Kampus

Masalah di Balik Ferienjob: Pengalaman Magang di Jerman

Advertisements

Hebohnya isu ferienjob (kerja di waktu libur) beberapa waktu lalu menyoroti persoalan serius bagi mahasiswa yang sedang magang di Jerman. Penulis melakukan penelusuran dengan berbagai narasumber, termasuk mahasiswa yang sedang menjalani program ferienjob, pihak universitas di Indonesia, dan mahasiswa Indonesia lainnya yang memahami aturan ketenagakerjaan di Jerman. Penulis juga menyelidiki dokumen-dokumen terkait, seperti dokumen visa dan kontrak kerja.

Apa sebenarnya ferienjob itu?

Ferienjob, yang sedang hangat diperbincangkan di Indonesia, sebenarnya adalah program kerja singkat bagi mahasiswa yang terdaftar di universitas di luar Jerman. Industri perhotelan, restoran, pertanian, dan lainnya di Jerman membutuhkan tenaga kerja tambahan, sehingga merekrut mahasiswa dari luar negeri untuk mengisi posisi tersebut. Masa kerja ferienjob maksimal adalah 90 hari, bukan kegiatan akademis, tetapi murni soal pasar tenaga kerja.

Aturan Kerja di Jerman

Di Jerman, batas jam kerja dalam satu hari adalah 8 jam, bisa diperpanjang hingga 10 jam, dengan batas maksimal 48 jam per minggu. Upah minimum per jam di Jerman adalah 12 euro (sekitar Rp207.000), dengan tambahan upah lembur untuk shift malam, hari Minggu, dan hari libur nasional.

Mahasiswa yang saya wawancarai menerima upah per jam sekitar 13 euro (sekitar Rp224.000), dengan penghasilan kotor per bulan lebih dari 2000 euro (sekitar Rp34.500.000). Namun, setelah potongan pajak, akomodasi, dan lainnya, upah bersih yang diterima berkisar antara 500 hingga 900 euro (sekitar Rp8.625.000–Rp15.525.000) per bulan.

Potensi Risiko Ferienjob

Ferienjob membawa sejumlah risiko, termasuk penempatan kerja yang tidak pasti, mobilitas tinggi, dan jenis pekerjaan yang beragam, bahkan hubungan kerja yang rentan putus di tengah jalan. Selain itu, mahasiswa juga harus menanggung biaya kesehatan sendiri dan menghadapi kendala komunikasi karena kontrak kerja ditulis dalam bahasa Jerman.

Akar Masalah dan Cara Mengatasi Risiko

Masalah terbesar terletak pada kurangnya informasi yang memadai kepada mahasiswa dan pihak universitas tentang risiko-risiko ini. Disinformasi juga sering terjadi, seperti janji magang dengan konversi satuan kredit semester, padahal ferienjob bukanlah kegiatan akademik di Jerman.

Pemahaman yang lebih baik tentang aturan ferienjob di Jerman sangat penting untuk mengurangi risiko bagi mahasiswa sebelum mereka berangkat.

One thought on “Masalah di Balik Ferienjob: Pengalaman Magang di Jerman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *