Uncategorized

Radio Malabar: Memori & Inovasi dalam Perjalanan Telekomunikasi

Advertisements

Segera genap seratus tahun sejak pendiriannya pada tanggal 5 Mei 1923, Radio Malabar tetap menjadi saksi bisu dari perkembangan teknologi telekomunikasi. Meskipun bangunan-bangunannya di berbagai lokasi, terutama di lembah Gunung Puntang dan sekitar Bandung Raya, telah mengalami penurunan kondisi, teknologi nirkabel yang menjadi inti jaringan Radio Malabar terus berkembang.

Sejarah Radio Malabar

Jaringan Radio Malabar sendiri adalah hasil karya Cornelius Johannes de Groot, seorang ahli elektro Belanda yang lulus dari Technische Hoogeschool Delft. De Groot melakukan percobaan tentang penggunaan radio telegraf di Hindia Belanda, di stasiun radio Situbondo, Kupang, dan Ambon.

Perang Dunia I menjadi pemicu penting bagi keberadaan jaringan ini. Karena perang menghambat pengiriman telegram dari Asia Tenggara ke Eropa, Belanda memutuskan untuk membangun jaringan telegraf sendiri. De Groot dipercayakan untuk memimpin proyek ini, dengan berhasil membangun jaringan yang menghubungkan Hindia Belanda dengan Belanda.

Awalnya, percobaan dilakukan dari Stasiun Nauen di Jerman, yang sinyalnya berhasil ditangkap oleh Stasiun Radio Sabang di Hindia Belanda. Kemudian, bekerja sama dengan perusahaan Jerman, Telefunken, dan menggunakan lampu pengirim sinyal Poulsen dari Denmark, jaringan Radio Malabar pun terbentuk.

Perkembangan Teknologi dan Inovasi

Meskipun bangunan fisik Radio Malabar mungkin sudah tidak ada, teknologi yang diperkenalkan olehnya terus berkembang. Gelombang pendek menjadi revolusi baru dalam telekomunikasi, memungkinkan komunikasi suara jarak jauh tanpa kabel. Percobaan dengan gelombang pendek dimulai di Bandung sejak awal 1927, dengan hasil yang menggembirakan.

Meskipun De Groot meninggal di pertengahan tahun itu, percobaan penggunaan gelombang pendek terus berlanjut. Pada September 1927, percakapan pertama antara Bandung dan Belanda berhasil dilakukan, membuka pintu baru dalam komunikasi antar benua. Layanan telepon antar benua kemudian diperkenalkan kepada masyarakat pada Februari 1928, mengubah cara orang berkomunikasi dengan luas.

Baca juga : Dibalik Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro

Kisah Radio Malabar tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang inovasi, ketekunan, dan perubahan. Meskipun bangunan fisiknya mungkin telah hilang, warisan teknologinya tetap hidup dalam arsip sejarah, mengingatkan kita akan perjalanan panjang manusia dalam menjalin komunikasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *