Kisah Luar Biasa Tsutomu Yamaguchi: Penyintas Dua Bom Atom
Pada musim panas tahun 1945, Tsutomu Yamaguchi, seorang insinyur berusia 29 tahun yang bekerja untuk Mitsubishi Heavy Industries, terlibat dalam momen paling mengerikan dalam sejarah manusia. Dilahirkan di Nagasaki, Yamaguchi sedang dalam perjalanan dinas ke Hiroshima ketika nasib mempertemukannya dengan keajaiban yang luar biasa – bertahan hidup dari dua bom atom.
Kronologi Kejadian
Pada tanggal 6 Agustus 1945, Yamaguchi sedang menyelesaikan tugasnya di Hiroshima. Pagi itu, sekitar pukul 8:15 pagi, saat ia berjalan santai menuju dermaga, terdengar kilatan cahaya yang menyilaukan dan suara ledakan yang menggetarkan bumi. Tanpa Yamaguchi sadari, dia sedang menyaksikan ledakan bom atom pertama yang pernah digunakan dalam peperangan. Bom itu, yang dijatuhkan oleh pesawat pembom B-29 Amerika, langsung merenggut nyawa puluhan ribu orang dan menghancurkan kota itu menjadi puing-puing. Yamaguchi, berjarak sekitar 3 kilometer dari titik ledakan, terpental oleh gelombang kejut yang dahsyat. Sisi kiri tubuhnya terbakar parah, dan ledakan itu memecahkan gendang telinganya.
Meskipun terluka parah, Yamaguchi berhasil menemukan perlindungan di reruntuhan galangan kapal Mitsubishi. Di sana, dia bertemu kembali dengan rekan-rekannya, Akira Iwanaga dan Kuniyoshi Sato, yang juga selamat dari ledakan itu. Mereka menghabiskan malam yang mencekam di sebuah tempat penampungan darurat di tengah kobaran api yang melanda kota tanpa kendali.
Keesokan paginya, tanggal 7 Agustus, mereka keluar dari perlindungan dan menuju stasiun kereta api untuk pulang ke Nagasaki, kota kelahiran mereka. Namun, takdir menyiapkan sesuatu yang lebih untuk Yamaguchi. Pada tanggal 9 Agustus 1945, hanya tiga hari setelah bom Hiroshima, Yamaguchi berada di tempat kerjanya di Nagasaki menceritakan pengalamannya kepada atasan ketika sekali lagi langit diisi oleh suara mesin pesawat yang mendekat. Pukul 11:02 pagi, pesawat pembom B-29 Amerika yang bernama Bockscar menjatuhkan bom atom kedua, yang dijuluki “Fat Man,” di Nagasaki. Ledakan itu merenggut ribuan nyawa lagi dan menghancurkan kota itu hingga tak tersisa. Namun, dengan mujizatnya, Yamaguchi selamat lagi meskipun kota di sekelilingnya hancur berantakan.
Dampak Ledakan Bom Atom
Dampak dari kedua ledakan bom atom itu mengubah nasib perang di Pasifik. Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 2 September 1945, yang menandai akhir Perang Dunia II. Selama masa pendudukan berikutnya, Yamaguchi bekerja sebagai penerjemah untuk pasukan Sekutu, di mana Jepang berada di bawah pemerintahan asing untuk pertama dan terakhir kalinya dalam sejarahnya.
Meskipun selamat dari dua bom atom, kehidupan Yamaguchi tidaklah mudah. Di tahun-tahun pasca perang, ia kembali bekerja untuk Mitsubishi, membantu merancang kapal tangki minyak. Bersama istrinya, Hisako, yang juga merupakan penyintas bom atom Nagasaki, mereka membesarkan dua anak perempuan mereka di tengah-tengah proses pemulihan Jepang.
Kondisi Yamaguchi Sebagai Penyintas Bom Atom
Pada tahun 1957, pemerintah Jepang mengakui penyintas bom atom dengan gelar “Hibakusha,” yang memberi mereka berbagai bentuk dukungan dari pemerintah. Meskipun awalnya enggan mencari perhatian karena statusnya sebagai penyintas ganda, Yamaguchi akhirnya melihat ceritanya sebagai kesaksian akan horor perang nuklir dan perlunya penghapusan senjata nuklir.
Di masa tuanya, Yamaguchi menjadi juru bicara yang vokal menentang senjata nuklir dan membagikan pengalaman hidupnya secara luas untuk memastikan bahwa tragedi Hiroshima dan Nagasaki tidak pernah dilupakan atau terulang. Advocasi Yamaguchi semakin intens setelah pemerintah Jepang secara resmi mengakui statusnya sebagai penyintas bom atom ganda pada tahun 2009, menjadikannya satu-satunya orang yang memegang penghargaan tersebut.
Tsutomu Yamaguchi meninggal dunia karena kanker lambung pada tanggal 4 Januari 2010, pada usia 93 tahun. Istrinya, Hisako, telah meninggal lebih dulu karena kanker pada tahun 2008. Meskipun usianya sudah tua, keluarga Yamaguchi terus menghadapi tantangan kesehatan akibat paparan radiasi, menjadi pengingat yang mencekam akan warisan panjang dari ledakan bom atom.
Baca juga : Biografi Jenderal Ahmad Yani
Kisah Tsutomu Yamaguchi tidak hanya menjadi pengingat akan kekuatan mengerikan dan konsekuensi jangka panjang dari perang nuklir, tetapi juga menunjukkan ketangguhan, keberanian, dan komitmennya terhadap perdamaian, memastikan bahwa warisannya tetap hidup sebagai advokat kuat untuk dunia bebas dari ancaman senjata nuklir.