Penelitian

5 Hewan yang Pernah Berperan sebagai Agen Rahasia

Advertisements

Konsep agen rahasia sering kali dikaitkan dengan manusia, tetapi ternyata beberapa hewan juga pernah menjalankan tugas-tugas rahasia yang tidak kalah menarik. Di masa lalu, sebelum teknologi penyadap modern dan kamera mini canggih diperkenalkan, berbagai negara menggunakan hewan untuk menjalankan misi-misi spionase. Peran mereka sebagai mata-mata ini dimulai sejak era Perang Dunia.

Namun, tidak semua hewan dipilih untuk peran ini. Lembaga-lembaga intelijen memilih hewan-hewan yang tidak hanya mudah dilatih tetapi juga memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Berikut adalah lima hewan yang pernah menjadi agen rahasia dalam sejarah:

1. Merpati

Sering kali digambarkan dalam film sebagai pembawa pesan rahasia, merpati sebenarnya memiliki peran penting dalam spionase. Pada masa Perang Dunia II, merpati digunakan oleh Sekutu sebagai alat pengumpulan informasi. Menurut laporan Al Jazeera, pada tahun 1970-an, CIA meluncurkan Operasi Tacana, di mana merpati yang dilengkapi dengan kamera mini diterbangkan ke Uni Soviet untuk mengambil foto lokasi-lokasi strategis.

2. Lumba-lumba

Selama periode Perang Dingin, angkatan laut Soviet memanfaatkan mamalia laut dalam berbagai program spionase. Salah satu programnya melibatkan pelatihan lumba-lumba di sekitar Sevastopol. Setelah pembubaran Uni Soviet dan berdirinya Rusia, negara ini melanjutkan program tersebut untuk melatih lumba-lumba mendeteksi dan menyerang penyelam musuh di pangkalan armada Laut Hitam di Krimea.

Tidak hanya Rusia, Angkatan Laut Amerika Serikat juga memanfaatkan lumba-lumba melalui Program Mamalia Laut (MMP) untuk pengawasan bawah air dan pengumpulan intelijen. Pada tahun 1960-an, CIA meluncurkan Proyek OXYGAS, di mana lumba-lumba dilatih untuk memasang alat peledak pada kapal musuh. Program ini melibatkan dua lumba-lumba hidung botol liar yang ditangkap untuk keperluan tersebut.

3. Kucing

Kucing juga menjadi bagian dari operasi spionase. Pada tahun 1960-an, CIA memulai proyek yang dikenal sebagai Operasi Acoustic Kitty. Proyek ini bertujuan untuk memasang mikrofon di telinga kucing agar dapat merekam percakapan yang terjadi di sekitarnya, seperti di dekat diplomat atau agen Soviet. Konsepnya adalah bahwa kucing, sebagai hewan peliharaan yang tampak biasa, tidak akan menarik perhatian di tempat umum maupun di area tertutup.

Sayangnya, meskipun teknologi ini berhasil dari segi desain, kucing-kucing tersebut tidak mudah dikendalikan. Selama pengujian lapangan, mereka seringkali tidak mengikuti perintah dan pergi ke lokasi yang tidak diinginkan, sehingga proyek ini tidak memenuhi ekspektasi.

4. Tikus

Dalam eksperimen bernama “dead drop,” CIA menggunakan tikus mati sebagai alat untuk menyembunyikan pesan rahasia. Selama Perang Dingin, Kantor Layanan Teknis CIA menyarankan pemanfaatan bangkai tikus yang diolah dengan agen pengawet untuk menyembunyikan dokumen penting di dalamnya. Sayangnya, pengujian lapangan menunjukkan masalah yang tidak terduga: bangkai tikus sering kali diambil oleh kucing sebelum agen dapat mengambilnya.

Baca juga: Sampah Plastik dari Indonesia Bisa Sampai ke Afrika

5. Paus Beluga

Hvaldimir, seekor paus beluga putih, menjadi sorotan publik pada tahun 2019 ketika muncul di perairan Norwegia. Nama Hvaldimir merupakan gabungan dari kata Norwegia untuk paus, “Hval,” dan bagian dari nama depan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Paus ini menarik perhatian karena mengenakan tali kekang dengan tulisan “Peralatan St. Petersburg,” yang menimbulkan spekulasi bahwa Hvaldimir mungkin merupakan bagian dari program spionase angkatan laut Rusia yang melibatkan hewan laut.

Baru-baru ini, Hvaldimir ditemukan tanpa nyawa di lautan, dan lembaga pelindung satwa yang mengangkat jasadnya masih mencari tahu penyebab kematian paus tersebut, menambah misteri seputar peran rahasianya.

Kelima hewan ini menunjukkan bahwa spionase dan pengumpulan intelijen tidak hanya melibatkan manusia tetapi juga berbagai spesies hewan yang, meskipun tidak sering terlihat, memiliki peran penting dalam sejarah intelijen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *