Komisi X DPR Dorong Pendidikan Karakter Jadi Mata Pelajaran Khusus
Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah, mengusulkan agar pendidikan karakter dimasukkan dalam kurikulum dan dijadikan mata pelajaran khusus di sekolah. Menurutnya, pendidikan karakter sangat penting untuk membentuk sikap dan perilaku siswa yang baik, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih bijaksana. Ledia menekankan bahwa pendidikan karakter tidak hanya perlu diajarkan secara teori, tetapi harus dilaksanakan secara berkelanjutan agar dapat membekas dalam jiwa siswa.
“Pendidikan karakter seharusnya menjadi bagian dari kurikulum yang diajarkan secara terus-menerus. Ini penting untuk membentuk karakter siswa agar lebih baik. Jadi, karakter ini harus benar-benar internalisasi, bukan sekadar materi ujian tertulis,” ujar Ledia dalam keterangan yang diterima dari laman resmi DPR RI pada Kamis, 5 Desember 2024.
Pendidikan Karakter Sebagai Landasan Mengatasi Kekerasan di Sekolah
Ledia menambahkan bahwa dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis, diharapkan dapat mengurangi tindakan kekerasan yang sering terjadi di sekolah. Menurutnya, banyak kasus kekerasan di sekolah yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan penguatan nilai-nilai moral di kalangan siswa. Oleh karena itu, pendidikan karakter bukan hanya sekadar pengajaran etika, melainkan sebuah cara untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman hidup bagi para siswa.
“Pendidikan karakter bukan hanya soal penanaman nilai-nilai moral, tetapi juga tentang bagaimana siswa mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di luar sekolah,” jelasnya. Dengan cara ini, diharapkan siswa bisa membentuk perilaku positif yang menjauhi kekerasan dan tindakan negatif lainnya.
Pembatasan Penggunaan Gawai di Sekolah
Selain itu, Anggota Komisi X DPR RI lainnya, Karmila Sari, juga menyoroti pentingnya pembatasan penggunaan gawai di kalangan siswa. Karmila mengungkapkan bahwa pengaruh buruk dari konten di media sosial dan internet semakin dirasakan oleh banyak anak. Banyaknya konten yang tidak sesuai dan tidak sehat dapat berdampak pada perkembangan psikologis dan moral siswa. Oleh karena itu, pengawasan ketat terhadap penggunaan gawai di sekolah menjadi hal yang sangat penting.
“Sekolah harus lebih tegas dalam mengawasi penggunaan gawai di kalangan siswa. Waktu yang lebih banyak dihabiskan di sekolah harus dimanfaatkan dengan lebih bijaksana, mengingat banyak hal negatif yang dapat diakses melalui media sosial,” ujar Karmila. Ia juga menambahkan bahwa sekolah perlu bekerja sama dengan pihak terkait, seperti Komisi Digital (Komdigi), untuk melakukan pemantauan dan filtering terhadap konten yang dapat diakses oleh siswa.
Menurut Karmila, meskipun siswa dapat mengakses internet untuk berbagai tujuan, pengawasan tetap perlu dilakukan, terutama terkait dengan usia pengguna dan lokasi mereka, guna mencegah dampak negatif dari perundungan dan akses ke konten berbahaya. “Penyalahgunaan teknologi oleh siswa harus diminimalisir, karena banyak kasus perundungan yang meningkat dan kasusnya semakin bervariasi,” katanya.
Upaya Pemerintah dalam Penguatan Pendidikan Karakter
Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa pemerintah akan fokus pada peningkatan kualitas guru Bimbingan Konseling (BK) sebagai bagian dari penguatan pendidikan karakter. Salah satu langkah yang akan diambil adalah memberikan pelatihan kepada guru BK yang akan dimulai pada 2025. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan peran guru BK tidak hanya sebagai pemberi sanksi atau hukuman, tetapi juga sebagai pembimbing yang dapat mengarahkan siswa dalam mengembangkan minat dan bakat mereka.
“Program pelatihan untuk guru BK sangat penting. Kami ingin guru BK tidak hanya bertugas memberikan sanksi atau hukuman, tetapi juga dapat membantu siswa menemukan dan mengembangkan bakat serta minat mereka. Ini bagian dari upaya kami untuk membantu para siswa mengetahui potensi diri mereka,” ujar Prof. Mu’ti.
Meningkatkan Kualitas Guru BK Melalui Program Pelatihan dan Sertifikasi
Selain pelatihan, Prof. Mu’ti juga mengungkapkan bahwa pemerintah akan meningkatkan materi tentang bimbingan di dalam program sertifikasi Pendidikan Profesi Guru (PPG). Hal ini dilakukan agar guru BK memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai pendidikan karakter dan dapat memberikan bimbingan yang lebih efektif kepada siswa. Prof. Mu’ti berharap dengan adanya peningkatan kualitas pendidikan karakter melalui guru BK, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan kehidupan, baik secara akademis maupun sosial.
“Kami berupaya untuk mengembangkan program pelatihan yang lebih baik, agar guru BK bisa mengembangkan potensi siswa secara lebih maksimal. Guru BK tidak hanya sekadar memberi hukuman, tetapi juga memberikan dampingan positif dalam menemukan dan mengarahkan minat dan bakat siswa,” kata Prof. Mu’ti.
Pendidikan Karakter sebagai Investasi Jangka Panjang
Pendidikan karakter memang menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk diterapkan di sekolah, mengingat dampaknya yang luas terhadap perkembangan pribadi siswa. Penanaman karakter yang kuat dapat membantu siswa untuk menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan sosial mereka.
Pendidikan karakter yang dimasukkan dalam kurikulum dan dijadikan mata pelajaran khusus di sekolah akan memberikan dampak yang lebih mendalam dan berkelanjutan. Hal ini akan membantu siswa untuk membangun kebiasaan baik yang pada akhirnya membentuk generasi muda yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan berkontribusi positif terhadap masyarakat.
Baca juga : UIN Mataram Resmi Kukuhkan Tiga Guru Besar
Seiring dengan itu, pembatasan penggunaan gawai dan pengawasan terhadap konten yang dikonsumsi oleh siswa juga menjadi langkah penting untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan digital mereka. Penerapan kedua hal ini bersama-sama diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat dan aman bagi siswa di Indonesia.
Dengan upaya tersebut, diharapkan kualitas pendidikan karakter di Indonesia semakin meningkat dan menjadi bagian integral dari pendidikan yang berkelanjutan, mendalam, dan bermanfaat bagi generasi mendatang.