Guru

Teknologi AI untuk Membentuk Pembelajaran yang Lebih Kreatif

Advertisements

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, khususnya dalam bidang kecerdasan buatan (AI), para guru di Indonesia kini semakin aktif untuk mempelajari dan mengimplementasikan teknologi ini dalam proses pembelajaran. Mereka tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas pengajaran, tetapi juga berupaya mempersiapkan para siswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin menuntut keterampilan berbasis AI. Menyambut peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2024, terdapat tiga kisah inspiratif dari guru-guru Indonesia yang memanfaatkan teknologi AI di dalam kelas untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermanfaat. Ketiga guru tersebut adalah Fafan Adisumboro, Suci Romadani, dan Sigit Hadi W dari Probolinggo, Jawa Timur, yang menerapkan pendekatan inovatif dalam mengajarkan keterampilan berpikir kritis kepada para siswa.

Penggunaan AI dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Dengan menggagas konsep bernama “AI MISS YOU” (Artificial Intelligence untuk Meningkatkan Bernalar Kritis Siswa yang Original dan Unik), ketiga guru ini berusaha melampaui cara pembelajaran tradisional yang hanya mengandalkan pemberian informasi. Mereka memotivasi siswa untuk tidak hanya menerima materi pelajaran, tetapi juga menciptakan, berinovasi, serta memecahkan masalah menggunakan teknologi.

Konsep ini mereka implementasikan melalui metode pembelajaran yang dinamakan “TEBALKAN” (Temukan, Bayangkan, Lakukan, dan Bagikan). Dalam metode ini, siswa diajak untuk mengeksplorasi berbagai topik pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi AI, seperti Microsoft Copilot dan Designer. Langkah pertama dalam metode TEBALKAN adalah menemukan masalah atau topik yang menarik, lalu membayangkan ide-ide kreatif untuk solusi, melakukan eksperimen atau implementasi ide, dan akhirnya membagikan hasil karya mereka kepada teman-teman maupun guru.

“Dalam filosofi Ki Hadjar Dewantara, setiap anak bukanlah ‘kertas kosong’ yang hanya menerima informasi, melainkan individu kreatif yang harus diberdayakan. Metode TEBALKAN kami harap bisa mendorong siswa untuk menjadi lebih aktif dan berpikir kritis,” jelas Sigit Hadi W dalam wawancaranya dengan Kompas.com pada Sabtu (23/11/2024).

Pembelajaran Berdasarkan Proyek dan Keterampilan Inovatif

Beberapa bulan terakhir, ketiga guru tersebut telah mempraktikkan metode TEBALKAN dalam konteks Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Proyek ini merupakan pembelajaran multidisipliner yang bertujuan untuk membangun karakter siswa yang inovatif serta mampu beradaptasi dengan lingkungan di sekitar mereka. Dalam proyek ini, para siswa diajak untuk melakukan eksperimen dalam mengolah daun mangga menjadi teh herbal. Dengan bantuan teknologi AI, mereka diminta untuk mencari resep dan metode terbaik dalam pengolahan daun mangga, serta melakukan komparasi dari berbagai percobaan untuk mendapatkan hasil yang optimal.

“Daun mangga adalah bahan yang banyak ditemukan di daerah kami, Probolinggo. Dengan menggunakan AI, para siswa dapat mengeksplorasi berbagai kemungkinan dan menemukan cara terbaik untuk menghasilkan teh herbal yang nikmat. Di sinilah peran guru untuk mendampingi dan memperkuat pemahaman mereka dalam berinovasi,” ungkap Suci Romadani.

Pelatihan dan Pengalaman dalam Program AI TEACH

Proyek ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis dan berpikir kritis siswa, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, seperti potensi pasar teh herbal yang dihasilkan dari daun mangga. Fafan, Suci, dan Sigit sebelumnya mengikuti pelatihan AI TEACH, sebuah program yang diselenggarakan oleh Plan Indonesia dan didukung oleh Microsoft. Pelatihan ini memberikan mereka wawasan lebih dalam mengenai penerapan AI dalam pendidikan dan membekali mereka dengan keterampilan untuk menjadi fasilitator teknologi bagi siswa.

Keikutsertaan mereka dalam program ini membuahkan hasil yang membanggakan. Ketiga guru ini berhasil meraih kemenangan dalam ajang hackathon AI TEACH tingkat Asia Tenggara. Namun, mereka tidak hanya berperan sebagai fasilitator teknologi, tetapi juga sebagai pendamping yang memberikan bimbingan moral serta dukungan kepada para siswa dalam setiap langkah pembelajaran mereka.

Baca juga : Deep Learning Dapat Diterapkan di Semua Mata Pelajaran

Dampak Positif AI dalam Pendidikan

Keberhasilan yang dicapai oleh Fafan, Suci, dan Sigit adalah contoh nyata bagaimana teknologi AI dapat diintegrasikan secara efektif dalam pendidikan. Dengan pendekatan yang kreatif dan inovatif, mereka tidak hanya menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menjadi generasi penerus yang siap bersaing di dunia yang semakin bergantung pada teknologi. Kisah inspiratif ini menjadi bukti bahwa para guru di Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung kemajuan pendidikan, baik dalam aspek keterampilan teknis maupun dalam pengembangan karakter siswa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *