Sekolah

Kehidupan dan Warisan Sejarah Kerajaan Pajang

Advertisements

Pernahkah kamu mengunjungi Solo? Saya kebetulan berasli dari Solo, nih. Mungkin selama ini, jika kamu hanya mengetahui tentang dua kerajaan di Solo, yaitu Mangkunegaran dan Kasunanan Surakarta. Tapi tahukah kamu bahwa ada satu lagi kerajaan yang pernah berdiri di Solo, yaitu Kerajaan Pajang? Nah, bagaimana sejarah dari Kerajaan Pajang ini? Kali ini saya akan mengajakmu untuk lebih mengenal kerajaan tersebut. Yuk, langsung saja simak penjelasan saya berikut!

Sejarah Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang merupakan salah satu kerajaan bercorak Islam yang berada di Jawa Tengah, tepatnya di Kota Solo. Kerajaan ini berdiri dalam kurun waktu yang relatif singkat jika dibandingkan dengan kerajaan Islam lainnya, yakni sekitar tahun 1568 hingga 1587 M. Kerajaan Pajang memiliki keterkaitan dengan Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak.

Pendiri Kerajaan Pajang memiliki hubungan keluarga dengan Raden Patah dari Demak, yang merupakan keturunan Kerajaan Majapahit yaitu Sultan Hadiwijaya atau dikenal sebagai Jaka Tingkir. Untuk pemahaman lebih lanjut, kamu dapat membaca artikel terkait Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak.

Kerajaan Pajang ini mencerminkan akulturasi antara budaya Tionghoa dan Jawa. Hal ini tidak mengherankan karena, seperti yang disebutkan sebelumnya, Kerajaan Pajang masih terhubung dengan Kerajaan Demak, di mana para Raja dan keturunannya memiliki darah Tionghoa. Meskipun kekuasaannya tidak berlangsung lama, Kerajaan Pajang hanya memiliki wilayah kekuasaan utama di sekitar Jawa Tengah.

Sumber Sejarah Kerajaan Pajang

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, keberlangsungan Kerajaan Pajang yang singkat membuat sumber sejarahnya terbatas. Terdapat dua sumber sejarah utama yang membuktikan keberadaan Kerajaan ini pada zamannya, yaitu Masjid Laweyan Solo dan Kampung Batik Laweyan.

Masjid Laweyan

Masjid Laweyan adalah salah satu sumber sejarah Kerajaan Pajang. Didirikan oleh raja pertama Kerajaan Pajang, Jaka Tingkir, sekitar tahun 1546, masjid ini dapat ditemukan di Dusun Belukan, Kelurahan Pajang. Meskipun masih digunakan untuk ibadah hingga saat ini, masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Di sekitar Masjid Laweyan, terdapat makam-makam kerabat Kerajaan Pajang, termasuk Ki Ageng Henis, seorang penasihat spiritual Kerajaan Pajang.

Kampung Batik Laweyan

Meskipun struktur bangunan telah mengalami perubahan, Kampung Batik Laweyan merupakan bukti lain dari keberadaan Kerajaan Pajang. Kampung Batik Laweyan telah ada sejak Kerajaan Pajang berdiri dan masih menjadi salah satu destinasi wisata di Solo karena kampung ini dikenal sebagai pusat budaya batik.

Para Raja Kerajaan Pajang

Selama masa keberadaannya, Kerajaan Pajang dipimpin oleh tiga raja yang masing-masing memberikan kontribusi dan menghadapi tantangan unik, di antaranya:

Jaka Tingkir

Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya memerintah dari tahun 1568 hingga 1583 M. Beliau adalah pendiri Kerajaan Pajang dan membawa kerajaan ini pada masa kejayaan. Jaka Tingkir adalah cucu dari Sunan Kalijaga yang berasal dari Kadilangu. Hubungan Jaka Tingkir dengan Kerajaan Demak dapat dilihat dari pernikahannya dengan putri Sultan Trenggana, raja Kerajaan Demak. Hadiwijaya kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang dan berhasil mendirikan Kerajaan Pajang. Ia juga berhasil menyebarkan ajaran Islam di wilayah selatan Jawa.

Arya Pengiri

Arya Pengiri menggantikan Jaka Tingkir sebagai raja kedua pada tahun 1583-1586 M. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Pajang mulai mengalami kemunduran karena dianggap kurang bijaksana dalam kepemimpinannya. Hal ini menyebabkan pergantian kekuasaan, dan Arya Pengiri digantikan oleh Pangeran Benawa.

Pangeran Benawa

Pangeran Benawa memerintah Kerajaan Pajang setelah berhasil menggulingkan Arya Pengiri. Ia hanya memerintah selama satu tahun, yaitu dari tahun 1586 hingga 1587 M. Selama masa pemerintahannya, Pangeran Benawa menjalin kerjasama dengan Kerajaan Mataram. Namun, ia meninggal dan Kerajaan Pajang kemudian dikuasai oleh Sutawijaya Mataram.

Aspek Kehidupan Kerajaan Pajang

Setelah mengetahui sumber sejarah dan para raja yang memimpin Kerajaan Pajang, akan lebih lengkap jika kita membahas kehidupan di masa Kerajaan Pajang. Berikut adalah beberapa aspek kehidupan pada masa Kerajaan Pajang:

Aspek Ekonomi

Dalam aspek ekonomi, seperti Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang yang berada di Jawa Tengah memiliki tanah yang sangat subur. Banyak masyarakatnya bekerja dalam bidang pertanian atau bercocok tanam. Selain itu, masyarakat sekitar Kerajaan Pajang banyak yang menjadi pengrajin batik, yang hasilnya diperdagangkan. Anda masih bisa menemui warisan ini ketika berkunjung ke Solo, terutama di Kampung Batik Laweyan.

 Aspek Sosial Budaya

Meskipun Kerajaan Pajang berbasis Islam, pengaruh Hindu-Buddha masih terasa di wilayah tersebut. Masyarakat setempat mengenal kepercayaan kejawen, yang tercermin dalam bentuk Masjid Laweyan yang mirip klenteng.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *