Sekolah

Deep Learning Dapat Diterapkan di Semua Mata Pelajaran

Advertisements

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, baru-baru ini memberikan penjelasan tentang konsep deep learning yang akan diterapkan dalam dunia pendidikan Indonesia. Dalam beberapa kesempatan, metode ini sering disebut dengan istilah “deep learning ful-ful” yang merujuk pada pembelajaran yang menyenangkan, penuh makna, dan penuh perhatian. Namun, menurut Mu’ti, konsep ini tidak hanya sekadar menjadi metode pembelajaran yang “menyenangkan,” melainkan sebuah pendekatan yang memungkinkan siswa untuk belajar secara lebih mendalam dan penuh pemahaman.

Mu’ti berharap dengan penerapan metode deep learning, proses belajar mengajar bisa lebih menggugah minat siswa. “Kami ingin pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, tidak hanya sekedar menghafal, tapi agar siswa memahami alasan mereka mempelajari sesuatu,” ujar Mu’ti saat ditemui di Gedung Auditorium FTIK UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang, Jumat (22/11/2024).

Deep Learning: Fokus pada Pemahaman Mendalam

Metode deep learning berbeda dengan pendekatan pembelajaran konvensional yang sering kali lebih berorientasi pada kuantitas materi yang dikuasai siswa. Mu’ti menjelaskan bahwa pendidikan saat ini harus berfokus pada kualitas pemahaman siswa, bukan hanya pada seberapa banyak yang dapat dipelajari, tetapi pada seberapa dalam siswa memahami materi tersebut.

“Pembelajaran kita harus berorientasi pada kualitas, pada kedalaman materi yang dipelajari, bukan pada seberapa banyak yang kita pelajari, tetapi pada seberapa baik kita mempelajarinya,” katanya. Dengan pendekatan ini, siswa diharapkan dapat menggali lebih dalam materi yang diajarkan, bukan hanya menghafal informasi tanpa pemahaman yang mendalam.

Meski disarankan untuk menjadi metode yang menyenangkan, Mu’ti menegaskan bahwa deep learning tidak identik dengan pembelajaran yang lucu atau menghibur. Ia berharap siswa tidak salah kaprah dengan menganggap “joyful learning” berarti pembelajaran yang hanya mengedepankan unsur humor. “Pembelajaran yang menyenangkan itu bukan berarti lucu atau konyol,” jelasnya. Pembelajaran yang diinginkan adalah yang membangkitkan rasa tertarik dan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi yang diajarkan.

Deep Learning Bukan Konsep Baru

Mendikdasmen juga menanggapi banyaknya respons terkait penerapan metode ini, yang bagi sebagian orang terasa seperti hal baru. Namun, menurut Mu’ti, deep learning sebenarnya bukanlah sebuah teori baru. Metode ini sudah dikenal sejak tahun 1976 dan pertama kali dikembangkan di negara Swedia. Bahkan, dalam perjalanan studinya, Mu’ti sendiri sempat mempelajari deep learning sebagai bagian dari mata kuliah dalam studi psikologi komunikasi ilmiah.

“Deep learning itu bukan teori baru. Ini sudah ada sejak tahun 1976, dan saya belajar ini saat studi saya di luar negeri,” ujarnya. Konsep dasar dari deep learning adalah untuk membantu seseorang mempelajari materi secara lebih mendalam dan tidak hanya sekadar menghafal fakta. Mu’ti menyatakan bahwa saat ini pendidikan di Indonesia cenderung masih berfokus pada pencapaian permukaan atau penguasaan fakta-fakta, alih-alih memperdalam pemahaman siswa terhadap materi tersebut.

Dapat Diterapkan di Semua Mata Pelajaran

Salah satu hal yang menonjol dari deep learning adalah fleksibilitasnya dalam diterapkan di hampir semua mata pelajaran. Mu’ti menambahkan bahwa berbagai kajian riset menunjukkan bahwa metode ini bisa diterapkan di berbagai disiplin ilmu, baik itu sains, matematika, bahasa, ataupun mata pelajaran sosial.

“Berbagai kajian menyatakan bahwa deep learning bisa diterapkan di hampir semua mata pelajaran,” ungkap Mu’ti. Ia juga mengajak para ahli pendidikan untuk terlibat aktif sebagai tutor dalam pelatihan guru yang akan mengimplementasikan metode ini di sekolah-sekolah. Dengan begitu, diharapkan semua pihak dapat saling mendukung untuk memastikan bahwa deep learning dapat diterapkan dengan efektif.

Mu’ti yakin, dengan pendekatan deep learning, siswa akan bisa lebih memaknai pelajaran yang mereka terima. Ia menjelaskan bahwa dalam penerapan deep learning, materi yang paling esensial akan dipelajari secara mendalam dan terkait dengan disiplin ilmu lainnya, sehingga siswa dapat melihat relevansi dan keterkaitannya dengan kehidupan mereka.

Tantangan dalam Implementasi

Meskipun metode ini sangat menjanjikan, Mu’ti menyadari bahwa penerapan deep learning di sekolah-sekolah Indonesia bukanlah hal yang mudah. Hal ini memerlukan pelatihan dan persiapan yang matang bagi para guru. Oleh karena itu, ia mengajak para dosen dan tenaga pengajar untuk aktif terlibat dalam memberikan pelatihan kepada guru-guru yang akan mengimplementasikan metode ini di ruang kelas.

Mu’ti juga menekankan pentingnya kerja sama antara semua pihak di dunia pendidikan untuk memastikan bahwa metode deep learning ini dapat diadaptasi dengan baik oleh sistem pendidikan Indonesia. Ia berharap melalui penerapan metode ini, siswa tidak hanya sekadar memperoleh pengetahuan, tetapi juga dapat memahami dan mengaitkan apa yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari, yang akhirnya akan membuat proses belajar menjadi lebih bermakna dan efektif.

Baca juga : Panduan Cepat Menganalisis Jurnal Ilmiah Menggunakan AI

Dengan langkah ini, diharapkan bahwa pendidikan di Indonesia akan bergerak ke arah yang lebih berkualitas, memberikan pemahaman yang mendalam, dan menyiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di masa depan dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *