Dinamika Pasang Surut Air Laut
Kamu tentu tak asing lagi dengan fenomena alam yang menakjubkan, yaitu dinamika pasang surut air laut, bukan? Pembicaraan tentang hal ini mungkin akan langsung terhubung dengan bulan purnama, karena kebanyakan orang meyakini bahwa fenomena pasang surut di lautan dipengaruhi oleh bulan.
Ketika bulan purnama tiba, permukaan air laut dapat mencapai ketinggian tertinggi menuju garis pantai atau justru turun sangat dalam menjauhi garis pantai. Bahkan, pernah terjadi kejadian di mana air laut pasang hingga mencapai ketinggian 16 meter, setara dengan bangunan bertingkat 4. Tentu saja, hal ini menciptakan aura misteri yang menakutkan. Mengapa pasang surut air laut bisa mencapai ketinggian sebesar itu? Penasaran? Yuk, kita telusuri lebih dalam dalam uraian di bawah ini!
Definisi Pasang Surut Air Laut
Menghubungkan beberapa pernyataan sebelumnya, kita sering mendengar orang-orang berkata, “Hati-hati, guys, gelombangnya lagi pasang!” atau “Gelombangnya lagi surut nih, main pasir, yuk!” Namun, apakah kita benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan pasang surut air laut?
Pasang surut air laut adalah peristiwa pergerakan periodik permukaan air laut yang disebabkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik-menarik antara laut, matahari, dan bulan. Pasang naik terjadi saat air naik hingga batas terjauh garis pantai, sementara air surut terjadi ketika air turun dan menjauhi garis pantai.
Proses Terjadinya Pasang Surut Air Laut
Proses terjadinya pasang surut air laut melibatkan beberapa faktor. Gaya gravitasi bulan terhadap bumi dan rotasi bumi adalah faktor utama yang menyebabkan pasang naik dan surutnya air laut. Ketika sisi bumi yang paling dekat dengan bulan mengalami tarikan gravitasi bulan yang kuat, air laut naik, mencapai puncaknya di garis pantai. Di sisi lain, di belahan bumi yang jauh dari bulan, gaya rotasi bumi menyebabkan air menumpuk ketika mencoba menahan gerakannya, menciptakan air surut.
Jenis Pasang Surut Air Laut
Berdasarkan posisi bumi, matahari, dan bulan, kita dapat mengidentifikasi dua jenis utama pasang surut air laut: pasang purnama dan pasang perbani. Pasang purnama terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan sejajar atau membentuk sudut 180°, dan ini terjadi pada bulan purnama dan bulan baru. Pasang surut perbani, di sisi lain, terjadi ketika posisi matahari, bumi, dan bulan berada saling tegak lurus (90°), terjadi pada paruh akhir dan paruh awal bulan.
Selain itu, ada pasang surut diurnal, semidiurnal, dan campuran. Pasang surut diurnal terjadi satu kali pasang naik dan satu kali pasang surut dalam 24 jam. Pasang surut semidiurnal, di sisi lain, terdiri dari dua pasang naik dan dua pasang surut dalam 24 jam. Pasang surut campuran menggabungkan karakteristik keduanya, dengan dua pasang naik dan dua pasang surut dalam 24 jam.
Baca juga : Hierarki Lapisan Atmosfer dan Penjelasannya!
Manfaat Pasang Surut Air Laut
Setelah memahami pengertian dan jenis-jenis pasang surut air laut, selanjutnya kita eksplorasi manfaat dari fenomena alam yang luar biasa ini. Nelayan memanfaatkan pasang surut untuk menentukan waktu yang tepat dalam berlayar dan menangkap ikan. Petani tambak garam juga memperoleh keuntungan dengan mengambil air laut saat pasang untuk dijadikan garam.
Pentingnya pasang surut juga terlihat dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA). PLTA memanfaatkan energi dari pasang naik dan pasang surut air laut untuk menggerakkan generator dan menghasilkan listrik. Dengan demikian, pasang surut turut mendukung penyediaan listrik bagi masyarakat.
Melalui pemahaman dan pemanfaatan pasang surut air laut, kita dapat merasakan manfaatnya dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Fenomena ini tidak hanya memberikan keindahan alam yang mengagumkan, tetapi juga menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan secara bijaksana untuk kesejahteraan manusia.