Sejarah Bani Umayyah di Andalusia dan Faktor Keruntuhannya
Sejarah keberadaan Bani Umayyah di Andalusia dimulai setelah ekspansi kekuasaan Daulah Umayyah dari Damaskus ke Eropa. Daulah Umayyah merupakan bagian dari perluasan kekhalifahan Muslim yang mendominasi pada masa itu.
Puncak kejayaan Bani Umayyah di Andalusia dimulai ketika Abdurrahman Ad-Dakhil menyerang Cordoba pada 14 Mei 756 M, menggulingkan penguasa lokal Yusuf al-Fihr dan mendirikan kekuasaan Umayyah di sana. Abdurrahman Ad-Dakhil sendiri adalah cucu dari Hisyam, khalifah ke-10 dari Bani Umayyah di Damaskus.
Menurut Latifa Annum Dalimunthe dalam jurnalnya “Kemunduran dan Keruntuhan Daulah Bani Umayyah di Damaskus dan Andalusia” (2014), Abdurrahman Ad-Dakhil adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian massal terhadap Bani Umayyah di Baghdad oleh Bani Abbasiyah pada tahun 750 M.
Urutan Periode Daulah Umayyah di Andalusia
Daulah Umayyah di Andalusia berkuasa selama tujuh setengah abad, dari tahun 756 M hingga 1492 M. Periode ini terbagi menjadi enam fase utama:
- Periode pertama dimulai dengan pendirian kekuasaan Umayyah dari Damaskus di Andalusia.
- Periode kedua melihat pergantian beberapa khalifah, termasuk Abdurrahman Ad-Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abdurrahman al-Ausath, Muhammad bin Abdurrahman, dan Munzir bin Muhammad.
- Periode ketiga ditandai dengan penggunaan gelar khalifah oleh penguasa Umayyah di Andalusia, seperti Abdurrahman an-Nasir, Hakam II, dan Hisyam II.
- Periode keempat, dikenal sebagai Mulk at Thawaif, terjadi setelah kekuasaan Umayyah di Andalusia pecah menjadi 30 kerajaan kecil.
- Periode kelima melihat dominasi dari Daulah Murabithun, dinasti Islam dari Afrika Utara yang berperan dalam mempertahankan kekuasaan Islam di Spanyol.
- Periode keenam adalah masa-masa akhir di mana kekuasaan Umayyah di Andalusia terbatas hanya pada wilayah Granada, menjelang keruntuhan mereka.
Masa Kejayaan Umayyah di Andalusia
Pada puncak kejayaannya, terutama selama periode ketiga di bawah Abdurrahman an-Nasir, Hakam II, dan Hisyam II, Daulah Umayyah membangun Universitas Cordoba yang terkenal dengan perpustakaan besar yang memuat ribuan buku. Mereka juga membangun infrastruktur kota yang maju dan mengklaim mempromosikan kesejahteraan masyarakat.
Beberapa prestasi penting selama periode kejayaan Bani Umayyah di Andalusia meliputi karya-karya filosofis seperti “Tadbir al-Mutawahhid” oleh Abu Bakar Muhammad ibn as-Sayigh (Ibnu Bajjah), “Hayy ibn Yaqzhan” oleh Abu Bakar Ibnu Thufail, karya-karya Ibnu Rusyd dalam filsafat, fikih, dan kedokteran, serta karya sejarah Ibnu Khaldun dalam “Muqaddimah”. Bangunan-bangunan megah seperti Istana Al-Hamra, Istana Al-Zahra, Al-Gizar, dan Menara Girilda juga menjadi lambang kemegahan peradaban mereka.
Faktor-Faktor Keruntuhan Umayyah di Andalusia
Setelah berkuasa selama tujuh setengah abad, Daulah Umayyah di Andalusia mengalami kemunduran yang disebabkan oleh beberapa faktor:
- Kurangnya sistem peralihan kekuasaan yang jelas, menyebabkan persaingan internal dan munculnya kerajaan-kerajaan kecil di sekitar Andalusia.
- Lemahnya ideologi pemersatu bangsa yang menyebabkan konflik etnis di antara penduduk setempat.
- Penelantaran pengembangan ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
- Kurangnya dukungan eksternal dari dunia Muslim lainnya untuk melawan kebangkitan Kristen di Eropa.
- Perlawanan dari masyarakat Kristen di Andalusia yang menganggap kekuasaan Islam sebagai ancaman dan penjajahan.
Baca juga : Lahirnya I Gusti Ngurah Rai Pahlawan dari Bali
Khalifah-Khalifah Daulah Umayyah di Andalusia
Daftar penguasa Daulah Umayyah di Andalusia meliputi Abdurrahman Ad-Dakhil, Hisyam bin Abdurrahman, Al-Hakim bin Hisyam, Abdurrahman al-Ausath, Muhammad bin Abdurrahman, Munzir bin Abdurrahman, Abdurrahman an-Nasir, Hakam al-Muntasir, Hisyam II, Muhammad II, Sulaiman, Abdurrahman IV, Abdurrahman V, Muhammad III, dan Hisyam III.