Ahli Temukan Flora Endemik Terancam Punah Hanya di Jember
Para ahli dari Balai Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Yayasan Save Indonesian Nature & Threatened Species (SINTAS), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini menemukan flora endemik terancam punah yang sebelumnya tidak tercatat di TNMB. Tanaman tersebut, Dehaasia pugerensis, konon hanya ditemukan di Jember, Jawa Timur, dengan populasi yang tersisa hanya 191 individu dewasa. Penemuan ini menggambarkan pentingnya penelitian dan konservasi terhadap flora yang terancam punah di Indonesia.
Penemuan Flora Endemik Dehaasia
Dehaasia pugerensis pertama kali ditemukan di blok Curah Luwak, Resort Andongrejo, pada 14 Agustus 2024. Penemuan ini merupakan bagian dari kegiatan “Race Against Extinction” yang diikuti oleh peserta pelatihan dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa dan peneliti. Mereka dilatih untuk mengenali dan mengeksplorasi flora endemik, dan beberapa individu Dehaasia juga ditemukan di lokasi lain, seperti di Blok Pringtali dan Resort Wonoasri, menunjukkan bahwa spesies ini masih dapat ditemukan di berbagai area dalam taman nasional.
Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan TNMB menjelaskan bahwa BRIN telah melakukan penelitian terhadap tanaman ini sejak 2020. Penelitian tersebut mengkonfirmasi bahwa Dehaasia adalah satu-satunya flora endemik di Kabupaten Jember, tepatnya di Kecamatan Puger. Penemuan ini menjadi titik penting dalam upaya konservasi, karena Dehaasia kini telah masuk dalam daftar merah IUCN dengan kategori terancam kritis. Ini menunjukkan bahwa flora ini membutuhkan perhatian dan perlindungan lebih lanjut untuk memastikan kelangsungan hidupnya.
Nur Rohmah, dari TNMB, menyatakan bahwa penemuan ini berawal dari pelatihan eksplorasi flora yang diadakan oleh Yayasan SINTAS Indonesia dan BRIN. Selama pelatihan, peserta diberikan kesempatan untuk terjun langsung ke kawasan hutan di TN Meru Betiri, di mana mereka menemukan tumbuhan endemik yang terancam punah itu tumbuh di tepi jalan. Ini menyoroti pentingnya pelatihan dan keterlibatan masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan.
Dia optimis bahwa Dehaasia dapat ditemukan di lokasi lain dalam TNMB, dan rencananya, inventarisasi populasi akan dilanjutkan. Dengan tambahan Dehaasia, total flora di TN Meru Betiri kini menjadi 603 jenis. Keberadaan flora ini juga menunjukkan potensi ekosistem hutan hujan tropis yang masih kaya di Pulau Jawa.
Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Meru Betiri
Taman Nasional Meru Betiri sendiri merupakan salah satu kawasan hutan hujan tropis di Pulau Jawa, menyimpan keanekaragaman hayati yang kaya. Tercatat setidaknya ada 512 jenis satwa yang terdiri dari 31 mamalia, 7 reptil, 254 aves, 123 insecta, 40 pisces, 71 arthropoda, 17 odonata, 10 amfibi, dan 6 bivalvia. Keanekaragaman ini menjadikan TNMB sebagai salah satu lokasi penelitian yang sangat berharga bagi ilmuwan dan peneliti.
Dengan penemuan flora baru ini, para ahli berharap dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi terhadap spesies-spesies langka dan terancam punah. Masyarakat di sekitar taman nasional juga diharapkan dapat berperan aktif dalam melestarikan keanekaragaman hayati lokal. Upaya konservasi yang terintegrasi antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat lokal adalah kunci untuk menjaga keberlangsungan flora dan fauna di TN Meru Betiri.

