarik lebih dari 400.000 reaksi di LinkedIn dan memicu berbagai tanggapan dari pengguna lain. Banyak yang merasakan apa yang dialaminya, sementara yang lain memberikan peringatan bahwa perusahaan mungkin akan lebih berhati-hati dalam merekrut kandidat yang terlihat terlalu putus asa.
Situasi ini menciptakan kebingungan di kalangan pencari kerja yang ingin menunjukkan kepada calon pemberi kerja bahwa mereka aktif mencari pekerjaan. Seperti yang diungkapkan Elena Carballo, seorang pencari kerja berusia 29 tahun yang baru saja kehilangan pekerjaannya, “LinkedIn seharusnya menjadi tempat untuk menemukan pekerjaan. Namun, aneh rasanya jika perekrut tidak menghubungi Anda ketika Anda menampilkan badge #OpenToWork.”
Memerangi Stigma Pencari Kerja
Myers berusaha melawan stigma yang melekat pada pencari kerja dengan menekankan bahwa banner #desperate adalah cara yang jujur untuk memberi tahu perusahaan bahwa mereka terbuka untuk posisi baru, pekerjaan lepas, atau alternatif lain. “Jika saya berpura-pura semuanya baik-baik saja, bagaimana orang akan tahu bahwa saya butuh pekerjaan? Orang-orang bukanlah cenayang,” tegas Myers.
Dia menambahkan, “Mengapa harus merasa malu dengan situasi yang kita alami? Ini adalah bagian dari perjalanan hidup yang wajar.” Pandangannya menggambarkan sikap positif dan keinginan untuk terbuka tentang tantangan yang dihadapi dalam mencari pekerjaan.
Melalui inisiatif ini, Myers dan para pencari kerja lainnya berharap dapat menciptakan ruang yang lebih inklusif dan empatik di dunia pencarian kerja, serta mengubah cara orang memandang situasi sulit yang mungkin mereka alami. Badge #desperate bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga suara bagi mereka yang merasa terpinggirkan dalam perjalanan karier mereka.