Rotasi Inti Bumi Melambat dan Berbalik Arah
Bumi memiliki struktur yang lebih kompleks daripada yang sering kita bayangkan. Planet ini terdiri dari tiga lapisan utama: kerak, mantel, dan inti. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rotasi inti Bumi, yang sebelumnya dianggap stabil, kini mengalami perlambatan signifikan dan bahkan berbalik arah, membawa implikasi yang menarik bagi ilmu pengetahuan dan kehidupan sehari-hari.
Struktur dan Rotasi Inti Bumi
Inti Bumi, yang terletak sekitar 5.180 kilometer di bawah permukaan Bumi, adalah bagian terpanas dari planet ini. Suhunya setara dengan permukaan Matahari, menjadikannya lingkungan yang ekstrem. Inti Bumi terdiri dari dua bagian: inti dalam yang padat, yang sebagian besar terdiri dari besi dan nikel, dan inti luar yang cair, yang berfungsi sebagai penghalang antara inti dalam dan lapisan luar Bumi.
Inti dalam ini berputar secara independen dari kerak Bumi, berkat lapisan cair di sekelilingnya. Penemuan inti dalam Bumi dilakukan oleh ahli seismologi Denmark, Inge Lehmann, pada tahun 1936. Sejak saat itu, para ilmuwan terus meneliti rotasi inti, meskipun sulit untuk mengumpulkan data langsung dari bagian terdalam Bumi. Penelitian biasanya bergantung pada pengamatan gelombang seismik yang melintasi inti, yang memberikan indikasi kecepatan dan arah rotasinya.
Temuan Terbaru: Perlambatan dan Perubahan Arah
Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature pada Juni 2024 mengungkapkan bahwa kecepatan rotasi inti Bumi telah menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan menunjukkan tanda-tanda berbalik arah. Data seismogram yang dikumpulkan dari gempa bumi dan ledakan menunjukkan bahwa rotasi inti dalam Bumi kini melambat lebih jauh dari kecepatan permukaan Bumi. Penelitian ini mendukung model yang diajukan pada 2023, yang menyatakan bahwa inti Bumi sebelumnya berputar lebih cepat daripada kerak, tetapi kini berputar lebih lambat, mengikuti pola siklus sekitar 70 tahun.
Model ini menggambarkan dinamika yang kompleks, di mana rotasi inti Bumi awalnya sejalan dengan rotasi permukaan, tetapi kini mengalami perubahan signifikan. Siklus perlambatan dan percepatan ini menunjukkan bahwa inti Bumi mungkin mengalami perubahan kecepatan secara berkala.
Dampak pada Durasi Hari dan Kehidupan Manusia
Menurut Dr. John Vidale, Dekan Profesor Ilmu Bumi di Dornsife College of Letters, Arts and Sciences, University of Southern California, perlambatan dan perubahan arah rotasi inti Bumi dapat mempengaruhi durasi satu hari di Bumi dalam skala sangat kecil. Meskipun perubahan ini mungkin menyebabkan hari di Bumi sedikit lebih lama, dampaknya sangat sulit untuk dideteksi dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan ini tidak cukup signifikan untuk mempengaruhi jam atau kalender manusia secara praktis.
Vidale juga mencatat bahwa meskipun dampak ini ada, kemungkinan besar tidak akan memerlukan penyesuaian pada sistem waktu kita. Selain itu, belum ada informasi yang jelas mengenai frekuensi perubahan kecepatan rotasi inti Bumi. Ada kemungkinan bahwa rotasi inti mengalami percepatan dan perlambatan yang terus-menerus selama beberapa dekade. Penelitian lebih lanjut dan pengumpulan data yang lebih komprehensif diperlukan untuk memahami implikasi jangka panjang dan potensi dampaknya di masa depan.
Dalam konteks yang lebih luas, penemuan ini menambah wawasan kita tentang dinamika internal Bumi dan bagaimana perubahan dalam inti Bumi dapat mempengaruhi planet secara keseluruhan. Studi ini juga menyoroti kompleksitas sistem Bumi yang masih banyak yang perlu dipelajari.

