Mengenal Academic Burnout dan Tips Mengatasinya
Setiap fase pendidikan yang kita jalani memiliki peran krusial dalam membentuk masa depan kita. Mulai dari ujian hingga pemilihan jurusan kuliah, semuanya memegang arti penting. Bagi kamu yang berada di tingkatan akhir, seperti kelas 3, tantangan dan beban tugas semakin besar. Kamu harus menghadapi momen-momen krusial seperti SNBP, SNBT, hingga Seleksi Mandiri. Pertanyaannya sekarang, sejauh mana kamu sudah mempersiapkan diri? Apakah semangatmu masih berkobar atau sudah mulai terasa lelah? BTW, pernah nggak kepikiran kalau belajar terlalu intens bisa bikin lelah secara psikis? Kondisi ini dikenal dengan sebutan academic burnout. Nama yang keren, kan? Meskipun begitu, kelelahan ini dapat menyebabkan penurunan motivasi, mudah tersulut emosi, hingga kehilangan minat dan apatis terhadap dunia pendidikan. Yuk mengenal academic burnout dan tips mengatasinya!
Mengenal Academic Burnout
Istilah “burnout” pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Herbert Freudenberger pada tahun 1974. Freudenberger menemukan sindrom ini melalui pengamatannya terhadap pekerja di sektor pelayanan tatap muka yang banyak mengalami stres akibat konflik dan tekanan di tempat kerja. Beberapa tahun kemudian, konsep burnout juga diterapkan pada lingkungan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dapat merasakan stres seperti halnya para pekerja. Academic burnout, atau kelelahan akademik, muncul sebagai reaksi emosional, fisik, dan mental negatif terhadap belajar yang berkepanjangan.
Penyebab Academic Burnout
Academic burnout berbeda dari stres pada umumnya atau kelelahan yang muncul akibat belajar semalaman. Ini adalah puncak dari segala kelelahan yang terus menerus menumpuk di tubuh dan pikiran. Beberapa faktor penyebabnya meliputi:
1. Aktivitas yang Terlalu Padat
– Jadwal yang padat dari pagi hingga malam dapat menguras energi dan pikiran, tanpa memberikan waktu untuk bersantai.
2. Persaingan dan Tingkat Kepercayaan Diri
– Rasa takut atau kurang percaya diri terhadap kemampuan sendiri dapat mendorong untuk terus-menerus belajar tanpa henti.
3. Tugas yang Terlalu Banyak
– Beban tugas yang meningkat, terutama sejak pandemi, dapat menyebabkan stres dan kelelahan yang berkelanjutan.
Baca juga : Teknik Feynman untuk Pemahaman yang Lebih Cepat!
Ciri-ciri Academic Burnout
1. Sulit Berkonsentrasi saat Belajar
2. Mudah Marah sebagai Bentuk Frustrasi
3. Pesimis terhadap Kemampuan yang Dimiliki
4. Tidak Peduli terhadap Hal-hal yang Berhubungan dengan Sekolah
5. Tidak Tertarik untuk Beraktivitas, bahkan Enggan Melakukan Hobi
Walaupun academic burnout tidak dikategorikan sebagai gangguan mental, penderitanya dapat mengalami kelelahan fisik dan emosional. Bagi yang mengalami gejala ini, berikut beberapa tips untuk mengatasinya!
Tips Mengatasi Academic Burnout
1. Buat Batasan
– Pisahkan waktu untuk belajar, bermain, dan mengerjakan tugas. Beri batasan jelas agar waktu bersantai tidak terganggu.
2. Komunikasikan dengan Guru dan Orangtua
– Diskusikan beban tugas dan kebutuhanmu dengan guru dan orangtua. Buka komunikasi untuk mencari solusi bersama.
3. Journaling
– Menuliskan pikiran dan perasaan dalam jurnal dapat membantu melepaskan stres dan menurunkan tekanan.
4. Istirahat
– Beri diri waktu untuk istirahat dan melakukan kegiatan yang menyenangkan. Jangan ragu untuk mengambil cuti sejenak jika diperlukan.
Dengan menerapkan tips ini, diharapkan kamu dapat mengatasi academic burnout dan menjaga keseimbangan antara belajar dan kesejahteraan mental. Ingatlah, belajar yang efektif juga melibatkan istirahat yang cukup!
Pingback: Strategi Ampuh Menghadapi PTS - DUNIA PENDIDIK