Mikroplastik Masuk ke Otak Manusia Melalui Pernapasan
Studi terbaru mengungkapkan temuan mengejutkan mengenai mikroplastik yang terdeteksi di bulbus olfaktorius, bagian bawah otak manusia. Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Dr. Thais Mauad dan Dr. Luis Fernando Amato-Lourenco dari Universitas Sao Paulo dan Universitas Freie Berlin menemukan bahwa mikroplastik bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara yang sangat sederhana—melalui pernapasan.
Sebanyak 8 dari 15 sampel otak orang yang baru saja meninggal di kota terbesar di Brasil menunjukkan keberadaan serat dan partikel plastik. Jenis mikroplastik yang paling umum ditemukan adalah polipropilena, yang biasa digunakan dalam pembuatan pakaian, botol, dan kemasan makanan.
Pernapasan: Jalur Utama Penyerapan Mikroplastik
Para peneliti mengungkapkan bahwa manusia dapat menghirup mikroplastik setiap minggu, berdasarkan jejak yang terdeteksi di hidung. Temuan ini, yang dihubungkan dengan hasil penelitian mengenai otak, menunjukkan bahwa pernapasan mungkin menjadi saluran utama bagi penyerapan mikroplastik baik pada manusia maupun hewan.
Maria Westerbos, pendiri Plastic Soup Foundation dan salah satu co-founder Plastic Health Council, mengungkapkan keprihatinannya. “Plastik kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Berulang kali, para ilmuwan menunjukkan dampak negatif plastik terhadap kesehatan. Tidak ada keraguan mengenai hal itu,” ujarnya dalam Environment Journal.
Westerbos juga menekankan urgensi negosiasi akhir Perjanjian Plastik Global, yang sedang berlangsung, dan mendesak pembuat kebijakan untuk memperhatikan sains. “Masyarakat internasional tidak bisa lagi menunda; mereka harus mendengarkan fakta-fakta ilmiah,” tambahnya.
Risiko Kesehatan yang Mengintai
Kekhawatiran juga muncul terkait potensi mikroplastik dalam memicu perubahan fungsi sel, terutama di dalam organ tubuh. Anak-anak diyakini lebih rentan terhadap dampak ini, dan perubahan yang terjadi dapat menjadi lebih jelas saat mereka beranjak dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa sel kanker dalam usus dapat menyebar lebih cepat setelah terpapar mikroplastik. Profesor Lukas Kenner, anggota Plastic Health Council, menekankan bahwa mikroplastik dapat menjadi faktor risiko yang signifikan dalam perkembangan kanker dini. Di Inggris, angka kanker pada anak muda telah meningkat sekitar 9% sejak awal tahun 2000-an.
Baca juga : Apakah Cahaya Lampu Malam Mengganggu Tumbuhan?
Selain risiko kanker, dampak kesehatan lainnya dari mikroplastik juga mencakup potensi masalah kesuburan dan penyakit jantung. Dari 16.000 bahan kimia yang terdapat dalam mikroplastik, sebanyak 4.000 di antaranya telah terbukti secara ilmiah berbahaya bagi organisme hidup.
Dengan semakin banyaknya bukti mengenai dampak mikroplastik terhadap kesehatan manusia, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran dan mengambil tindakan preventif. Penelitian lebih lanjut dan tindakan regulasi yang tepat dapat membantu mengurangi paparan mikroplastik dan melindungi kesehatan generasi mendatang.

