Mikroplastik Terdeteksi di Jantung, Otak, dan Kaki Manusia
Di awal tahun 2024, sebuah penelitian penting mengungkap temuan mengejutkan: mikroplastik, partikel kecil plastik yang berasal dari pemecahan plastik yang lebih besar, ditemukan di lebih dari 50% deposit lemak dari arteri yang tersumbat pada tubuh manusia. Temuan ini menandai data pertama yang menghubungkan mikroplastik dengan dampak negatif pada kesehatan manusia.
Namun, penelitian terbaru dari China melaporkan penemuan yang lebih mengejutkan. Studi ini mengungkapkan bahwa mikroplastik terdeteksi dalam gumpalan darah yang diangkat melalui operasi dari arteri di jantung dan otak, serta dari pembuluh darah di kaki bagian bawah.
Detail Penelitian
Dilansir dari Science Alert, studi ini merupakan penelitian kecil yang melibatkan 30 pasien. Meskipun jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian plak arteri yang diterbitkan pada Maret 2024, yang melibatkan 257 pasien selama 34 bulan, temuan ini tetap signifikan.
Tim Italia sebelumnya menemukan bahwa keberadaan mikroplastik dalam plak arteri dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Penelitian dari China menunjukkan hubungan potensial serupa antara tingkat mikroplastik dalam gumpalan darah dan keparahan penyakit yang diderita pasien.
Pasien dalam studi ini menjalani operasi untuk menghilangkan gumpalan darah setelah mengalami kondisi medis seperti stroke, serangan jantung, atau trombosis vena dalam—yaitu, pembekuan darah yang terbentuk di pembuluh darah vena dalam, biasanya di kaki atau panggul.
Hasil Penelitian
Pasien yang terlibat dalam studi ini memiliki rata-rata usia 65 tahun dan beragam latar belakang kesehatan serta gaya hidup, termasuk kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, tekanan darah tinggi, atau diabetes. Semua pasien menggunakan produk plastik dalam kehidupan sehari-hari mereka dan berasal dari berbagai wilayah, dengan pembagian hampir seimbang antara daerah pedesaan dan perkotaan.
Para peneliti menemukan mikroplastik dalam 24 dari 30 gumpalan darah yang dianalisis. Mikroplastik yang terdeteksi memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Teknik analisis kimia yang digunakan mengidentifikasi plastik jenis polivinil klorida (PVC) dan polietilena (PE)—dua jenis plastik yang paling umum diproduksi dan digunakan. PVC sering digunakan dalam konstruksi, sedangkan PE digunakan dalam pembuatan botol dan tas belanja.
Penelitian juga menemukan poliamida 66 (PA66), plastik yang umum digunakan dalam kain dan tekstil, dalam beberapa gumpalan darah. Dari 15 jenis plastik yang diidentifikasi, PE adalah yang paling umum, terdiri dari 54% partikel yang dianalisis.
Kaitan dengan Kesehatan
Temuan lain dari studi ini menunjukkan bahwa pasien dengan tingkat mikroplastik yang lebih tinggi dalam gumpalan darah mereka juga memiliki kadar D-dimer yang lebih tinggi. D-dimer adalah fragmen protein yang dilepaskan saat gumpalan darah pecah dan biasanya tidak ada dalam plasma darah. Kadar D-dimer yang tinggi dapat mengindikasikan adanya pembekuan darah, dan peneliti menduga bahwa mikroplastik mungkin memperburuk pembekuan darah tersebut.
Baca juga : Mengapa Kita Cenderung Bersin Saat Terkena Sinar Matahari?
Kebutuhan Penelitian Lebih Lanjut
Meski hasil ini memberikan wawasan baru, penelitian lebih lanjut masih diperlukan. Studi ini tidak mengukur mikroplastik dalam darah pasien secara langsung, dan sebagai penelitian observasional, hanya dapat menunjukkan kemungkinan hubungan, bukan sebab-akibat yang pasti.
“Temuan ini menunjukkan bahwa mikroplastik mungkin menjadi faktor risiko potensial yang terkait dengan kesehatan pembuluh darah,” kata Tingting Wang, seorang dokter-ilmuwan di Rumah Sakit Afiliasi Pertama dari Shantou University Medical College di China, dan rekan-rekannya dalam makalah penelitian mereka.
Wang menekankan perlunya penelitian di masa depan dengan sampel yang lebih besar untuk mengidentifikasi sumber paparan mikroplastik dan memvalidasi kecenderungan yang diamati dalam studi ini. Dengan meningkatnya perhatian terhadap dampak mikroplastik pada kesehatan, studi mendatang diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai hubungan ini dan potensi risikonya bagi kesehatan manusia.

