Mahasiswa ITB Ciptakan Petri-dish Art
Mungkin melukis menggunakan mikroba terdengar seperti ide yang aneh, namun praktik ini sebenarnya telah ada sejak tahun 1928. Dipopulerkan oleh ilmuwan Alexander Fleming, teknik ini dikenal dengan sebutan Petri-dish Art atau Agar Art. Fleming menggunakan mikroba Penicillium untuk menciptakan sebuah medali jamur, dan dari sinilah semuanya bermula.
Asal Usul Petri-dish Art
Petri-dish Art merupakan sebuah bentuk seni yang memanfaatkan mikroba untuk menghasilkan pigmen atau tekstur tertentu. Dalam prosesnya, mikroba ditumbuhkan pada media agar di dalam cawan petri untuk menciptakan pola artistik yang unik. Proses pembuatan karya ini melibatkan beberapa langkah penting: persiapan media agar, inokulasi, inkubasi selama dua hingga tiga hari, serta proses preservasi untuk mengawetkan hasil karya.
Setelah melalui tahap preservasi, karya seni dari mikroba tersebut bisa dinikmati dan keindahannya tak kalah dengan lukisan yang dihasilkan di atas kanvas. Tanpa peran Alexander Fleming, kemungkinan besar seni ini tidak akan pernah ada.
Mengenal Alexander Fleming
Menurut Smithsonian Magazine, Alexander Fleming adalah seorang biologi muda asal Skotlandia yang terkenal karena laboratoriumnya yang berantakan. Di antara berbagai cawan petri dan mikroba yang berserakan, Fleming menemukan sesuatu yang luar biasa. Suatu hari di bulan September 1928, ia kembali dari perjalanan dan menemukan lendir yang tumbuh di tumpukan kultur bakteri. Lendir tersebut adalah jamur yang secara tidak terduga membunuh bakteri yang ada di sekitarnya. Dari penemuan ini, ia mengidentifikasi sifat antibiotik dari penisilin, yang kemudian mengubah dunia medis.
Sebelum menjadi penemu penisilin, Fleming memiliki ketertarikan di bidang seni. Ia merupakan anggota Klub Seni Chelsea dan sering melukis organisme hidup, termasuk balerina, rumah, dan adegan sehari-hari, menggunakan bakteri sebagai medium.
Fleming menghasilkan karya seni dengan menumbuhkan mikroba yang memiliki pigmen alami di area tertentu pada media agar. Meskipun sulit, ia berhasil menemukan jenis mikroba yang menghasilkan warna-warna menarik, membuktikan bakat seninya yang otodidak.
Pengenalan Petri-dish Art oleh Mahasiswa ITB
Baru-baru ini, Petri-dish Art diperkenalkan kembali oleh mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui acara “Workshop Petri-Dish Art” yang diadakan pada Sabtu, 14 September 2024, di Laboratorium Instrumentasi Barat, Labtek XI, ITB. Ketua pelaksana, Beatrice Andreanna Wijaya, menyatakan bahwa workshop ini merupakan bagian dari pre-event untuk memperingati International Microorganism Day (IMD).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa serta memperkenalkan dunia mikrobiologi kepada masyarakat luas. “Kegiatan ini membuktikan bahwa seni dan sains adalah dua hal yang saling melengkapi,” ujar Beatrice, seperti yang dilaporkan oleh laman resmi ITB pada 4 Oktober 2024.
Proses dan Media yang Digunakan
Dalam proses menumbuhkan mikroorganisme seperti bakteri atau jamur, diperlukan media pertumbuhan yang tepat. Beberapa jenis media agar yang digunakan dalam workshop ini termasuk Nutrient Agar (NA) dan Eosin-Methylene Blue (EMB). Dengan menggunakan media ini, peserta workshop diajarkan cara mengembangkan dan menciptakan seni dari mikroba.
“Acara ini merupakan contoh nyata bagi masyarakat dan akademisi bahwa ilmu mikrobiologi dapat menghasilkan karya seni melalui aktivitas sehari-hari dengan cara yang tidak terduga,” tutup Beatrice.
Baca juga : Studi Mengungkap: Keyakinan Diri Kunci Sukses Akademik
Petri-dish Art tidak hanya menjadi jembatan antara seni dan sains, tetapi juga sebuah bentuk ekspresi kreativitas yang memanfaatkan mikroba. Melalui workshop yang diadakan oleh mahasiswa ITB, diharapkan semakin banyak orang yang mengenal dan mengapresiasi keindahan serta keunikan seni ini. Dengan inspirasi dari Fleming, kita bisa melihat bahwa di balik dunia mikrobiologi yang terlihat rumit, terdapat peluang untuk menciptakan keajaiban yang dapat dinikmati banyak orang.

