Proses Penulisan “The History of Java” oleh Thomas Raffles
Thomas Stamford Raffles, seorang pejabat tinggi Inggris di Jawa pada awal abad ke-19, bukan hanya dikenal sebagai administrator kolonial, tetapi juga sebagai sejarawan yang menulis karya monumentalnya, “The History of Java” (disingkat HJ). Karya ini tidak hanya menjadi pencapaian intelektualnya, tetapi juga menggambarkan interaksi kompleks antara budaya Jawa dan kehadiran kolonial Belanda yang dipimpinnya.
Latar Belakang Pembuatan Karya
Proses penulisan HJ dimulai dari minat Raffles terhadap bahasa dan adat istiadat Jawa sejak awal kedatangannya di Jawa. Setelah menguasai wilayah tersebut, Raffles dengan cepat mengambil langkah-langkah untuk menghidupkan kembali Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, sebuah lembaga ilmiah yang mendukung penelitian dan publikasi ilmiah. Melalui lembaga ini, Raffles mempublikasikan beberapa karya ilmiahnya sebelum akhirnya memfokuskan perhatiannya pada menulis “The History of Java”.
Raffles pertama kali menyatakan niatnya untuk menulis tentang Jawa kepada Elton Hammond, kemenakannya, pada tahun 1813 ketika masih menjabat sebagai letnan gubernur jenderal Jawa. Meskipun sibuk dengan tugas administratifnya, Raffles tetap aktif mengumpulkan bahan-bahan untuk penelitian ini. Keyakinannya bahwa dia adalah orang pertama yang memiliki wawasan yang komprehensif tentang Jawa tidaklah berlebihan, mengingat lima tahun masa jabatannya memberinya kesempatan besar untuk mengumpulkan sumber-sumber yang berharga.
Kolaborasi dengan Ahli dan Tokoh Pribumi
Penting untuk dicatat bahwa Raffles tidak hanya mengandalkan pengetahuannya sendiri, tetapi juga menggandeng berbagai ahli dan tokoh pribumi Jawa untuk mendapatkan perspektif yang lebih dalam. Salah satu kontributor penting adalah H.C. Cornelius, seorang tentara Belanda yang ditugaskan untuk meneliti Candi Borobudur. Dengan bantuan Cornelius dan timnya, Raffles berhasil mendokumentasikan dengan baik peninggalan budaya Jawa berupa candi ini.
Selain itu, Raffles juga mendapatkan dukungan dari Thomas Horsfield, seorang naturalis Amerika yang memiliki pengetahuan mendalam tentang flora dan fauna di Hindia Belanda. Horsfield tidak hanya membantu Raffles dalam aspek alam Jawa, tetapi juga memperluas penelitiannya ke geologi dan sejarah alam, memberikan dimensi tambahan pada karya sejarahnya.
Penggunaan Sumber Primer dan Sekunder
Proses penulisan HJ tidak hanya didasarkan pada penelitian lapangan dan observasi langsung, tetapi juga menggunakan sumber-sumber tertulis. Raffles mengakui penggunaannya terhadap manuskrip sejarah Jawa yang dikumpulkan oleh Jacob Albert van Middelkoop, seorang pegawai VOC yang pertama kali tiba di Jawa pada akhir abad ke-18. Meskipun tidak secara eksklusif, penggunaan sumber dari Middelkoop memberikan landasan yang kuat bagi narasi sejarahnya.
Publikasi dan Dampak
“The History of Java” terbit pada tahun 1817, hanya dua tahun setelah Raffles meninggalkan Jawa. Karya ini tidak hanya dianggap sebagai salah satu karya terpenting dalam literatur kolonialisme Eropa di Asia Tenggara, tetapi juga memperkenalkan Jawa secara luas kepada dunia Barat. Raffles dianggap lebih sebagai sejarawan yang brilian daripada sebagai seorang administrator kolonial yang telah memperkenalkan sistem sewa tanah di Jawa.
Baca juga : Peran Bathoro Katong dalam Penyebaran Islam
Penilaian dan Kritik
Meskipun dihargai karena kecemerlangannya, HJ juga menerima kritik karena tidak netral secara politik. Namun, karya ini tetap menjadi bahan penting dalam studi mengenai sejarah Jawa dan interaksi antara kolonialisme dan budaya lokal.
Dalam penulisan “The History of Java”, Thomas Stamford Raffles tidak hanya menghasilkan karya yang mengesankan secara ilmiah dan literer, tetapi juga menggambarkan pendekatan kolaboratifnya dengan tokoh-tokoh lokal Jawa. Melalui karya ini, Raffles memberikan pandangan mendalam tentang budaya, sejarah, dan kekayaan alam Jawa, meskipun dengan perspektif yang terkadang terpengaruh oleh konteks kolonialnya.