Pendekatan Alternatif dalam Studi Hubungan Internasional
Dalam dunia ilmu hubungan internasional, terdapat dominasi pemikiran dari kawasan Barat yang telah lama menjadi pusat perhatian. Namun, kehadiran pendekatan non-Barat masih menjadi pertanyaan yang menarik. Artikel ini akan menjelaskan mengapa pendekatan non-Barat belum sepenuhnya muncul dalam konteks hubungan internasional serta potensi-potensi yang dapat dijelajahi dengan menggunakan pendekatan semacam itu. Mari kita lihat!
Pendekatan Alternatif dalam Studi Hubungan Internasional
Acharya dan Buzan (2010) mengemukakan bahwa terdapat perhatian baru terhadap pengembangan ilmu hubungan internasional yang menekankan perbedaan pandangan sejarah dan konsepsi antara dunia Barat dan non-Barat. Hal ini menciptakan tantangan untuk memperkenalkan pemikiran non-Barat ke dalam diskursus ilmu hubungan internasional, sebagai upaya untuk meredakan dominasi pendekatan Barat.
Tiongkok
Di Tiongkok, perkembangan teori hubungan internasional mengalami perjalanan yang menarik sebagaimana diuraikan oleh Yaqinq Qin (dalam Acharya & Buzan, 2010). Mulai dari tahap prateori hingga tahap penciptaan teori, akademisi Tiongkok mulai memahami pentingnya paradigma teori dalam konteks hubungan internasional. Namun, faktor-faktor seperti sistem pemerintahan yang sentralistik dan pengaruh konfusianisme menghambat pertumbuhan teori hubungan internasional yang mandiri di Tiongkok.
Jepang
Pemikiran hubungan internasional Jepang, seperti yang diuraikan oleh Takashi Inoguchi (dalam Acharya & Buzan, 2010), mencerminkan keinginan Jepang untuk menjadi pemimpin Asia. Perkembangan pemikiran ini menunjukkan pola unik yang mencerminkan aspek budaya dan historis Jepang. Metodologi yang berbeda dan fokus pada sejarah dan budaya menjadi ciri khas pemikiran hubungan internasional di Jepang.
Korea
Ketidakhadiran pemikiran hubungan internasional di Korea, menurut Chaesung Chun (dalam Acharya & Buzan, 2010), sebagian disebabkan oleh nilai-nilai moral yang kuat dalam masyarakat Korea. Meskipun demikian, upaya untuk beradaptasi dengan sistem internasional modern menghadapi kendala tertentu. Faktor-faktor seperti pengaruh Amerika Serikat dan minimnya minat dalam pengembangan teori internasional memainkan peran penting dalam konteks ini.
India
Di India, perkembangan ilmu hubungan internasional dipengaruhi oleh tradisi sejarah dan filsafat politik India yang khas. Konsep modernitas yang diperkenalkan oleh tokoh seperti Ashis Nandy membawa pandangan baru dalam studi hubungan internasional di India. Tokoh-tokoh sejarah dan pemikir India, seperti Mahatma Gandhi, juga memberikan kontribusi penting dalam konteks ini.
Westfailure dalam Teori Hubungan Internasional
Kritik terhadap disiplin ilmu hubungan internasional tidak hanya mencakup dominasi Barat, tetapi juga kegagalan teori dalam memahami realitas global yang kompleks. Konsep “westfailure” menggambarkan ketidakmampuan teori Barat untuk memahami dan menjelaskan fenomena-fenomena di luar wilayah Barat dengan memadai.
Meskipun dominasi pendekatan Barat masih kuat dalam ilmu hubungan internasional, terdapat potensi besar dalam pengembangan pendekatan non-Barat. Faktor-faktor seperti budaya, sejarah, dan filosofi masyarakat non-Barat dapat menjadi sumber daya penting dalam merumuskan teori hubungan internasional yang lebih inklusif dan representatif. Sehingga, melalui pemikiran alternatif ini, studi hubungan internasional dapat menjadi lebih komprehensif dan relevan dengan realitas global yang semakin kompleks.
Pingback: Memahami Analisis Konsumen - DUNIA PENDIDIK
Pingback: Liberalisme & Non-Liberalisme dalam Teori Hubungan Internasional - DUNIA PENDIDIK