Mendalami Efek dan Teori Media
Pernahkah Anda merasa tergoda untuk membeli produk pembersih wajah yang diiklankan sebagai mampu mencerahkan kulit setelah menyaksikan iklan tersebut di televisi? Jika ya, maka Anda sudah mengalami dampak dari media, meskipun tanpa Anda sadari. Kajian mengenai efek teori media telah menjadi fokus utama para akademisi ilmu komunikasi seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi.
Sejak Perang Dunia II, para peneliti mulai meneliti dampak media massa terhadap masyarakat. Media massa dianggap memiliki pengaruh besar dalam membentuk nilai-nilai, ideologi, dan budaya masyarakat. Seiring dengan itu, berbagai teori tentang efek media telah dikembangkan, seperti Teori Jarum Suntik (Hypodermic Needle Theory), Teori Penjadwalan Agenda (Agenda-Setting Theory), dan Teori Pembibitan (Cultivation Theory).
Pemahaman tentang Efek Media
Pengembangan teori tentang efek media dapat dibagi menjadi beberapa periode. Pada awal abad ke-20, media diyakini memiliki pengaruh yang tidak terbatas dalam membentuk perilaku, sikap, dan respons audiens terhadap isu-isu tertentu. Pada periode ini, audiens dianggap sebagai objek yang pasif yang tidak memiliki kemampuan untuk menyaring informasi, seperti yang dijelaskan dalam Teori Jarum Suntik.
Pada masa selanjutnya, media mulai dilihat tidak memberikan pengaruh langsung terhadap audiens, dan Teori Aliran Komunikasi Dua Langkah (Two-Step Flow of Communication) menjadi populer. Periode berikutnya ditandai dengan dominasi televisi, di mana perhatian akademisi beralih ke efek jangka panjang dari media massa, seperti yang dijelaskan dalam Teori Penjadwalan Agenda.
Di era media baru dalam dunia komunikasi modern, penelitian berkembang untuk memahami bagaimana media baru memengaruhi pola komunikasi dan cara individu atau kelompok menyerap informasi.
Memahami Teori Media
Teori Jarum Suntik
Teori ini menyatakan bahwa efek media massa tidak diberikan secara langsung kepada audiens, tetapi melalui perantara seperti opinion leader. Sebagai contoh, informasi tentang pencegahan COVID-19 yang disampaikan oleh influencer dapat memiliki dampak lebih besar daripada pesan yang sama dari pemerintah.
Teori Kepuasan dan Penggunaan (Uses and Gratifications Theory)
Teori ini menekankan bahwa audiens secara aktif memilih dan menggunakan media sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan mereka. Ada lima asumsi utama dalam teori ini, termasuk bahwa audiens memilih media untuk memenuhi kebutuhan mereka dan bahwa lingkungan sosial memengaruhi pemilihan media.
Teori Penjadwalan Agenda
Menurut teori ini, media massa memiliki peran penting dalam menentukan apa yang harus dipikirkan oleh masyarakat dan memberikan alasan mengapa hal tersebut penting. Media melakukan gatekeeping untuk menentukan isu-isu yang diberitakan dan cara mengemasnya.
Teori Medium
Teori ini menekankan bahwa sifat suatu medium komunikasi memengaruhi bagaimana informasi disampaikan dan diterima oleh individu dan masyarakat. Medium bisa bersifat bias ruang atau bias waktu, dan memengaruhi pola komunikasi dan persepsi masyarakat.
Baca juga : Memahami Konsep dan Operasional dalam Perbankan Islam
Pesan Medium adalah Pesan Itu Sendiri
Istilah ini mengacu pada gagasan bahwa medium komunikasi itu sendiri memiliki pengaruh yang signifikan dalam menyampaikan pesan dan membentuk pemahaman masyarakat. Perkembangan medium juga dapat menimbulkan perubahan dalam masyarakat.
Ekonomi Politik Media
Studi ekonomi politik media menyoroti hubungan antara struktur ekonomi dan industri media. Media massa tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga melayani kepentingan ekonomi. Ekonomi politik media melibatkan konsep-konsep seperti komodifikasi, spatialization, dan structuration untuk menjelaskan hubungan antara media dan kepentingan ekonomi.
Media dan Konsumerisme
Media berperan dalam mempengaruhi konsumerisme di masyarakat dengan menciptakan budaya konsumsi bersama. Tayangan media memengaruhi pola konsumsi dan menciptakan budaya konsumsi yang bersifat materialis.
Dengan memahami lebih dalam tentang efek media dan teori yang terkait, kita dapat menjadi lebih kritis dan selektif dalam mengonsumsi informasi yang disampaikan oleh media. Literasi media yang baik sangat penting untuk dapat melihat melampaui klaim dan pesan yang disampaikan oleh media, serta memahami dampak yang dimiliki oleh media dalam membentuk pandangan dan tindakan kita.