Geopark Kebumen Resmi Menjadi Bagian dari UNESCO Global Geopark

14/09/2024 Editor

Advertisements

Geopark Kebumen baru saja mencapai prestasi luar biasa dengan resmi diakui sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp). Pengakuan ini merupakan hasil dari proses panjang yang akhirnya diputuskan pada Sidang Dewan UGGp yang diadakan di Cao Bang, Vietnam pada Minggu, 8 September 2024.

Sigit Tri Prabowo, General Manager Badan Pengelola Geopark Kebumen, menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian tersebut. “Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena seluruh anggota Dewan UGGp dari 11 negara telah sepakat untuk mengakui Geopark Kebumen sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark,” ungkapnya dalam pernyataan yang dipublikasikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada Kamis, 12 September 2024.

Setelah keputusan tersebut, langkah berikutnya adalah penetapan resmi dan penyerahan Piagam UGGp oleh UNESCO. Sigit Tri Prabowo menjelaskan bahwa Geopark Kebumen mencakup berbagai aspek, termasuk geologi, budaya, kerajinan tangan, dan ekonomi lokal. “Para asesor menilai banyak faktor terkait warisan geologi, serta bagaimana masyarakat terlibat dalam pelestarian situs-situs geologi tersebut. Selain itu, dampak Geopark Kebumen terhadap kesejahteraan masyarakat juga menjadi pertimbangan utama,” paparnya.

Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, juga memberikan ucapan selamat atas pengakuan ini. Ia berharap bahwa pencapaian ini akan menjadi titik balik bagi Kabupaten Kebumen. “Keberhasilan Geopark Kebumen dalam mendapatkan status UGGp diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini adalah tujuan utama kami dalam perjuangan untuk menjadikan Geopark Kebumen bagian dari UNESCO Global Geopark,” tuturnya.

Tentang Geopark Kebumen

Nama Kebumen berasal dari istilah “Kabumian,” yang merujuk pada daerah tempat tinggal Kyai Bumi atau Pangeran Bumidirdjo. Kawasan ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan tentang bumi yang dengan sepenuh hati mempersembahkan keanekaragaman geologi, biologi, dan budaya kepada masyarakat.

Sejarah Geopark Kebumen dimulai pada tahun 2004, ketika Presiden Republik Indonesia menetapkan Kawasan Bentang Alam Karst Gombong Selatan (KBAK) sebagai kawasan pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 2006, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan kawasan Karangsambung sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi.

Kemudian, pada 30 November 2018, Geopark Karangsambung-Karangbolong ditetapkan sebagai Geopark Nasional. Geopark ini mencakup wilayah seluas 543.599 km² yang meliputi 12 kecamatan dan 117 desa. Kawasan ini meliputi wilayah utara, tengah, dan karst di selatan dengan morfologi yang bervariasi, termasuk perbukitan, lembah, dataran, hingga pantai.

Pada tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui Perbup No. 25 Tahun 2023 mengubah nama menjadi Geopark Kebumen. Perubahan ini juga disertai dengan perluasan kawasan geopark, yang kini mencakup luas daratan 1.138,70 km² dan luas lautan 21,98 km². Kawasan ini kini meliputi 22 kecamatan dan 374 desa.

Geopark Kebumen menyimpan berbagai situs menarik, seperti Geosite Watukelir, Gunung Parang, dan Cangkring yang terletak di bagian utara Kebumen. Selain itu, ada pula situs budaya seperti Benteng Van der Wijck Gombong dan anyaman daun pandan di Karanganyar, serta berbagai destinasi lainnya seperti Goa Jatijajar, hutan Mangrove Ayah, Pantai Menganti, konservasi tukik di Kaliratu, Pabrik Genteng Sokka, Pemandian Air Panas Krakal, Galeri Geopark di Dinas Perpustakaan, dan Museum Gerabah di Kutowinangun.

Daftar Geopark Indonesia

Dengan pengakuan Geopark Kebumen, jumlah geopark di Indonesia yang diakui oleh UNESCO kini mencapai 11. Berikut adalah daftar geopark Indonesia yang telah terdaftar sebagai UNESCO Global Geopark: