Sekolah

 Sejarah Perang Paregreg: Awal Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Advertisements

Latar Belakang Perang Paregreg

Perang Paregreg adalah perang saudara yang terjadi pada tahun 1405 Masehi di Kerajaan Majapahit, yang menjadi salah satu faktor awal dari runtuhnya kemaharajaan ini. Setelah masa kejayaannya di bawah Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Majapahit mulai mengalami penurunan yang signifikan setelah wafatnya mereka berdua.

Setelah kematian Gajah Mada pada tahun 1364, diikuti oleh kematian Hayam Wuruk pada tahun 1389, stabilitas internal Majapahit mulai goyah. Kekuatan Majapahit yang sebelumnya menguasai banyak wilayah di Nusantara mulai tergerus karena banyak wilayah taklukan yang mulai melepaskan diri.

Perang Paregreg (1405)

Pada tahun 1405, terjadi konflik antara Wikramawardhana, penerus takhta Majapahit setelah Hayam Wuruk, dengan Bhre Wirabhumi, yang merupakan saudara tiri dari Wikramawardhana. Bhre Wirabhumi memimpin pemberontakan di bagian timur kerajaan, sementara Wikramawardhana menguasai bagian barat keraton Majapahit.

Perang saudara ini, dikenal sebagai Perang Paregreg, berlangsung hingga tahun 1406, di mana Wikramawardhana berhasil mengalahkan Bhre Wirabhumi. Kemenangan ini sekaligus menandai perebutan kekuasaan dalam keraton Majapahit, namun juga melemahkan kerajaan secara keseluruhan.

Dampak Perang Paregreg

– Melemahnya Kemaharajaan Majapahit: Perang Paregreg menjadi salah satu faktor yang mempercepat kemunduran Majapahit. Konflik internal ini melemahkan kekuatan militer dan administratif Majapahit, serta mengurangi soliditas kerajaan dalam menghadapi tantangan eksternal.

– Perpindahan Pusat Kekuasaan: Setelah Perang Paregreg, pusat pemerintahan Majapahit sempat dipindahkan dari Trowulan ke Daha (Kediri) pada masa pemerintahan Girindrawardhana atau Brawijaya VI (1478-1489). Namun, perpindahan ini tidak mampu mengembalikan kejayaan Majapahit.

– Munculnya Persaingan Baru: Munculnya Kesultanan Demak sebagai pusat kekuatan baru di Jawa, yang didirikan oleh Raden Patah, memberikan tantangan serius bagi Majapahit. Kesultanan Demak yang menganut Islam berkembang pesat dan memperlemah pengaruh Majapahit yang mayoritas penduduknya menganut Hindu atau Buddha.

– Runtuhnya Majapahit: Akhirnya, pada tahun 1527, Majapahit direbut oleh Kesultanan Demak yang dipimpin oleh Sultan Trenggana. Serangan ini menandai akhir dari kemaharajaan Majapahit yang pernah memimpin sebagian besar wilayah Nusantara.

Baca juga : Sejarah Kepemimpinan Ratu Shima di Kerajaan Kalingga

Perang Paregreg adalah salah satu dari serangkaian konflik internal dan eksternal yang menyebabkan kemunduran dan runtuhnya Kerajaan Majapahit. Dari kejayaannya yang menguasai hampir seluruh Nusantara, Majapahit berubah menjadi kerajaan yang terpecah belah dan akhirnya lenyap dari panggung sejarah, memberikan jalan bagi perkembangan negara-negara baru di wilayah tersebut, terutama Kesultanan Demak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *