Sejarah QR Code yang Terinspirasi dari Permainan Go Board
QR Code (Quick Response Code) kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, digunakan untuk berbagai tujuan seperti pembayaran non-tunai, verifikasi, hingga akses informasi cepat. Teknologi yang menggunakan gambar kotak-kotak berwarna hitam putih ini sebenarnya sudah ada lebih dari 30 tahun yang lalu. Berikut ini adalah perjalanan sejarah QR Code yang terinspirasi dari permainan go board dan bagaimana teknologi ini berkembang hingga menjadi begitu populer di seluruh dunia.
1994 – QR Code Lahir di Jepang
Sebelum adanya QR Code, barcode sudah lebih dulu digunakan di berbagai industri. Barcode, yang terdiri dari garis-garis vertikal dan horizontal, hanya mampu menyimpan informasi terbatas, sekitar 20 karakter saja. Masalah ini dirasakan oleh perusahaan suku cadang mobil, Denso Corp., yang merupakan anak perusahaan dari Toyota Motor Corporation. Mereka menggunakan barcode untuk melacak suku cadang mobil, tetapi karena keterbatasan kapasitas penyimpanan data, beberapa barcode harus digunakan untuk satu produk. Hal ini dianggap tidak efisien.
Pada tahun 1992, Masahiro Hara, seorang engineer di Denso Wave (anak perusahaan Denso), mulai mencari alternatif barcode yang lebih canggih. Hara berfokus pada pengembangan kode baru yang lebih efisien, yang tidak hanya dapat menyimpan lebih banyak data, tetapi juga dapat dipindai dari segala arah.
Desain Terinspirasi dari Permainan Go Board
Ketika mencari solusi, Hara terinspirasi dari permainan Go Board, permainan strategi asal Tiongkok yang dikenal di Jepang dengan nama Go. Papan Go yang dipenuhi batu hitam dan putih, jika dilihat dari atas, mirip dengan pola kotak-kotak pada QR Code. Dari sini, Hara menciptakan pola deteksi posisi yang menggunakan tiga kotak kecil hitam di tiga sudut, yang berfungsi untuk menentukan orientasi pemindaian. Pola ini memungkinkan QR Code untuk dipindai dari berbagai sudut, menjadikannya lebih fleksibel dan efisien dibandingkan barcode satu dimensi.
Setelah melakukan percobaan dan penelitian selama satu setengah tahun, QR Code akhirnya diperkenalkan pada tahun 1994. QR Code mampu menyimpan informasi jauh lebih banyak, hingga 4.296 karakter atau 7.089 digit. Selain itu, QR Code dapat dibaca 10 kali lebih cepat daripada barcode dan dapat bertahan bahkan jika rusak hingga 30 persen.
2000 – QR Code Menjadi Standar Global
Setelah digunakan di industri otomotif Jepang, QR Code mulai mendapatkan pengakuan global. Pada tahun 1999, QR Code disetujui sebagai standar oleh Japan Industrial Standards dan pada tahun 2000, ISO (International Organization for Standardization) menjadikannya sebagai salah satu standar internasional. Keberhasilan ini mempercepat adopsi QR Code di berbagai sektor kehidupan, mulai dari logistik hingga industri manufaktur.
Menariknya, meskipun Denso Wave memiliki hak paten atas QR Code, mereka memilih untuk membuka akses penggunaan teknologi ini secara bebas, tanpa biaya tambahan. Hal ini memungkinkan QR Code digunakan oleh siapa saja di seluruh dunia, mempermudah penyebarannya.
2002 – HP dengan Pembaca QR Code Pertama Dirilis
Pada tahun 2002, penggunaan QR Code semakin meluas di Jepang, didorong oleh peluncuran ponsel dengan fitur pemindai QR Code. Salah satu pelopor dalam hal ini adalah Sharp, dengan ponsel Sharp J-SH09 yang memungkinkan pengguna memindai QR Code langsung menggunakan ponsel. Seiring dengan berkembangnya teknologi, banyak pengembang aplikasi pihak ketiga yang meluncurkan aplikasi pemindai QR Code.
Namun, terobosan besar datang pada tahun 2017, ketika Apple merilis iOS 11, yang menambahkan kemampuan pemindaian QR Code secara langsung melalui kamera iPhone. Langkah serupa diikuti oleh Google dengan Android 8.0, yang juga memungkinkan pengguna memindai QR Code melalui kamera ponsel Android mereka. Hal ini menjadikan QR Code semakin mudah diakses dan digunakan.
QR Code dalam Kehidupan Sehari-hari
Kini, QR Code telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia pembayaran non-tunai. Di China, QR Code digunakan secara luas melalui aplikasi seperti Alipay dan WeChat untuk segala hal, mulai dari pembayaran hingga pemanggilan taksi. Bahkan, Jack Ma, pendiri Alipay, sering dianggap sebagai pionir penggunaan QR Code untuk pembayaran digital.
QR Code kini digunakan di seluruh dunia untuk berbagai tujuan, dari akses URL hingga verifikasi produk. Beberapa negara bahkan memiliki nama khusus untuk sistem QR Code mereka, seperti QRIS di Indonesia, SGQR di Singapura, UPI di India, dan PIX QR di Brasil.
Baca juga : Mendikdasmen Berjanji Tingkatkan Kompetensi Guru
Statistik QR Code Terbaru
Berdasarkan data terbaru dari QR TIGER QR Code Generator, pada tahun 2023, QR Code di-scan sebanyak 26,95 juta kali. Negara dengan penggunaan QR Code terbanyak pada 2023 adalah Amerika Serikat (38,17%), diikuti oleh India (9,11%), dan Meksiko (3,90%). QR Code paling banyak digunakan untuk memuat URL (47,68%), diikuti oleh berkas (23,71%), dan vCard (13,08%).
QR Code yang sekarang digunakan di seluruh dunia untuk berbagai aplikasi telah melalui perjalanan panjang, dimulai dari sebuah kebutuhan untuk mengatasi keterbatasan barcode. Dengan desain yang terinspirasi dari permainan Go Board dan inovasi teknis dari Masahiro Hara, QR Code kini menjadi simbol modern dalam dunia teknologi. Keunggulannya yang dapat menyimpan informasi lebih banyak dan dibaca lebih cepat dibandingkan barcode membuatnya menjadi pilihan utama di berbagai sektor, dari pembayaran hingga pelacakan informasi. Seiring dengan terus berkembangnya teknologi, QR Code dipastikan akan terus menjadi bagian penting dalam kehidupan digital kita.