Penelitian

Fenomena Pohon Jati Terbakar Saat Hujan di Kuningan

Advertisements

Baru-baru ini, sebuah kejadian mengejutkan terjadi di Desa Cihirup, Kabupaten Kuningan, di mana pohon jati di lahan Perhutani terlihat mengeluarkan api meskipun saat itu hujan turun. Pertanyaannya adalah: apakah fenomena ini dapat dijelaskan secara ilmiah?

Faktor Penyebab Kebakaran Hutan dan Pohon Jati

Untuk memahami kemungkinan penyebab kebakaran pohon jati dalam kondisi hujan, mari kita telusuri beberapa aspek dari kebakaran hutan berdasarkan kajian ilmiah. Dalam artikel di Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 16 No. 1 Januari 2021, yang ditulis oleh Fiqri Ardiansyah dan Ananto Triyogo dari Jurusan Silvikultur, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, disebutkan bahwa ada beberapa faktor yang membuat hutan jati rentan terhadap kebakaran:

  1. Bahan Bakar yang Rentan: Serasah atau daun kering yang menumpuk di bawah pohon dapat menjadi bahan bakar yang mudah terbakar.
  2. Oksigen yang Melimpah: Ketersediaan oksigen yang cukup mendukung proses pembakaran.
  3. Sumber Api: Keberadaan sumber api, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, dapat memicu kebakaran.

Menurut penelitian tersebut, usia pohon jati berpengaruh pada ketebalan dan kandungan air dalam kulit batangnya. Semakin tua pohon jati, kulit batangnya semakin tebal namun kandungan airnya semakin rendah. Kulit batang yang tebal dapat meningkatkan ketahanan terhadap nyala api, sedangkan kandungan air yang rendah dapat membuat pohon lebih rentan terhadap kebakaran.

Pengaruh Cuaca dan Faktor Lingkungan

Dalam jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017, yang ditulis oleh Zulkifli, Ismail, dan Legowo Kamarubayana dari Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, diteliti bahwa kondisi cuaca mempengaruhi timbulnya kebakaran hutan. Wilayah yang kering, seperti Kelurahan Sungai Merdeka di Kalimantan Timur, memiliki suhu tinggi dan curah hujan rendah, yang menyebabkan daun-daun hutan mengering dan menjadi bahan bakar potensial.

Pada musim kemarau, suhu tinggi meningkatkan kemungkinan kebakaran karena tanaman hutan beradaptasi dengan meranggas, meninggalkan serasah yang dapat memicu kebakaran jika terkena api.

Kebakaran Akibat Petir dan Faktor Manusia

Dalam artikel yang diterbitkan di Jurnal Silvikultur Tropika Vol. 08 No. 3, Desember 2017, Bambang Hero Saharjo dan Elga Tiara Putra dari Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB, mengidentifikasi bahwa faktor utama penyebab kebakaran hutan adalah manusia. Petir, meskipun jarang, juga dapat menjadi penyebab kebakaran. Namun, di daerah tropis, kebakaran hutan akibat petir tidak umum terjadi.

Menurut studi ini, puntung rokok tidak terbukti menjadi penyebab kebakaran hutan, dan akumulasi serasah kering berfungsi sebagai bahan bakar, bukan sebagai sumber api. Oleh karena itu, meskipun petir bisa menjadi penyebab kebakaran, penyebab utama kebakaran hutan biasanya adalah aktivitas manusia.

Kemungkinan Terbakar Karena Petir Tanpa Suara Guntur

Dalam kasus kebakaran pohon jati di Kuningan, fakta menunjukkan bahwa api muncul saat hujan, tanpa adanya bekas pembakaran di sekitar pohon atau suara petir. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), petir dapat terjadi tanpa disertai suara guntur yang terdengar, terutama jika jaraknya jauh dari pengamat. Fenomena ini dikenal sebagai “kilat panas.”

NOAA menjelaskan bahwa guntur selalu terjadi bersamaan dengan petir, namun kadang-kadang seseorang mungkin hanya melihat kilat tanpa mendengar guntur jika jaraknya terlalu jauh. Ini bisa menjelaskan mengapa warga tidak mendengar suara guntur saat pohon jati terbakar.

Baca juga : Bahaya Kebiasaan Menonton Video Pendek di Media Sosial

Kesimpulan

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, ada kemungkinan bahwa pohon jati di lahan Perhutani Kuningan terbakar karena tersambar petir meskipun suara guntur tidak terdengar. Sementara faktor manusia dan bahan bakar seperti serasah juga memainkan peran penting, keberadaan petir tanpa guntur yang terdengar mungkin menjadi penjelasan ilmiah yang dapat diterima untuk fenomena kebakaran ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *