SekolahUncategorized

Suku Sunda, Etnis dengan Jumlah Terbesar Kedua di Indonesia

Advertisements

Setelah suku Jawa, Suku Sunda merupakan suku terbesar kedua di Indonesia dengan populasi mencapai sekitar 37 juta jiwa. Mereka mendiami wilayah asli di provinsi Jawa Barat, meliputi Banten, Cirebon, Purwakarta, Cianjur, Sumedang, Bandung, hingga Ciamis. Bahasa sehari-hari yang mereka gunakan dikenal sebagai bahasa Sunda.

Logat khas Sunda memberikan daya tarik tersendiri bagi pendengarnya. Salah satu ciri khas bahasa Sunda adalah penambahan kata ‘mah’ dan ‘teh’ dalam percakapan sehari-hari. Bahasa ini sangat dikenal di seluruh Indonesia.

Asal-Usul Suku Sunda

Secara etimologi, kata “Sunda” berasal dari bahasa Sansekerta “Sund atau Suddha” yang berarti “bersinar, terang, cemerlang, putih, dan bersih”. Nama ini digunakan untuk menggambarkan karakteristik masyarakat Sunda yang dianggap “cageur” (sehat), “bageur” (baik), “bener” (benar), “singer” (terampil), dan “pinter” (cerdas) dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Sejak zaman kerajaan, karakteristik positif ini telah menjadi bagian integral dari identitas masyarakat Sunda. Mereka dikenal dengan kehalusan budi pekerti dan kontribusi mereka terhadap kemakmuran lingkungan sekitarnya.

Suku Sunda memiliki peran penting dalam sejarah Nusantara, yang terbukti dari keberadaan kerajaan-kerajaan Sunda yang berpengaruh seperti Sriwijaya, Majapahit, Mataram, Banten, dan Cirebon. Mereka terkenal dengan kecintaan damai dan keberhasilan menjaga ketentraman wilayahnya.

Kebudayaan Suku Sunda

Nama “Sunda” pertama kali digunakan oleh Raja Punawarman pada tahun 397 untuk menggambarkan ibukota Kerajaan Tarumanegara. Karakteristik masyarakat Sunda terkenal dengan etos Kasundaan yang mereka pegang erat sejak zaman kerajaan hingga saat ini.

Ada beberapa fakta menarik terkait tradisi dan kebudayaan masyarakat Parahiyangan ini:

  1. Tari Jaipong

Tari Jaipong adalah tarian tradisional yang lahir pada tahun 1970-an dari Tanah Sunda. Tarian ini terkenal dengan gerakan energik dan unik, serta unsur gerakan humoris yang mengundang tawa penonton. Populer di dalam dan luar negeri, Jaipong pernah ditampilkan di Festival International Babylon di Irak.

  1. Adanya Istilah “Pamali” atau Larangan

Istilah “Pamali” berasal dari kebiasaan masyarakat Sunda yang mengartikan larangan atau pantangan dalam hal-hal yang melanggar tradisi. Pamali sering digunakan untuk menjaga ketaatan terhadap norma adat dan kebiasaan lingkungan sekitar.

  1. Aksara Sunda

Seperti aksara Jawa, aksara Sunda merupakan huruf dan tulisan tradisional masyarakat Sunda. Penggunaannya telah tercatat sejak abad ke-14, seperti pada prasasti Kawali di Ciamis.

  1. Tokoh “Si Cepot” yang Mendunia

Wayang golek merupakan seni pertunjukan yang populer di Jawa Barat, dengan tokoh Si Cepot sebagai salah satu yang paling dikenal. Pertunjukan ini mengisahkan kisah Ramayana dan Mahabharata dalam bahasa Sunda, dan telah merambah ke mancanegara.

  1. Tari Ronggeng

Selain Jaipong, tari ronggeng juga merupakan bagian dari kebudayaan tradisional Jawa Barat. Tarian ini terkenal karena disertai oleh seorang penari perempuan yang menjadi pusat hiburan di acara sosial.

Suku Sunda tidak hanya dikenal karena kelembutan dan etosnya, tetapi juga karena budaya dan tradisi yang kaya. Mereka memiliki panduan hidup yang mendorong saling menghargai antar sesama, sehingga mudah diterima di berbagai komunitas di seluruh dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *